Ekonom Ragukan Data BPS soal Penurunan Angka Kemiskinan: Datanya Kurang Valid

INDOPOSCO.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) mengemukakan data jumlah penduduk miskin per Maret 2025 mencapai 8,47 persen dari total populasi Indonesia, atau sekitar 23,8 juta jiwa. Angka tersebut turun 0,1 persen poin dibandingkan September 2024.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira meragukan data yang dirilis BPS soal penurunan angka kemiskinan. Menurutnya, angka kemiskinan selama menggunakan metode garis kemiskinan lama, tidak akan menjawab realita di lapangan.
“Jadi, BPS kalau masih keluarkan angka kemiskinan tanpa revisi garis kemiskinan sama saja datanya kurang valid,” ujar Bhima dalam keterangannya, Jakarta, Sabtu (26/7/2025).
Selama ini, terdapat kesenjangan yang mencolok antara data kemiskinan resmi milik pemerintah Indonesia dan data dirilis lembaga internasional. Berdasarkan laporan terbaru World Bank, sekitar 68,2 persen penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan internasional, atau setara dengan 194,4 juta jiwa.
Angka itu sangat berbeda dengan data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat hanya 8,57 persen atau 24,06 juta orang yang dikategorikan miskin. Meski metodologi keduanya berbeda, disparitas sebesar delapan kali lipat ini menunjukkan ada masalah dalam cara mendefinisikan kemiskinan.
BPS sudah hampir lima dekade menggunakan pendekatan pengukuran kemiskinan dengan berbasiskan pengeluaran serta variabel, yang tidak banyak berubah dan tidak lagi sesuai dengan realitas ekonomi.
Bhima menambahkan, akibat data BPS tidak bisa jadi acuan program bantuan sosial karena masalah keakuratan data membuat pemerintah mengeluarkan anggaran lebih besar untuk identifikasi penerima manfaat.
“Seharusnya data BPS bisa dipakai untuk program pengentasan kemiskinan, tapi pemerintah harus mencari data sendiri by name by address untuk memetakan orang miskin menurut kriteria yang beda dengan BPS,” jelasnya.
BPS mencatat persentase penduduk miskin pada Maret 2025 menurun 0,10 persen terhadap September 2024, menjadi 8,47 persen. Jumlah penduduk miskin berkurang 210 ribu orang pada periode sama, mencapai 23,85 juta orang. (dan)