Pengamat Imbau Prabowo Ralat Ucapannya terkait Jangan Ada Pihak yang Menganggu

INDOPOSCO.ID – Pernyataan Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto yang tak ingin diganggu dan bagi yang tidak mau kerja sama nonton saja di pinggir jalan menuai polemik. Bagi pengamat politik Muslim Arbi, hal ini dianggap sebagai pernyataan berbahaya.
“Menurut saya ini pernyataan keliru di era demokrasi. Itu dapat diartikan Prabowo merasa paling benar sendiri. Bahkan ini pernyataan berbahaya,” kata Muslim kepada INDOPOS, Minggu (12/5/2024).
Muslim mengatakan, mengapa dirinya beranggapan berbahaya, karena beraroma militeristik.
“Apalagi dia mantan militer, bisa jadi pernyataannya itu beraroma militeristik. Sistem militeristik itu bertentang dengan sistem demokrasi,” cetusnya.
Muslim menjelaskan, demokrasi mengandung paham check and balancing.
“Sistem kontrol diperkuat. Kontrol itu perlu opoisisi. Kekuatan opoisisi itu sebagai penyeimbang. Kalau tidak demikian, akan lahir pemerintahan otoriter. Mutlak-mutlakan, merasa paling benar sendiri. Itu ciri pemerintahan Komunis. Sistem partai tunggal seperti di RRC (Republik Rakyat China),” ujarnya.
Apalagi, kata Muslim, setelah bertemu dengan Presiden Xi Jinping, Prabowo sesumbar akan meniru China.
“Itu jelas bertentangan dengan falsafah, konsutusi dan Tujuan Negara di dirikan oleh para Founding Fathers dan Founding Mothers,” imbuh Muslim.
Direktur Gerakan Perubahan ini pun mengimbau kepada Prabowo untuk mengklarifikasi hal tersebut.
“Saran saya Prabowo ralat pernyataan itu, dan Prabowo harus bilang, bagi yang tidak sejalan, jangan menonton dari pinggir jalan, tapi kontrol kami dengan ketat. Mari kita kelola bersama Negara ini,” ucapnya.
“Tidak hanya sebagai nada ancaman ke pihak oposisi, pernyataan Prabowo itu juga akan dianggap menakutkan bagi investor yang akrab dengan demokrasi. Bisa jadi pernyataan itu jika tidak diralat atau diubah investor kabur dan ekonomi makin hancur. Arus Investasi ogah masuk. Karena di negeri ini akan dibuat hukum, kedaulatan rakyat, dan demokrasi diabaikan,” tambahnya.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto meminta kepada pihak-pihak yang tidak mau diajak kerja sama untuk tidak mengganggu pemerintahannya kelak.
Prabowo menegaskan dirinya hanya ingin bekerja dan mengamankan kekayaan bangsa. Hal tersebut Prabowo sampaikan dalam acara Bimbingan Teknis dan Rapat Koordinasi Nasional Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Partai Amanat Nasional (PAN) di Jakarta, Kamis (9/5/2024) malam.
“Saya akan berjuang terus bersama semua kekuatan yang mau diajak kerja sama. Yang tidak mau diajak kerja sama tidak apa-apa. Kalau ada yang mau nonton di pinggir jalan, silakan jadi penonton yang baik,” ujarnya.
“Tapi kalau sudah tidak mau diajak kerja sama, ya jangan mengganggu. Orang lagi mau kerja kok. Kita mau kerja. Kita mau kerja. Kita mau amankan kekayaan bangsa Indonesia,” sambungnya.
Prabowo menjelaskan, dirinya tidak ingin ada lagi orang Indonesia yang menangis karena lapar. Dia menekankan rakyat Indonesia tidak boleh tidak bisa makan.
“Saya yakin saudara tidak terima. Saya malu saya dikasih pangkat jenderal oleh rakyat. Saya dipilih oleh rakyat. Siang dan malam kita berpikir, saya berpikir, bagaimana rakyat Indonesia tidak ada yang lapar,” tegasnya.
Menurut Prabowo, semua partai politik di Indonesia pasti punya orang-orang baik dan orang-orang yang tidak baik.
Dia bahkan mengakui di Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pun banyak orang tidak baik.
“Mari kita akui. Iya kan? Kita boleh punya jiwa korsa, tapi kita juga harus introspeksi diri. Di Gerindra pun juga banyak yang kurang baik, banyak yang baik banyak yang kurang baik. Di semua organisasi ada yang baik dan ada yang kurang,” katanya.
“Sekarang bagaimana yang baik-baik dari semua latar belakang bisa kerja sama? Ini pelajaran sejarah. Indonesia tidak bisa dibendung. Kecuali elite Indonesia tidak bisa atau tidak mau kerja sama. Kuncinya itu,” imbuhnya. (dil)