Prabowo Anggap Angka Keracunan MBG Kecil, IAKMI: 2 Kasus Sudah KLB

INDOPOSCO.ID – Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mempertanyakan, cara pandangan pemerintah dalam melihat kasus keracunan akibat menu program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang membandingkan dengan jumlah makanan sudah didistribusikan kepada penerima manfaat. Seharusnya pemerintah merespons kasus keracunan sebagai suatu masalah.
“Kalau bicara persentase memang benar, sedikit hanya 1 persen dari sekian puluh juta. Nah, balik kepada mau cuma lihat ‘persentase’ atau melihat ini sebagai masalah?,” kata Bendahara Umum Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Jakarta Narila Mutia Nasir kepada INDPOSCO melalui gawai, Jakarta, Selasa (30/9/2025).
Padahal temuan keracunan akibat MBG tidak bisa dilihat dari kacamata jumlahnya. Meski hanya muncul sedikit kasus, harus segera ditangani dengan serius.
“Sementara tadi sudah saya jelaskan untuk kasus keracunan, minimal dua saja sudah masuk kategori KLB (Kejadian Luar Biasa),” ujar Narila Mutia.
Dalam cara pandang yang menempatkan kesehatan sebagai fenomena sosial dan kolektif, bukan hanya masalah individu, kasus keracunan massal akibat MBG merupakan masalah besar.
“Nah, jadi kalau dibilang kecil ya kecil persentasenya, tapi itu masalah besar kalau menyangkut keracunan makanan jika dilihat dari perspektif kesehatan masayarakat,” imbuh Narila.
Presiden Prabowo Subianto mengklaim, angka keracunan makanan akibat menu program makan bergizi gratis (MBG) sangat kecil dari total makanan yang telah dibagikan kepada penerima manfaat.
“Kita hitung dari semua makanan yang keluar, penyimpangan atau kekurangan atau kesalahan itu adalah 0,00017 persen,” ujar Prabowo terpisah dalam Musyawrah Nasional (Munas) VI Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jakarta, Senin (29/9/2025).
Ia menyatakan, penerima manfaat program MBG telah mencapai puluhan juta. Namun, ia tidak menyebutkan secara detail data pencapaiannya. Di sisi lain, ia menyadari program tersebut masih harus diperbaiki.
“Sampai hari ini sudah menjelang 30 juta penerima manfaat, anak dan ibu hamil terima makanan. Ada kekurangan? Ya. Ada keracunan makanan? Iya,” tutur Prabowo.
Kasus keracunan terbaru akibat program MBG terjadi di Kabupaten Bandung Barat baru-baru ini. Jumlah korbannya tembus 1.000 anak. Sementara berdasar laporan Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), data pemantauan terbaru pada 27 September 2025 jumlah korbannya mencapai 8.649 korban. (dan)