Pemakan Anjing
INDOPOSCO.ID – Kucing dan anjing bisa diperlakukan lebih istimewa daripada manusia. Maka ketika ada yang mengatakan ”mereka makan anjing” orang marah luar biasa pada mereka.
Apalagi yang mengatakan itu tokoh sekelas Presiden Donald Trump. Didukung pula oleh calon wakil presidennya, JD Vance.
Yang dimaksud ”mereka” adalah pendatang dari Haiti yang tinggal di kota Springfield, Ohio. Kota ini berdekatan dengan kampung halaman Vance.
”Mereka” itu kulit hitam.
Maka penduduk Springfield yang mayoritas kulit putih, marah kepada para pendatang itu.
Isu ”orang Haiti makan binatang piaraan” itu memang beredar luas. Di medsos. Bahkan ikut diviralkan oleh tokoh sekelas Elon Musk.
Isu itu menjadi top secara nasional ketika Trump ikut mengatakannya. Yakni saat Trump berdebat dengan lawannya, Kamala Harris.
Sejak itu orang-orang Haiti di Springfield ketakutan. Sampai ada yang melarang anaknya masuk sekolah.
Ada yang tidak berani meninggalkan rumah.
Ada yang mobilnya dirusak di malam hari.
Ada pula ancaman bom. Dan penembakan.
Isu kucing dan anjing laku untuk menjatuhkan lawan politik di Amerika. Kucing dan anjing sangat mulia di sana.
“Di sini tidak jarang tuan rumah minta tamunya mencium anjingnya sebelum pulang,” ujar sahabat Disway di sana, John Mohn.
Iklan-iklan makanan kucing-anjing pun membuat promosi khusus: betapa tinggi kualitas makanan kucing-anjing yang mereka jual. Lebih mahal dari makanan manusia.
Dengan memakan binatang piaraan, itu secara budaya di sana, dianggap sama dengan tega makan manusia.
Dan yang melakukan itu pendatang dari Haiti. Orang kulit hitam. Anda pun tahu ke mana arahnya: Kamala Harris. Dia kulit hitam dari ayahnya.
Pendatang dari Haiti sebenarnya belum lama tinggal di Springfield.
Kebanyakan baru sekitar delapan tahun. Tepatnya sejak 2018.
Mereka datang ke Springfield justru karena ”diundang”. Pemda setempat membuat semacam promosi ”silakan imigran datang ke Springfield”.
Promosi itu terdengar sampai Haiti sana. Kebetulan Anda sudah tahu: ekonomi dan politik di Haiti lagi kisruh.
Negara di kepulauan Karibia itu miskinnya luar biasa. Pendapatan per kapita penduduknya hanya USD 1.800. Sepertiganya Indonesia.
Springfield memang lagi membangun kembali ekonomi. Kota itu perlu tenaga kerja yang murah. Industri sulit bersaing kalau upah buruhnya tinggi.
Penduduk kota itu saja tidak cukup untuk jadi sumber tenaga kerja. Hanya 60.000 orang.
Maka orang Haiti berdatangan. Pemerintah Amerika sendiri memperlakukan Haiti seperti Ukraina.
Penduduk mereka boleh datang ke Amerika. Alasannya sama: sama-sama karena ada perang di dalam negeri mereka. Ukraina lagi perang lawan Rusia. Haiti lagi perang dengan pemimpin bangsanya sendiri.
Haiti berbeda dengan beberapa negara di sekitarnya yang keturunan Spanyol.
Haiti sepenuhnya kulit hitam. Asal Afrika.
Sudah lebih 10 persen penduduk Haiti meninggalkan negara itu. Yang tinggal di Amerika saja sudah 1,2 juta orang. Kebanyakan pilih Florida –lebih dekat.
Yang di Springfield sudah mencapai 20.000 orang. Itu sama dengan sepertiga penduduknya. Sangat terasa, tiba-tiba saja Springfield menjadi kota kulit hitam.
Padahal kota ini pernah punya sejarah kelam dalam hal rasialis. Yakni ketika ada orang kulit hitam membunuh seorang kulit putih. Balas dendamnya mengerikan.