Panglima Merah

INDOPOSCO.ID – Ini hanya kebetulan: waktu saya mendarat di Pontianak, dua hari lalu, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka BSc, baru saja meninggalkan bandara itu kembali ke Jakarta.
Sabtu sore itu wapres baru saja menghadiri ulang tahun ke-45 Panglima Jilah. Sedang saya akan ikut acara lari lima kilometer Minggu pagi keesokan harinya.
Ulang tahun Panglima Jilah berlangsung di Desa Sambora, dua jam bermobil dari Pontianak. Acara lari saya di Kabupaten Kubu Raya, tempat Bandara Supadio berada.
Tidak banyak yang tahu latar belakang Panglima Jilah. Arti Jilah adalah merah. Apa yang dikatakan Panglima Jilah sangat dituruti pengikutnya.
Pengikut Panglima Jilah disebut Pasukan Merah. Anggotanya lebih dari 300.000 orang. Sampai pun di Serawak dan Brunei.
Panglima Jilah digambarkan sebagai orang sakti. Dipercaya pula bisa terbang cepat dengan kendaraan daun kelapa sawit. Setengah gaib. Tentu belum pernah ada orang yang melihatnya.
Yang terlihat secara fisik: badannya penuh tato. Merata. Hanya wajah angkernya yang tanpa tatto. Semua tattonya khas suku Dayak. Dibuat secara traditional dengan warna tatto diambil dari dedaunan obat di pedalaman Kalbar.
Nama aslinya Antonius. Agama resminya Katolik.
Di Kubu Raya, seusai lari, saya duduk satu meja dengan banyak pejabat setempat. Sambil menunggu acara hiburan masal di panggung besar di depan kantor bupati Kubu Raya.
Setiap kursi di meja itu saya tanya: apakah tahu latar belakang pendidikan
Panglima Jilah.
Tidak ada yang tahu.
Banyak telinga di sekitar saya juga saya tanya serupa. Jawab mereka sama.
Orang sakti memang dikesankan penuh misteri. Dua orang di antara kursi itu bisa sedikit menjelaskan: waktu muda Panglima Jilah pekerja kasar di sekitar Mempawah. Lalu menghilang lama. Cerita yang beredar: ia bertapa di gunung. Bertahun-tahun. Dari situlah diperoleh kesaktian.
Gelar “Panglima Jilah” sendiri kelihatannya untuk mewarisi mitos yang selama ini hidup di lingkungan masyarakat Dayak: “Panglima Burung”. Yakni tokoh misteri yang di saat kritis akan muncul membela dan menyelamatkan orang Dayak. Itu yang membuat orang Dayak menjadi pemberani dalam perang: mereka percaya akan dilindungi oleh ruh Panglima Burung.
Panglima Burung digambarkan sebagai orang baik, suka perdamaian, pendiam, pemalu, sopan, tapi berubah menjadi garang, kejam dan ganas bila orang Dayak dimusuhi.
Dalam peristiwa pembantaian di Sambas (Kalbar) sampai Sampit (Kalteng) tahun 2002, dipercaya saat itu Panglima Burung-lah yang merasuki jiwa-jiwa orang Dayak.
Maka ketika kini muncul tokoh “Panglima Jilah” kesan yang muncul adalah personifikasi “Panglima Burung”. Hanya yang sekarang ini tokohnya riel.
Manusianya ada. Panglima Jilah orangnya. Nyata. Sedang Panglima Burung lebih bersifat mitos.
Pengetahuan saya tentang Panglima Jilah sangat dangkal. Kali pertama mendengar kata “Panglima Jilah” sekitar tiga tahun lalu. Waktu itu saya ke Pontianak. Jalan macet. Ternyata sedang ada apel besar Bahaupm Bide Bahana. Arti sederhananya: apel gotong royong. Lokasinya di Tariu Borneo Bangkule Rajakng, rumah adat Dayak di pusat kota Pontianak.
Di sekitar lokasi itu suasananya serba merah. Serba Dayak. Mereka adalah Pasukan Merah di bawah pimpinan Panglima Jilah. Itulah apel dukungan Pasukan Merah untuk Jokowi. Termasuk untuk mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara, IKN. Jokowi sendiri di apel itu mengenakan topi Dayak dengan bulu burung Enggang yang menjulang.
Setahun kemudian Panglima Jilah bertemu Presiden Jokowi lagi: di IKN.
Panglima Jilah menyampaikan harapannya agar Jokowi terus membangun Kalimantan.
Tahun ini ganti Gibran yang bertemu Panglima Jilah. Lokasinya lebih istimewa: di rumah Panglima Jilah di Sambora.
Kalau Anda bermobil dari Pontianak ke arah Singkawang, Anda akan melewati kota kecil bernama Sungai Pinyuh. Di situ ada pertigaan. Kalau lurus Anda akan ke Singkawang. Kalau belok kanan Anda akan ke Sintang.
Untuk ke Sambora Anda ikut yang ke arah Sintang itu. Sekitar 20 menit dari pertigaan itu Anda belok kiri. Ke jalan sempit. Sejauh lima kilometer. Rasanya jalan itu hanya bisa untuk lewat satu mobil. Tibalah Anda di desa Sambora.
Gibran tidak menyusuri jalan sempit itu. Ia naik helikopter dari Pontianak.
Ada helipad tidak jauh dari rumah Panglima Jilah. Helipad permanen.
Terbuat dari beton. Landasan heli itu terlihat belum terlalu lama dibangun.
Sebelum lari pagi Minggu kemarin saya baca berita lokal mengenai kedatangan Gibran ke rumah Panglima Jilah. Di situ Gibran meresmikan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Ada juga acara penyerahan beasiswa ke pelajar Dayak yang berprestasi.
Lalu Gibran menerima kajian akademik dari Panglima Jilah: perlunya dibentuk kabupaten baru di lokasi itu. Panglima Jilah pun berpesan agar Gibran meneruskan apa yang dilakukan Presiden Jokowi.
Di situlah Gibran menegaskan: pembangunan IKN tetap diteruskan. Itu sebagai bentuk pemerataan pembangunan. Agar tidak Jawa-sentris. Jangan percaya pada omongan bahwa IKN dihentikan. Pembangunan IKN jalan terus.
Setelah membaca itu saya bergegas ke komplek kantor bupati Kubu Raya. Sudah padat. Sudah sulit masuk lokasi. Manusia tumpah ruah. Berdesakan.
Saya harus menyibak barisan manusia. Saya ingat seperti waktu tawaf saja.
Ini acara besar pertama di masa bupati baru Kubu Raya: Sujiwo. Ia orang Jawa.
Wakilnya, Sukiryanto, orang Madura. Jawa-Madura terpilih dengan suara telak di Kubu Raya, Kalbar.
Inilah bupati yang amat merakyat. Ia memang anak transmigran miskin. Hebat. Berhasil jadi bupati.
Ayahnya, sebenarnya tentara. Pangkatnya sersan mayor. Tapi miskin.
Sampai pensiun tidak punya rumah. Tugas terakhir sang ayah di Medan.
Sujiwo pun lahir di Medan.
Begitu pensiun sang ayah kembali ke Wonogiri. Tidak punya rumah di Wonogiri. Lalu pindah ke Solo. Cari rumah kontrakan. Akhirnya ikut transmigrasi Angkatan Darat (Transad) ke Rasau, Kalbar.
Sujiwo, yang ketika itu umur 10 tahun, ikut bertransmigrasi.
Sang ayah seorang Sukarnois. Marhaenis. Maka ketika sekolah D3 di Pontianak Sujiwo aktif di GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia).
Pun ketika melanjutkan S-1 di Universitas Tanjungpura.
Sejak sebelum reformasi Sujiwo sudah ikut perjuangan Megawati Sukarno
Putri di PDI-Perjuangan. Umur 27 tahun sudah menjadi anggota DPRD.
Setiap lima tahun terpilih lagi. Sampai lima periode berturut-turut.
Sujiwo pun sangat mengakar. Maka saat maju sebagai calon bupati Kubu Raya terpilih dengan mudah.
Kini, setelah Singkawang, Kubu Raya akan menjadi kabupaten yang menonjol di Kalbar. Dua-duanya dari PDI-Perjuangan.
Partai itu memang tetap menjadi pilihan utama suku Dayak di Kalbar. Kursi DPRD-nya tetap terbanyak. Tapi begitu Pilpres mereka pilih memenangkan Prabowo-Gibran.
Panglima Jilah, Pasukan Merah, PDI-Perjuangan, Gibran, Prabowo, Sujiwo akan terus mewarnai politik Kalbar lima tahun ke depan. Juga Jawa, Madura, Dayak dan Melayu.
Di atas sana masih ada Panglima Burung: panglima dengan pasukan besar tanpa harus lulus AMN dan berpangkat jenderal. (Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 24 Agustus 2025: Beku Cair
Ima Lawaru
Kemarin, Sabtu 23 Agustus 2025, pukul 08:35 Wita, tiba² saya ditelpon pihak Puskesmas K bahwa ada pelatihan Dokter Cilik di Pelabuhan Feri, di Desa Kollosoha. Pelatihannya jam 9 pagi. Murid yang diutus harus murid kelas 4, sepasang. Dari sekolah kami, ke Pelabuhan Feri, jaraknya 17 km. Penyampaian setengah jam sebelum waktu pelatihan, itu luar biasa shock. Agak jengkel juga dengan koordinasi buruk seperti ini. Tapi dengan waktu tersisa beberapa menit, kasek meminta ajak satu siswa saja. Lalu saya pamit ke kasek, ke orang tua siswa bersangkutan. Dan tancap gas menuju pelabuhan. Di Pelabuhan Feri, rasa jengkel perlahan mereda. Karena sudah bertemu dengan murid² & guru² lain sepulau Tomia. Yang juga sebagai pendamping. Saya kemudian tahu, ada beberapa SD yang tidak ikut. Karena baru ditelpon pihak Puskesmas K juga di pagi hari. Di sana, murid² SD se-Pulau Tomia dilatih oleh dokter² muda dari Rumah Sakit Apung (RSA) Dr. Lie Darmawan II. Dokter² muda itu sudah 2 hari di Tomia. Mereka mengadakan pengobatan gratis bagi masyarakat. Setelah murid² diajari cara cuci tangan& sikat gigi yang benar, kami digiring masuk ke dalam kapal kayu, yg disebut RSA itu. Murid² yang jumlahnya ada 28, diperkenalkan dengan ruang operasi, dll. Saya sempatkan diri ngobrol dengan dr. Rudi, kru RSA. Saya kaget, ternyata 1 dari 4 kapal RSA yg beroperasi di Indonesia adalah milik orang Tomia, tuan B, yang disumbangkan setahun lalu. Kapal tersebut melayani wilayah pedalaman Kalimantan.
Denny Herbert
Kesimpulannya: Mengapa Pemimpin Teknikal Menyelesaikan Banyak Masalah? Kepemimpinan dengan latar belakang engineering atau ekonomi cenderung lebih fokus pada solusi praktis yang nyata: Infrastruktur besar (bendungan raksasa yang manfaatnya berlipat, termasuk untuk irigasi dan pembangkit listrik), Jalan dan transportasi kompleks, Pertanian modern berteknologi, Program mobil listrik, Kecerdasan buatan (AI), dan lain-lain. Jadi, Abah DI sering menulis bahwa negara kita butuh banyak sarjana teknik dan berkualitas—menyasar minimal 60% dari total, agar tersedia SDM yang produktif, mampu menyelesaikan masalah, bukan sekadar pandai berbicara atau menciptakan ide tanpa implementasi. Hal ini masuk akal mengingat kebutuhan pembangunan konkret nasional.
rid kc
Hubungan Indonesia – Tiongkok sangat mesra ketika jaman presiden Gus Dur dimana Gus Dur menjadikan Konghucu sebagai agama resmi negara dan memperbolehkan pagelaran budaya Tiongkok di Indonesia. Mulai saat itulah orang China yang hidup di Indonesia merasa diakui sebagai warga negara Indonesia sama dengan warga Indonesia lainnya. Jasa GusDur itu membuat pengikut Konghucu di Indonesia menjadikan Gus Dur sebagai salah satu dewa dan dibuatkan patungnya di beberapa klenteng.
heru santoso
Note 08: (catatan perjalanan) Siangnya aku meneruskan menyusuri lorong-lorong Ho Chi Minh. Tak lengkap rasanya jika tidak mampir ke Ben Thanh Market—destinasi wajib di hampir semua artikel wisata. Seolah pasar ini adalah jantung wisata kota. Sesampainya di sana aku memasuki bangunan kuno yang sederhana. Berdesakan kios-kios menjual pernik souvenir, buah tropis, warung mamin, pakaian dan tentu biji kopi. Tapi yang menarik, lebih dari separuh pengunjungnya adalah turis yang mungkin datang karena “katanya wajib ke sini.” Aku ikut “berperan” sebagai turis sejati. Menawar souvenir. Tips penting: jangan takut menawar bahkan kurang setengahnya. Jujur saja, tidak ada yang benar-benar istimewa dari Ben Thanh Market ini. Namun lokasinya memang sangat strategis, tepat di tengah segitiga emas kota, dikelilingi pusat bisnis, hotel, perkantoran megah. Ada gate MRT tepat ditrotoar pasar itu. MRT baru buatan jepang, namun gate masuknya agak sempit.. Andai pasar ini diserahkan ke Danantara bisa jadi nilai asetnya akan digelembungkan…..dan dijadikan agunan untuk proyek PSN. Menjelang petang, aku perlahan menjauh dari keramaian Ben Thanh market. Ingin rasanya kembali ke dunia yang lebih bermakna: kopi dan percakapan. Aku duduk di sebuah kafe kecil yang tidak terlalu ramai. Memesan white coffee khas Vietnam—kopi susu lembut tapi penuh karakter. Lalu mengeluarkan ponsel dan membuka sesi video call dengan kedua anakku.
Kak Idam
Peristiwa ini terjadi kala Abah DI menjadi sesuatu di PLN. Lokasinya di pelosok kampung pedalaman Sumatera Barat. Malam itu lampu mati setelah beberapa saat byar-pet. Di rumah tetangga listrik menyala. Periksa sana-sini ternyata tidak ada strom dari hulunya. Akhirnya pasrah, besok pagi saja dilaporkan ke PLN. Di bawah rintik gerimis kita coba ke warung mencari lilin. Sudah ndak ada warung yg buka. Terpaksa nyari lampu templok dan menuang minyak tanah dari kompor. Tidak lama ada tetangga yg peduli dan nanya kenapa lampu mati. Setelah dijelaskan dia bilang, “telpon aja petugas PLN.” Saya pikir mana ada petugas yg mau naik tiang malam2 begini, mana hujan lagi. Tak satupun diantara kita yg menyimpan nomor petugas dimaksud. “Bialah den japuk se kiin cah” kata tetangga tadi dan langsung pergi mengambil sepeda motornya sebelum kita sempat menjawab, sekedar basa-basi. Kurang dari lima menit petugas datang dengan membawa tangga. Setelah dicek pada meteran dia langsung naik ke tiang listrik dan tidak sampai sebatang pokok pekerjaannya selesai. Petugas tersebut langsung pamit sementara kita masih ter-bengong2 menyaksikan kesigapan mereka, dan kita malah belum sempat berterima kasih. Salut dan terima kasih, PLN…
Gregorius Indiarto
Ketika saling benci; “Akulah yang memutuskan!”. Ketika benci tapi masih cinta; “Kenapa kamu putuskan?”. Ketika tidak ada benci yang ada hanya cinta; “Kita tidak akan terpisahkan”. Met pagi, salam sehat, damai dan bahagia.
Bahtiar HS
Ketika yang ada hanya cinta, maka takkan terpisahkan. Lebih dari Selamanya. Jadwal tayang perdana di bioskop2 seluruh Indonesia: 28 Agustus 2025. Saya sempet Nonton Bareng film itu di salah satu bioskop di mall kawasan Surabaya Timur. Dekat ITS. Semacam premier, tp bukan. Gak ada artisnya yg datang. Yg handle Mizan, yg kayaknya ikut membidani lahirnya film itu. Kok bisa? Waini… Niru Abah. Kalau dpt tiket gratisan Nonton Bareng, kenapa enggak? Saya dpt tawaran tiket gratis itu 24 jam sebelum acara dari Mas Ali Muakhir Bandung. Sebagian perusuh yg hadir sempet jalan bareng pagi bersama beliau keliling Bandung sehabis sarapan lontong kari di gang Kebun Karet. Begitulah indahnya pertemanan.
Bahtiar HS
Maaf OOT. Tapi masih terkait beras. Topik CHDI edisi kemarin. Prabowo kemarin banggakan cadangan beras 4 juta ton saat ini. Tertinggi dalam sejarah Indonesia. Semalam, beras di rumah habis. Sy kena tugas nyari di langganan. Pas ke sana, beras 5 kg yg biasanya raib dari lapak. “Berasnya gak ada, Mas?” tanya sy. “Ya, Pak,” kata penjaga toko. “Habis semua merk.” Maka sy beralih ke toko dekat pasar. Untung msh buka. Tp hanya ada 2-3 merk saja dari yg biasanya. “Kok cuman ini, Mas? Pada ke mana beras yg lain?” “Mboh piye karepe Pak Prabowo iki, Pak?” kata Mas yg jualan. “GMB. Gak Main Blas!” Memang gak main blas. Yg biasa 74rb atau 76rb, malam itu di atas 80rb! Sy menenteng beras pulang sambil tersenyum kecut. Katanya cadangan melimpah paling banyak dlm sejarah? Kok gak ada di toko2? Bila yg kuat di rantai pasokan beras msh bs mainkan supply, lantas harga beras naik tinggi di atas harga kewajaran, masy pasti yg dirugikan, lalu apa gunanya semua kebanggaan itu Pak Pres? Dashboard! Dashboard! Dashboard! Dilihat gak dashboardnya BAPPISUS itu? Atau isinya yg baik2 saja? Atau justru gak ada isinya?
Er Gham 2
Khusus anggota dewan, boleh merokok di kereta. Asalkan patuh pada satu syarat: asap rokoknya harus ditelan. Itu saja.
Agus Suryonegoro III – 阿古斯·苏约诺
SAKSI SEJARAH DAN HARAPAN HUBUNGAN INDONESIA-TIONGKOK.. Pak Dahlan menulis di CHDI hari ini bahwa perjanjian pemulihan hubungan diplomatik Indonesia–Tiongkok ditandatangani di Tokyo, sehari setelah pemakaman Kaisar Hirohito. Dua menteri luar negeri menandatangani, dan Presiden Soeharto hadir menyaksikan. Sebagai wartawan rombongan Pak Harto, Pak Dahlan memotret momen itu — bukan hanya dengan kamera, tetapi juga dengan ingatan. Fakta bahwa Pak Dahlan menjadi saksi langsung peristiwa bersejarah ini memberi makna penting: hubungan kedua negara sudah melalui proses panjang, penuh diplomasi senyap dan pertimbangan strategis. Ke depan, semangat yang sama seharusnya menjadi pijakan. Hubungan Indonesia–Tiongkok perlu diarahkan untuk lebih seimbang dan saling menguntungkan. Transfer teknologi yang nyata, investasi yang berpihak pada SDM lokal, dan kerja sama riset di berbagai bidang. Sejarah Tokyo menunjukkan bahwa kerja sama dimulai dari keberanian membuka diri dan membuka pintu. Masa depan Indonesia–Tiongkok akan jauh lebih kuat jika kedua negara fokus pada kemitraan setara — bukan sekadar pasar dan pemasok, tetapi mitra dalam membangun ekonomi, inovasi, dan kesejahteraan bersama.
Eyang Sabar56
Menurut cerita teman kakek saya, China korban politik jahat Amerika lewat CIAnya pada peristiwa gestapu. Dan stigma itu melekat kuat di masyarakat sampai hari ini. Padahal perantau China kemana saja, tidak pernah bawa² ideologi komunis. Di otak mereka cuma satu : “berdagang”. Benar salah, teman kakek juga kakek, sudah lama tinggal di kuburan.
Ima Lawaru
Yang saya tidak habis fikir selama ini, kampus yang pernah terlibat dalam praktik pemalsuan uang di salah satu ruang perpustakaannya masih dipercaya pemerintah untuk memfasilitasi program PPG PAI se-Indonesia. Apa dasar logikanya?
Jokosp Sp
Hubungan baik China – Indonesia yang lebih banyak menikmati hasilnya adalah Tiongkok. Barang Tiongkok sudah membanjiri kehidupan keseharian hidup rakyat Indonesia. Tengoklah apa yang ada di sekeliling aktifitas dari rumah sampai kantorpun isinya Made In China. Ketika melihat isi pasar di Tongkok ataupun super marketnya masih serba terbatas tidak jauh dari Indomie, Supermie, santan kara, dan kerupuk udang. Di mana barang-barang Made In Indonesia?. Oh ada. Ternyata ada di sebagian kecil toko khusus yang menyediakan bumbu-bumbu Indonesia yang warganya ternyata asli keturunan China Indonesia yang kembali ke Tiongkok tahun 1960 an. Merekalah yang masih bisa berbahasa Indonesia dan masih melestarikan budaya dan tarian Indonesia di Tiongkok hingga saat ini. Di pameran Indonesian Fair yang diselenggarakan oleh KJRI di Beijing juga masih sampai penjajakan untuk eksport, seperti : produk kopi, produk makanan seperti santan dan bumbu-bumbu, tas-tas kerajinan dari bahan batik. Produk lain kan sudah banyak eksportnya ke Tiongkok?. “Ya Batu Bara dan Nikel”. Produk pertaniannya mana?. “Minyak sawit, dan kelapa”. Mungkin beras dieksport?. “Ah pasti kamu ngece. Stok terbanyak selama pemerintahan ya boleh diklaim seperti itu, namun beras di pasar harganya lebih mahal. Ini data palsu atau ketidak mampuan pemerintah dalam mengelola pasar dan distribusi, termasuk kontrol harga?”. Lo kok malah nanya balik?. “Durian saja yang mengisi pasar hanya Thailand dan Vietnam. Indonesianya mana?”.
Taufik Hidayat
Hubungan Indonesia dengan Tiongkok yang sempat disebut Cina atau sekarang pun masih disebut Cina memang unik. Benci tapi rincu.. He he… Jadi ingat akhir tahun 1970-an kalau jalan-jalan ke Glodok masih sempat melihat gedung atau tepatmya tamah kosong yang kala itu halamannya tertutup rapat dan dipenuhi pepohonan liar… Dulu saya tidak tahu gedung apa, ternyata kemudian saya tahu bahwa ini adalah gedung eks Kedutaan Besara RRT, di jalan Gadjah Mada. Tepatnya di no 211-212. Saat itu gedungnya sudah tidak ada atau memang tinggal puing-puing karena konon dibakara atau dirusak amssa selepas G30 S PKI ketika Tiongkok dituduh sebagai dalang dan dedengot komunis. Jadi kedutaan tiongkok dulu bukan yang di Kuningan sekarang ini … Pemulhan hubungan diplomatik baru terjadi pada akhir 1980 han dan setiealh itu mulai ramai kunjungan warga Indonesia secara resmi, terutama saat Asian Games Beijing 1990. Dan mulailah banyak pujian atas kemajuab ekonomi Tiongkok yang dianggap lyar biasa.. Namun saya sendiri yang dibesarjan saat negeri ini sangat anti Tiongkok, rasa takut komunis itu susah hilang.. Pada pendidikan Kewiraann saja kita menyebut Tiongkok Mainland atau Tiongkok daratan dengan nada yang sangat sinis.. walau sering ke Hongkong di tahun 1980-1990 an , sama sekali masih takut sekedar mengintip Tiongkok di Shenzhen. …
Taufik Hidayat
Baru pada 1997, saya berani terbang ke Guangzhou via Hong Kong… wah masih was was ke sana. Pa lagi begitu sampai di imigrasi, kita antre dan petugas belum ada. Juga unik karena petugasnya ada dya, satu melhat visa dan paspor dan satu lagi khusus buat ngecap.. He he tidak efisien yah. Tapi kunjungan pertama ini juga membuka mata bahwa bahka pada saat itu Tiongkok sudah lebih maju dibanding Indonesia. Bahkan di Guilin dari bandara sudah ada jalan tol yang mulus menuju kota. Tapi sepinya bukan main,,, Kebetulan saya satu kendaraan dengan orang Taiwan yang seakan mengejek bua apa bangun jalan tol yang masih sepi… Yang unik lagi adalah kala itu masuk ke tempat wisata orang asing lebih mahal dibanding orang tiongkok… . Tapi sekarang sepertinya di Tiongkok tiket orang asing sudah sama dengan warga lokal?? sementara di Indonesia baru mengikuti Tiongkok kemudian? Salam TH
yea aina
Zaman jendral tersenyum berkuasa, banyak sekjen kementerian dijabat jaringan intelijen. Pola “dwi fungsi” tentara, memungkinkan elit tentara bisa menjabat kepala daerah. Mulai Gubernur, Walikota dan Bupati dijabat jaringan tentara. Orang militer. Pasca heboh reformasi 98, peran kekuasaan bergeser ke jaringan partai-partai. Orang partai bisa menjabat di manapun. Jumlah suara di pemilu, jadi penentu siapa yang akan berkuasa dan menjabat. Dekade terakhir, muncul jalur “relawan pilpres”. Yang memungkinkan orang sipil biasa, tanpa kendaraan partai, bisa menjabat di lingkar kekuasaan. Belakangan ini peran ” dwi fungsi” bergeser, dari tentara ke pengusaha. Dengan akumulasi kapitalnya, bisa jadi penyandang dana atau menjadi pejabat publiknya sendiri. Sebagai tukar guling modal politik yang dikucurkan. Ada uang anda berkuasa, tak punya uang anda merana.
Udin Salemo
Wamen: Ketika menjabat galaknya gak ketulungan. Ditangkap kapeka mewek, wkwkwk…. Komisaris: Ketika debat membela juragannya ngotot pokoknya juragannya benar. Ketahuan belum menjalankan hukuman kabur entah kemana, wkwkwk….. Di negeri Afrika pedalaman bagian wetan orang underrated & low quality bisa jadi pejabat dan komisaris perusahaan negara dengan begitu gampangnya asalkan menjadi ternak nganu, wkwkwk….. Miris.
Nico Gunawan
dahulu tiongkok sudah jatuh miskin ketimpa tangga dikambing hitam CIA gak bisa ngomong lah . untung pemimpinnya mungkin sadar seperti ungkapan populer jack ma “ketika kamu miskin dan belum sukses,semua kata kata bijak mu terdengar seperti kentut, tapi ketika kamu kaya dan sukses kentutmu terdengar sangat bijak dan menginspirasi. tiongkok rusia sudah merasakan jatuh tertimpa tangga sebagai negara hehehehe
Ibnu Shonnan
Tahun 1975 Tiongkok merangkak membangun ekonomi. Dan sekarang menjadi panglima ekonomi dunia. Indonesia, sejak merdeka membangun ekonomi untuk para pejabat negara, juga anak, cucu, buyut dan cicitnya,…
Wilwa
1975 Mao Ze Dong masih hidup. Revolusi Kebudayaan sedang berlangsung. Jadi Tiongkok masih di dasar jurang kemiskinan. 1976 Mao meninggal. Revolusi Kebudayaan mulai berakhir. Tapi Deng Xiao Ping masih berjuang melawan Gang of Four. Perlu dua tahun sebelum akhirnya Deng Xiao Ping berkuasa dan memulai reformasi.
Everyday Mandarin (Study in Taiwan & China)
Setelah kematian Mao Zedong Sep 1976, di Nov 1977, untuk pertama kalinya sejak pembekuan diplomatik, delegasi Indonesia -atas izin pemerintah Indonesia- hadir di Canton Fair di Guangzhou, China. Di tahun yang sama, PM Papua Niugini, Michael Somare, saat kunjungannya ke Jakarta, mengabarkan PNG siap menjadi mediator hubungan Indonesia-China, jika Indonesia siap. Somare mendapat informasi ini sebelumnya dari Wakil Ketua Politbiro PKC, Li Xiannian, yang mengatakan China bersedia buka hubungan diplomatik dengan Indonesia. Di awal 1977 sebelumnya, Menlu Adam Malik juga bertemu dengan Menlu China, Huang Hua di Sidang Umum PBB di New York. Sempat bertemu untuk menormalisasi hubungan, namum Malik minta Huang untuk bersabar. Tak lama kemudian di Feb 1978, PM China, Hua Guofeng menyiratkan keinginan untuk memperbaiki hubungan China dengan Indonesia. Jadi, ide awal siapa yang membuka hubungan diplomatik ini bisa jadi selamanya akan menjadi “rahasia” karena ada gengsi yang terlibat. Gengsi karena dianggap siapa lebih butuh. Perjalanan panjang ini ternyata menyisakan banyak cerita hingga dibukanya hubungan diplomatik baru antara Indonesia-China di Aug 1990. Bertepatan dengan dibukanya itu, rumah saya pasang parabola pertama kali, dan kami berkesempatan nonton Asian Games 1990 Beijing. Saat itulah -saya sebagai Tionghua- pertama kali mendengar lagu kebangsaan China di stasiun TV CCTV. Juga sekaligus nonton info China yang mulai membuka diri.
Liam Then
Bang Kurniawan Roziq tidak salah sebenarnya. Karena yang Bang Roziq pakai adalah definisi komunisme yang diajarkan di Indonesia, atau mungkin komunisme seperti yang diterapkan di Korut dan Kuba. Komunisme di Tiongkok ini lain daripada lain. Mungkin dimasa depan nanti bakal ada istilah atau penelitian khusus tentang model komunisme/pemerintahan Tiongkok. Karena ini sepenuhnya baru, belum pernah ada di dunia sebelumnya. Orang Tiongkok sendiri lebih senang mengistilahkan “sosialisme dengan karakteristik Cina”
Kurniawan Roziq
Di awal tahun 2000 an , saya berdebat dengan teman saya bahwa kapitalis akan menghancurkan semua dengan keserakahan nya , termasuk dengan ideologi komunis di China, ternyata saya salah
heru santoso
Iya, benar harga beras di toko kelontong di Vietnam sedikit lebih murah dari di Indonesian. Betul juga bahwa angka2 ekonomi makro Vietnam sangat mencengangkan. Itu semua tidak lebih dari pergeseran angka akibat relokasi industri China dampak perang dagang Trump jilid 1. Ekonomi riil masih belum banyak berlari kencang. Tingkat kehidupan rakyat jelata masih beberapa dekade dibelakang masyarakat Jawa pada umumnya.
Thamrin Dahlan YPTD
Beku cair lebih tepat dan cepat Apaf bila makhluk itu berbentuk kkehBatu. Memang beku namun tanpa intervensi dia akan mencairkan dengan sendirinya. Lain bila hati beku. Anda sudah tahu proses memcair sangat lama. Apalagi kebekuan hati itu ada tersisip perasaan dendam. kesumat.Semakin 8 bila mengangkut persoalan cinta romantis. Tepuk tangan gemuruh untuk Bapak Presiden Soeharto. Pemimpin Besar memiliki jiwa besar dan pemikiran besar untuk rakyat Indonesia. Mencairkan hubungan diplomatik dengan Tiongkok suatu peristiwa sejarah.Dampak positif normalisasi Infonesia China bukan saja karena saling bertentangan namun lebih jauh dari itu menyentuh aspek ekonomi politik hankam dan budaya. Indonesia bersama Organisai Asean saling membutuhkan kerjasama saling menguntungkan untuk menghadapi tantangan global.. Presiden Ke 8 memiliki slogan kalau bukan kita siapa lagi. Kalau bukan sèkarang kapan lagi Salam Literasi
Agus Suryonegoro III – 阿古斯·苏约诺
HIKMAH PENCAIRAN HUBUNGAN RI – TIONGKOK BAGI GENERASI MUDA.. Pencairan hubungan diplomatik Indonesia–Tiongkok sejak penandatanganan kesepakatan Tokyo tahun 1985 membawa dampak besar bagi generasi muda masa kini. Salah satu manfaat paling nyata adalah peluang belajar dan bekerja yang semakin luas. Kini, Tiongkok menjadi alternatif utama tujuan pendidikan selain Amerika, Eropa, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan. Berbagai program beasiswa, riset bersama, dan pertukaran mahasiswa hadir karena hubungan kedua negara kian erat. Selain itu, kerja sama ekonomi dan teknologi membuka kesempatan besar bagi generasi muda untuk terlibat dalam inovasi, industri digital, hingga perdagangan global. Ke depan, Tiongkok akan menjadi salah satu pusat ilmu pengetahuan, teknologi, dan bisnis dunia. Generasi muda Indonesia perlu memanfaatkan momentum ini untuk memperluas wawasan dan jaringan internasional. Pencairan hubungan ini juga memberi pelajaran penting: politik luar negeri harus dijalankan dengan kecerdikan dan kehati-hatian, seperti strategi diplomasi yang ditempuh Indonesia pada 1985. Dari rekonsiliasi ini, lahirlah peluang masa depan yang lebih luas bagi bangsa — membuka jalan bagi generasi muda untuk bersaing di panggung global.
Liam Then
Saya tanya internet di Tiongkok berapa harga beras sekarang, jawabnya 12,636,- sampai 18.920,- rupiah per kg. Lalu saya tanya apakah BUMN punya peran dominan pada sektor perdagangan beras di Tiongkok. Inilah jawaban AI-nya google : Ya, perdagangan beras China, terutama impor dan ekspor beras, tetap berada di bawah pengaruh dan kendali negara yang signifikan melalui badan usaha milik negara (BUMN) seperti COFCO , meskipun ada reformasi pasar. BUMN, komponen utama model “kapitalis negara” Tiongkok, secara aktif diarahkan oleh pemerintah untuk mengelola sumber daya strategis dan memastikan ketahanan pangan, memberi mereka peran dominan dalam mengendalikan volume perdagangan komoditas pertanian utama.
heru santoso
Bukan LIC, tapi ITCC (yang mestinya dikembangkan secara profesional dan disegerakan. Entah berapa tahun silam pak DI telah mendirikan ITCC (Indonesia Tionghoa Culture Center) ini untuk menjembatani mahasiswa yang ingin kuliah di Tiongkok. Kampus2 di China tebar beasiswa untuk mahasiswa internasional. Kini kuota kuliah gratis mencengangkan jumlahnya. Selama 4 tahun mahasiswa internasional menjalani pendidikan di kampus dengan standar tinggi. Hingga tercipta SDM unggul dengan budaya kerja sat set khas semangat bangsa China. Sementara perusahaan HRD/agen rekruitmen tenaga kerja bergerilya ke kampus-kampus dan komunitas seperti PPI di China. Mereka mencari kandidat calon tenaga kerja sebanyak-banyaknya. Pesenan dari berbagai perusahaan China yang lagi expansi di Indonesia melimpah. Kebutuhannya lebih banyak dari supply. Tahun ini semua lulusan kampus China diserok habis, dengan prasyarat: bisa Mandarin. Jadi China itu memberi beasiswa kuliah besar2an untuk mendukung kebutuhan SDM perusahaan yang expansi ke luar negri. Anak wedok saya sebelum wisuda SDH banyak panggilan interview, dapat offering letter dari beberapa perusahaan China di Indonesia. Standar gaji juga lumayan. Misal offering letter yang di Kendal itu tawaran gajinya juga dua digit. Hampir 4 x UMR adalah angka bagus untuk fresh graduated. Tahun ini di ZJUT, kampusnya anakku kuliah, dibuka kuota 1000 mahasiswa internasional. Tertarik?