INDOPOSCO.ID – Masyarakat Afghanistan yang tiba di Jerman menceritakan pemandangan kacau serta mengerikan di bandara Kabul sebelum mereka dievakuasi ke tempat aman, serta menyatakan kekhawatiran atas kehidupan orang-orang terkasih yang mereka tinggalkan.
Pada saat berdiskusi tidak lama setelah mendarat di bandara Frankfurt pada Rabu (18/8) setelah penerbangan dari Tashkent, sejumlah laki-laki, perempuan, serta anak-anak menjelaskan mereka termasuk sedikit orang yang beruntung dievakuasi oleh tentara NATO setelah Afghanistan jatuh ke tangan Taliban lebih cepat dari perkiraan.
“Kita harus memaksa maju serta putra kecil saya jatuh dan saya takut, tetapi kita berhasil,” tutur seorang perempuan yang berbicara dalam bahasa Jerman, Kamis (19/8).
“Setelah itu seorang pria Amerika menunjukkan niat baik serta menyadari kalau kita benar- benar kelelahan. Ia mengambil paspor serta berkata kalau saya perlu memeriksa apakah ini asli. Setelah itu ia berkata baiklah, Kamu bisa masuk. Yang lain di belakang menangis serta berbaring di tanah. Menakutkan.”
Perempuan itu, putra, serta suaminya, berada di penerbangan pertama dari beberapa penerbangan yang dilakukan oleh Jerman untuk menyelamatkan para masyarakat Afghanistan yang berisiko dari gerilyawan Taliban karena mereka sudah bekerja untuk tentara-tentara NATO atau organisasi amal yang didanai Barat.
Seorang perempuan bercadar menyeka air mata, yang lain berbicara di telepon genggam serta para pria menangis disaat mereka memeluk anggota keluarga serta para warga Jerman teman-teman mereka yang datang menyambut.
Tidak satu pun dari sedikit orang yang berbicara kepada wartawan menyebutkan nama mereka ataupun apa yang telah mereka lakukan di Afghanistan. Di negara itu, banyak orang takut akan pembalasan berlangsung kepada para anggota keluarga yang mungkin tidak akan pernah mereka lihat lagi.
“Semua orang mau keluar,” tutur suami wanita itu, yang juga berbicara dalam bahasa Jerman sambil menggendong putra mereka.
“Tiap hari lebih buruk dari hari sebelumnya. Kita menyelamatkan diri kita sendiri namun kita tidak dapat melindungi keluarga kita.”
Kanselir Angela Merkel menjelaskan pada pertemuan Partai Demokrat Kristen pada Senin (16/8) kalau Jerman mungkin perlu memberikan suaka kepada sekitar 10.000 warga Afghanistan, yang bekerja untuk tentara Jerman serta badan-badan pembangunan, juga para aktivis hak asasi manusia serta pengacara.
Partai-partai oposisi di Jerman sudah mengkritik pemerintah karena gagal memprediksi jatuhnya Kabul ke tangan Taliban, dan atas apa yang mereka katakan sebagai petualangan militer yang gagal sejak 2001 yang menelan biaya miliaran euro serta nyawa 59 tentara Jerman.
Partai Alternatif untuk Jerman (AfD) sayap kanan sudah mendesak pemerintah untuk melembagakan moratorium permohonan suaka serta menjaga warga sipil Afghanistan di negara-negara tetangga, seperti Pakistan.
Di bandara Frankfurt, seseorang pemuda Afghanistan yang mengenakan jaket merah serta putih berdialog mengenai kegembiraannya berada di Jerman.
“Sangat takut karena semua keluarga saya masih ada di sana. Tidak mudah untuk meninggalkan mereka serta datang ke sini. Sebagian dari diri saya masih ada di sana. Saya sangat terharu tetapi sebaliknya saya baik- baik saja, terima kasih Tuhan,” tutur ia.
Sementara itu, seorang gadis kecil yang berdiri bersama orang tuanya berkata dalam bahasa Jerman bahwa” ketika tentara melepaskan tembakan, itu tidak baik karena semua orang ketakutan serta mulai berteriak.” (Mg2)








