DPRD Banten Minta Polisi Periksa Transaksi Elektronik Tersangka Kasus Kematian Anggota Satpol PP Lebak

INDOPOSCO.ID – Wakil ketua Komisi II DPRD Provinsi Banten Musa Weliansyah mendesak penyidik Polres Lebak melibatkan Unit Siber Polda Banten untuk memeriksa transaksi elektronik dan transaksi keuangan para tersangka yang sudah ditetapkan oleh polisi atas meninggalnya Yadi Suryadi anggota SatpolPP Pemkab Lebak.
Selain itu, Musa juga meminta kepada polisi memeriksa transaksi elektornik dan transaksi keuangan Dede Kodir yang mengaku sebagai inisiator aksi demo dan transaksi elektronik Junaedi Ibnu Jarta ketua DPC PDIP Lebak.
“Saya dapat info, handhpone para tersangka ini sudah dijual dengan alasan terdesak oleh kebutuhan ekonomi. Maknya dari awal saya meminta kepada Polres Lebak agar melibatkan unit Siber Polda Banten untuk memeriksa transaksi elektronik dan transksi keuangan mereka, baik yang sudah ditetapkan sebagai tersangka maupun pihak pihak yang ada kaitannya dengan aksi demo penolakan dr Juwita Wulandari menjadi ketua DPRD Lebak,” ujar Musa anggota DPRD Banten Dapil Lebak ini kepada indopos.co.id,Senin (14/10/2024).
Mantan anggota DPRD Lebak dari Fraksi PPP ini berharap kepada penyidik Polres Lebak harus betul betul serius mengusut kasus tersebut, dan pihaknya meyakini publik bisa menilai dan melihat kasus itu tidak semata mata adalah gerakan aktivis.
“Kalau gerakan itu murni gerakan aktivis, kenapa muncul pengakuan dari tersangka di Polres Lebak, bahwa mereka itu dibayar masing masing Rp 1 juta untuk orator dan peserta aksi bervariasi antara Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu,” kata Musa.
“Apa kepentingan Dede Kodir mengeluarkan uang pribadi dalam aksi tersebut dan darimana sumber dananya ?,” sambung Musa.
Untuk itu, Musa meminta kepada penyidik untuk segera memeriksa Junaedi Ibnu Jarta, karena sebelumnya ada gerakan gerakan penolakan terhadap dr Juwita dan ada gerakan yang mendukung Junaedi Ibnu Jarta menjadi ketua DPRD Lebak dari fraksi fraksi di DPRD Lebak.
“Saya punya bukti dan banyak saksi ada gerakan gerakan menolak dr Juwita menjadi pimpinan DPRD Lebak, kemudian ada juga gerakan yang mendukung Junaedi Ibnu Jarta menjadi pimpinan DPRD. Salah satunya adalah adanya surat dukungan dari pimpinan fraksi.Tinggal kita lihat, kedekatan antara koordinator aksi dan penanggungawa aksi dengan Juanedi Ibnu Jarta,” kata Musa.
Musa menambahkkan, jika memang tidak ada keterkaitan biarlah nanti polisi yang menyampaikan setelah dilakukan penyelidikan dan pemeriksaan menyeluruh transaksi elektronik dan transaksi keuangan pihak pihak terkait dengan melibatkan unit Siber Polda Banten.
“Jangan jangan handphone mereka sudah tidak ada semua, karena informasi yang saya terima handphone yang mereka gunakan untuk komunikasi itu sudah dijual dengan alasan terdesak kebutuhan ekonomi,” tandas Musa
Sementara ketua DPC PDIP Lebak Junaedi Ibnu Jarta yang disebut diduga ikut terlibat dalam aksi demo saat dimintai tanggapan oleh indopos.co.id dengan santai menjawab,” Udah biarin kita abaikan saja,” kata Junaedi saat menghadiri Rakercabsus PDIP Lebak di salah satu hotel di Rangkasbitung,Minggu (13/10/2024) kemarin.
Sebelumnya publik dikagetkan adanya pengakuan dari Dede Kodir seorang aktivis dan pimpinan Ormas di Kabupaten Lebak, bahwa aksi demo yang berujung tewasnya Yadi Suryadi anggota SatpolPP Labak akibat tertimpa pagar gedung dewan yang roboh adalah tanggungajawab dirinya.
“Menyikapi aksi demonstrasi di depan gedung DPRD Lebak tanggal 22 September 2024 itu murni adalah inisiatif saya pribadi, tidak ada sokongan atau intervensi dari pihak manapun,” tegas Dede Kodir yang saat ini tengah menjalani pemeriksaan oleh polres Lebak.
Dede Kodir juga meyebutkan, aksi itu tidak ada pemodal apalagi sampai menyudutkan nama seseorang, seperti nama Junaedi Ibnu Jarta ketua DPC PDIP Lebak.
“Kenapa saya melakukan aksi ini, karena saya tidak ingin lembaga negara setingkat DPRD ini dipimpin oleh anak yang merasa bangga menjadi keturunn PKI,” cetusnya dalam video yang dikutip indopos.co.id, Senin (14/10/2024).
“Sekali lagi saya tegaskan, aksi ini atas inisitif pribadi saya sendiri,tidak ada sokongan, perintah atau apa yang menjadi bola liar di masyarakat yang menyudutkan nama seseorang, yaitu pak Junaedi Ibu Jarta. Saya tegaskan sekali lagi, saya tak ingin lembaga dewan ini dipimpin oleh anak yang bangga menjadi anak PKI,” sambungnya.
Belum diketahui kapan dan dimana video itu direkam, karena hari ini Dede Kodir tengah menjalani pemeriksaan di Polres Lebak atas dugaan keterlibatannya dalam aksi demo yang berujung tewasnya anggota Satpol PP Lebak. (yas)