Nasional

Australia Soroti Perlunya Diplomasi Siber Bangun Ketahanan Dunia Siber

INDOPOSCO.ID – Duta Siber Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia Hugh Watson menyoroti perlunya diplomasi siber guna mencegah konflik dan membangun ketahanan di dunia siber.

“Jadi, saat ini lebih penting dari sebelumnya bagi negara-negara untuk menjalankan diplomasi siber, membangun kerja sama, dialog, dan kepercayaan internasional guna mencegah konflik dan membangun ketahanan di dunia siber,” kata Watson dalam peluncuran Panduan dan Kursus Virtual Diplomasi Siber di Jakarta, dilansir ANTARA, Selasa (19/8/2025).

Dalam acara yang diselenggarakan ASEAN Study Center Universitas Indonesia (ASC UI) dan Australian Strategic Policy Institute (ASPI), Watson menyebutkan lingkungan internasional saat ini tengah menghadapi tantangan yang semakin kompleks, dengan persaingan strategis yang ketat yang terjadi di dunia maya dan dalam penggunaan teknologi penting.

Untuk itu, Watson menilai diplomasi siber penting dilakukan untuk membangun kesepahaman dan kerja sama antara negara-negara untuk mengatasi tantangan bersama yang dihadapi di dunia maya dan menghindari konflik di dunia maya dan tempat lain yang mungkin menggunakan alat-alat dunia maya.

Melalui diplomasi siber tersebut, dia berharap Indonesia dan Australia dapat bersama-sama memajukan kepentingan nasional, regional, dan global kedua negara dalam keselamatan dan keamanan, serta memaksimalkan peluang untuk kemakmuran yang ditawarkan oleh dunia maya dan ekonomi digital global.

Bagi Australia, diplomasi siber dan teknologi kritis merupakan prioritas utama kebijakan luar negeri mereka, kata Watson.

“Kami menyadari bahwa siber dan teknologi kritis merupakan fondasi keamanan nasional kami, perlindungan dan perwujudan hak asasi manusia dan kebebasan, kemakmuran ekonomi global, pembangunan berkelanjutan, dan stabilitas internasional,” katanya.

Untuk itu, mereka menyadari perlunya bekerja sama dengan pihak lain untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki akses aman ke dunia maya dan teknologi penting, dan bahwa teknologi tersebut digunakan secara bertanggung jawab.

Melalui strategi keamanan siber nasional 2023 hingga 2030, Australia berkomitmen untuk meningkatkan ketahanan siber kolektif di kawasan dan bekerja sama dengan mitra di seluruh kawasan untuk menghadapi tantangan yang terus berkembang di dunia siber.

Dan sebagai salah satu mitra terdekat dan terpenting Australia, Indonesia dinilai berperan penting dalam membangun kawasan yang tangguh terhadap potensi serangan siber, sehingga negara-negara di kawasan dapat bertahan menghadapi tantangan dan ancaman penyalahgunaan siber dan teknologi penting, serta dapat memaksimalkan manfaatnya.

Watson menilai kursus diplomasi siber yang digelar ASC UI dan ASPI tersebut merupakan contoh nyata kolaborasi praktis Australia-Indonesia untuk membangun kapasitas siber.

Melalui kursus diplomasi tersebut, Indonesia dan Australia, kata Watson, ingin memastikan bahwa semua negara di kawasan siap menghadapi tantangan dunia siber dan berupaya menghindari konflik di dunia siber serta mengamankan manfaatnya bersama-sama.

Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UI Semiarto Aji Purwanto, yang juga menjadi pembicara utama dalam peluncuran tersebut, mengatakan bahwa diplomasi siber dilakukan dalam rangka membangun rasa saling menghormati, saling percaya, dan komitmen bersama untuk mengatasi tantangan siber yang muncul.

“Jadi, ancaman seperti serangan ransomware, kampanye misinformasi, dan jenis kekayaan intelektual lainnya tidak menghargai kemajuan nasional,” katanya.

Ancaman-ancaman semacam itu menjadi tantangan bersama dan membutuhkan solusi bersama.

“Di sinilah diplomasi siber menjadi alat yang paling ampuh. Dan dalam lanskap digital yang berkembang pesat ini, dialog tetap menjadi landasan kemitraan kita,” demikian katanya. (dam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button