Putera Sampoerna Foundation Hadirkan Workshop ESG-Driven Education Impact

INDOPOSCO.ID – Putera Sampoerna Foundation (PSF) menegaskan komitmennya untuk mendorong transformasi pendidikan berkelanjutan dengan memperkuat kolaborasi lintas sektor melalui penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Komitmen tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan Workshop on ESG-Driven Education Impact dengan tema “Driving Impactful and Sustainable Change Through Education with ESG”.
Pendidikan merupakan fondasi pembangunan berkelanjutan yang berperan strategis dalam menciptakan masyarakat berdaya saing serta membangun masa depan bangsa. Namun, tantangan masih hadir dalam bentuk keterbatasan akses, kualitas, serta kebutuhan transformasi digital. ESG hadir sebagai solusi strategis untuk mengatasi kesenjangan pendidikan sekaligus mempersiapkan generasi muda agar adaptif, kompeten, dan siap menghadapi tantangan global.
Elan Merdy selaku Senior Director Putera Sampoerna Foundation menegaskan pentingnya peran pendidikan berkelanjutan dan kolaborasi lintas sektor dalam menjawab tantangan zaman.
“Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang menentukan kualitas bangsa. Namun, kita masih menghadapi tantangan nyata, mulai dari akses hingga kualitas pembelajaran. Melalui penerapan prinsip ESG, PSF berupaya memperluas kolaborasi lintas sektor untuk menjawab tantangan ini dan memastikan bahwa pendidikan tidak hanya berfokus pada peningkatan kapasitas akademik, tetapi juga membangun karakter generasi yang siap menghadapi masa depan,” ujar Elan.
Meski memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan dan pendidikan, dalam praktiknya, masih banyak korporasi baik umum maupun swasta yang belum memahami penerapan ESG itu sendiri.
Juliana selaku Head of Program Development and Guru Binar Putera Sampoerna Foundation menyampaikan, “Acara ini kami adakan dengan tujuan agar para ahli, pelaku industri dan korporat, serta pelaku pendidikan dari latar belakang yang berbeda-beda bisa saling berbagi sekaligus memetakan apa yang bisa kita lakukan bersama-sama untuk menciptakan transformasi pendidikan berkelanjutan. Saya melihat bahwa tidak sedikit korporasi yang masih berpikiran secara segi finansial dan bukan segi dampaknya. Padahal, melihat dampak pada masyarakat dan lingkungan itu juga tidak kalah penting demi tercapai tujuan besar Indonesia Emas 2045.”
Sejalan dengan itu, Maria R. Nindita Radyati selaku Pendiri Institute for Sustainability and Agility (ISA), menegaskan bahwa ESG menjadi jembatan penting dalam memperkuat pendidikan sebagai salah satu agenda Sustainable Development Goals (SDGs) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). “Pendidikan di zaman sekarang lebih berfokus pada pengembangan kemampuan sosial yang mencakup kolaborasi, berpikir kritis, memiliki nilai-nilai kemanusiaan, serta memecahkan masalah holistik. Sehingga generasi anak muda Indonesia saat ini bisa menjadi pembawa perubahan yang tidak hanya kompeten, tetapi juga membangun masyarakat yang lebih inklusif, tangguh, dan berdaya saing di kancah global. Oleh karenanya, penting bagi para guru untuk memiliki kompetensi-kompetensi ini.”
Maria menambahkan, “Selain memiliki kompetensi sosial, kompetensi hijau (green skills) juga sangat penting dimiliki oleh para guru zaman sekarang. Ini tidak hanya meliputi pengolahan limbah dan optimalisasi sumber daya atau sumber energi saja, tapi juga meliputi literasi digital, pengaplikasian model bisnis sirkular, serta penerapan kebijakan hijau. Untuk itu, kolaborasi antar perusahaan-perusahaan publik ataupun swasta dengan beberapa pemangku kepentingan terkait sangat dibutuhkan untuk memperkuat peran pendidikan melalui pendekatan ESG. Harapannya, pendidikan tidak lagi dipandang sebagai isu sektoral semata, melainkan sebagai motor penggerak pembangunan berkelanjutan yang berdampak bagi semua pihak, termasuk yang tinggal di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).”
Acara ini melibatkan 16 perusahaan, baik BUMN maupun swasta, yang dihadiri oleh para praktisi ESG dan CSR dari berbagai sektor untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, serta strategi kolaboratif. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen bersama untuk menjadikan pendidikan sebagai bagian penting dari pembangunan berkelanjutan.
Dalam rangkaian kegiatan, para peserta tidak hanya memperoleh materi workshop, tetapi juga dilibatkan secara aktif dalam diskusi sinergis yang mendorong lahirnya ide, kolaborasi, dan inisiatif nyata. Melalui ruang dialog ini, setiap pemangku kepentingan berkesempatan untuk saling bertukar pandangan, menyatukan visi, serta merumuskan langkah konkret yang dapat diimplementasikan bersama.
Harapannya, sinergi lintas sektor ini tidak hanya berhenti pada wacana, tetapi mampu menghadirkan perubahan signifikan bagi masa depan pendidikan di Indonesia, mulai dari peningkatan akses dan kualitas pembelajaran, penguatan kapasitas guru, hingga memastikan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat serta dunia industri yang terus berkembang.
“Kami percaya bahwa sinergi antara dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat merupakan kunci untuk menciptakan perubahan nyata dalam mewujudkan pendidikan yang relevan dan berkelanjutan. Kami berharap workshop ini dapat menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan untuk berbagi pengalaman, membangun inisiatif bersama, dan memperkuat komitmen dalam menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi pendidikan Indonesia,” tutup Elan. (srv)