Potensi Capai Rp180 Triliun, Menag: Literasi Wakaf Kita Masih Rendah

INDOPOSCO.ID – Menteri Agama (Menag) Prof Nasaruddin Umar mengatakan, kecilnya wakaf di Indonesia disebabkan rendahnya literasi wakaf masyarakat Indonesia.
“Kita butuh kurikulum tentang Wakaf, ini kenapa? Karena masalah wakaf kita terkendala literasi masyarakat masih rendah,” ujar Nasaruddin di sela-sela peluncuran gerakan wakaf di Jakarta, Sabtu (16/8/2025).
Merujuk sejarah (di zaman Nabi Muhammad SAW), menurutnya, yang populer itu sedekah, bukan zakat atau wakaf,” ujar Nasaruddin di sela-sela peluncuran gerakan wakaf di Jakarta, Sabtu (16/8/2025).
Ia menyebut, wakaf terbesar dunia ada di negara India, padahal jumlah umat Islam di sana lebih sedikit dari Indonesia dan Pakistan. “Wakaf di India itu ada 45 ribu Ha (hektar) atau 14 miliar Dollar. Disusul Indonesia yang nilainya mencapai Rp180 triliun,” bebernya.
“Kalau bicara sejarah (di zaman Nabi Muhammad SAW), yang populer itu sedekah, bukan zakat atau wakaf,” imbuhnya.
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam (Pendis), Kementerian Agama (Kemenag) Prof Amin Suyitno menambahkan, 60 persen lebih orangtua mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) berpenghasilan kurang dari Rp1 juta per bulan.
Namun, menurutnya, mahasiswa penerima bantuan Kartu Indonesia Pintar (KIP) hanya menyasar 2,7 persen atau 27 ribu di 2024.
“Jadi masih banyak mahasiswa dari keluarga tidak mampu belum merasakan manfaat bantuan KIP,” ujar Amin.
Ia mengatakan, Indonesia memiliki potensi wakaf uang mencapai Rp180 triliun. Sementara potensi dana filantropi keagamaan Islam mencapai Rp327 triliun.
“Untuk Pendis jumlah wakif (orang yang memberi wakaf) lebih dari 23 juta orang, baik dari PTKI, madrasah dan pesantren,” bebernya. (nas)