Mahasiswa Arsitektur Untar Ajak Masyarakat Lepas dari Kecanduan Gawai Lewat Ruang yang Penuh Makna

INDOPOSCO.ID – Di tengah kehidupan urban yang serba cepat dan ketergantungan masyarakat terhadap layar gawai, mahasiswa Arsitektur Universitas Tarumanagara (Untar) menghadirkan sebuah ruang refleksi melalui pameran bertajuk “Atmosfer”, dalam rangkaian acara Architectural Design Week 2025.
Pameran tahunan yang digelar selama lima hari ini berlangsung di Galeri Emiria Soenassa dan Galeri S. Sudjojono, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, dan ditutup pada Minggu (20/7/2025). Acara ini menjadi buah kolaborasi antara Ikatan Mahasiswa Arsitektur Untar (Imarta) dan pengelola TIM.
Kepala Pelaksana Architectural Design Week 2025, Kent Niels Wilfred Wu, menjelaskan tema “Atmosfer” dipilih karena keprihatinan terhadap fenomena kecanduan layar yang semakin meluas di masyarakat. Menurutnya, teknologi yang seharusnya mempermudah hidup kini justru membuat manusia kehilangan koneksi dengan ruang dan lingkungan sekitarnya.
“Kami ingin mengajak pengunjung untuk berhenti sejenak dari kesibukan dunia digital, melambat, dan benar-benar merasakan atmosfer sebuah ruang – bukan hanya melihatnya lewat layar, tetapi mengalaminya secara nyata dengan seluruh indera,” ungkapnya.
Pameran ini menampilkan puluhan karya instalasi dan desain ruang hasil eksplorasi kreatif mahasiswa Arsitektur Untar dari angkatan 2021 hingga 2024. Setiap karya mengangkat narasi berbeda yang menggugah kesadaran tentang pentingnya kehadiran fisik, interaksi manusia, serta kepekaan terhadap lingkungan sekitar.
Instalasi yang ditampilkan bukan hanya soal estetika, tetapi juga sarat makna. Beberapa karya mengajak pengunjung menelusuri lorong-lorong sunyi yang menggambarkan keterasingan akibat dunia digital, sementara yang lain menyajikan ruang-ruang alami yang memicu dialog emosional antara manusia dan alam.
Dengan pendekatan interaktif, pengunjung tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga bagian dari pengalaman ruang yang dirancang untuk membangkitkan kesadaran diri.
Architectural Design Week telah berlangsung selama 12 tahun berturut-turut, menjadi agenda penting dalam kalender akademik Fakultas Teknik Untar, khususnya Program Studi Arsitektur. Tidak hanya sebagai ajang pamer karya, acara ini juga menjadi ruang belajar kolaboratif bagi mahasiswa untuk menanggapi isu-isu aktual melalui medium arsitektur dan seni instalasi.
“Harapan saya, ke depannya acara ini tidak hanya terus berjalan, tapi juga berkembang lebih besar dan dikenal lebih luas oleh masyarakat umum,” jelas Kent.
“Kami ingin menjadikan Architectural Design Week sebagai ruang yang inspiratif, tempat lahirnya karya-karya inovatif yang merespons tantangan zaman,” sambungnya.
Melalui “Atmosfer”, Imarta ingin mengubah cara pandang masyarakat terhadap arsitektur – bahwa arsitektur bukan sekadar bentuk fisik bangunan, tetapi juga medium yang mampu membentuk persepsi, membangun interaksi, dan bahkan menyembuhkan alienasi sosial yang diakibatkan oleh gaya hidup digital.
Dengan dedikasi dan kreativitas tinggi, mahasiswa Arsitektur UNTAR kembali menunjukkan generasi muda mampu menawarkan solusi alternatif untuk isu-isu sosial lewat bahasa ruang. (srv)