Wamen Tawalla Tekankan Peningkatan Penempatan PMI Harus Dibarengi Kompetensi

INDOPOSCO.ID – Setiap pekerja migran Indonesia (PMI) ditekankan memiliki kompetensi sebelum bekerja ke luar negeri. Sebab, keahlian tersebut dapat memastikan mereka terlindungi, mampu menjalankan pekerjaan dengan baik, dan beradaptasi dengan lingkungan baru.
Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen P2MI) Dzulfikar Ahmad Tawalla mengatakan, penekanan keahlian pekerja migran sesuai dengan pesan Presiden Prabowo Subianto. Sehingga mereka dapat bekerja secara profesional di negara tujuan.
“Salah satu arahan dan tugas disampaikan Bapak Presiden Prabowo Subianto kepada kami adalah agar profil dari pekerja migran itu yang 80 persen (bekerja) sektor domestik itu perlahan-lahan kita geser jadi ke sektor formal. Terutama yang memiliki skill,” kata Tawalla di Institut Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia (STIAMI), Galur, Jakarta Pusat, Jumat (20/6/2025).
Kementerian P2MI mengukuhkan STIAMI Migrant Center, sebagai unit kerja kampus yang akan menjadi pusat informasi, edukasi, pendampingan, dan riset menyangkut isu-isu pekerja migran.
Sekaligus akan menjalankan berbagai program pelatihan, literasi migrasi, advokasi hukum, hingga pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas. Saat ini, tengah disiapkan kompetensi perawat dan manufaktur.
“Migrant center ini tentu harapan besar kami turut membantu dalam peningkatan penempatan pekerja migran, yang skill full and well educated di luar negeri,” ujar Tawalla.
Rektor Institut STIAMI Sylviana Murni mengatakan, keberadaan migrant center itu membantu seluruh academica menciptakan para calon pekerja migran yang terampil.
“Bekerja ke luar negeri bukan hanya menjadi ART, tapi bekerja secara professional. Karena itu, kita menyiapkan bahasa. Mereka mau menuju ke mana, maka bahasa itu yang akan kita siapkan,” ucap Sylviana Murni. (dan)