Indonesia Gaspol ke Energi Nuklir, ITPLN Luncurkan GINEST

INDOPOSCO.ID – Institut Teknologi PLN (ITPLN) resmi membentuk lembaga riset nuklir bertaraf global bernama Global Institute for Nuclear Energy and Sustainable Development (GINEST).
Lembaga ini disiapkan sebagai pusat keilmuan dan kolaborasi internasional untuk mempercepat pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dan mendukung target nasional menuju net zero emission 2060.
Rektor ITPLN, Prof. Iwa Garniwa, menyebut GINEST hadir untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam ekosistem energi bersih global.
“GINEST tak hanya pusat riset, tapi juga motor penggerak integrasi riset energi nuklir nasional. Kita harus jadi pemain utama energi masa depan,” kata Iwa dalam keterangan diterima, Jumat (20/6/2025).
Menurutnya, GINEST akan menjalankan tujuh program utama, mulai dari peningkatan SDM, penyusunan rekomendasi kebijakan nuklir, pengembangan teknologi reaktor modular (SMR), hingga pengelolaan limbah radioaktif dan aliansi riset antaruniversitas.
“Pemerintah sendiri telah memasukkan PLTN dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034,” ujarnya.
“Target awal, PLTN menyumbang 500 MW, dan meningkat hingga 4.300 MW lewat reaktor canggih, termasuk reaktor terapung,” imbuhnya.
Direktur Manajemen Proyek dan Energi Terbarukan PLN, Suroso Isnandar, menyebut Presiden Prabowo Subianto sudah menegaskan pentingnya teknologi nuklir, tak hanya untuk pertahanan, tapi juga energi, kesehatan, dan pangan.
Menurutnya, pengembangan PLTN adalah investasi jangka panjang. Siklus proyek bisa mencapai 100 tahun dari perencanaan hingga operasional.
“Kalau mau PLTN beroperasi 2034, maka prakontrak harus dimulai tahun depan,” jelas Suroso.
Ia memaparkan bahwa teknologi nuklir modern, seperti pressurized water reactor (PWR), sangat efisien. Sebutir pelet uranium 1 cm bisa menghasilkan energi setara 1 ton batu bara, tapi jauh lebih bersih.
“Emisi PLTN hanya sekitar 0–12 gram CO₂ per kWh. Bandingkan dengan PLTU supercritical yang mencapai 870 gram per kWh,” tambahnya.
Ketua GINEST, Agus Puji Prasetyono, menegaskan bahwa PLTN akan menjadi solusi strategis menuju kedaulatan energi nasional. Tanpa subsidi, dengan emisi minim, dan berkelanjutan.
“Kita targetkan pembangunan sekitar 200 unit PLTN sampai 2050. Tapi SDM kita harus siap. Tak bisa sepenuhnya bergantung dari luar,” tegasnya.
Ia menyebut GINEST akan fokus pada pelatihan tenaga ahli, sertifikasi SDM, dan pengembangan teknologi inovatif berbasis kebutuhan nasional.
Dengan peluncuran GINEST, Indonesia menegaskan keseriusannya masuk era energi nuklir.
“Tak lagi sekadar wacana, tapi jadi game changer untuk masa depan energi bersih, mandiri, dan berdaya saing global,” pungkasnya. (fer)