Batan dan PLN Didorong Kolaborasi Kembangkan Energi Nuklir

INDOPOSCO.ID – Tantangan krisis energi fosil kini sedang menghantui dunia. Di saat yang sama komitmen dan upaya dekarbonisasi dengan green energi semakin gencar dikampanyekan oleh banyak negara termasuk Indonesia.
Menyoroti fenomena krisis energi dan ancaman perubahan iklim yang terjadi secara bersamaan ini, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Sultan B Najamudin mendorong pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) untuk segera melakukan percepatan eksplorasi potensi sumber energi nuklir di Indonesia.
“Kita sedang berada di suasana krisis energi sekaligus krisis iklim. Dan inilah momentum yang tepat bagi Indonesia untuk segera mengalihkan perhatiannya terhadap energi masa depan yang murah dan ramah lingkungan, seperti energi nuklir. Kita memiliki potensi uranium dan thorium yang luar biasa,” kata Sultan melalui keterangan resminya pada Senin (10/1).
Menurutnya, dalam mengembangkan teknologi nuklir, Indonesia perlu meniru Prancis yang mampu mewujudkan kualitas udara dan lingkungan bersih dengan memanfaatkan energi nuklir dalam posisnya sebagai negara industri maju.
Baca Juga : Batan Rancang Reaktor Nuklir Berpendingin Gas
Sehingga, lanjutnya, Indonesia tak punya banyak pilihan, membiarkan lingkungan hidup terdegradasi dan menjadikan bergantung pada energi fosil yang terbatas, atau segera mengalokasikan sumber daya yang ada untuk mengembangkan potensi energi uranium dan sejenisnya yang tersedia. Terutama dalam memenuhi kebutuhan energi listrik.
“Kami mendorong otoritas Batan maupun BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) bersama BUMN (Badan Usaha Milik Negara) terkait seperti PLN segera melakukan kolaborasi intensif dalam mengembangkan energi nuklir. PLN tidak bisa terus menerus menjadikan batu bara sebagai sumber energi utama dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional. Demikian juga untuk kebutuhan manufaktur yang kita kembangkan dalam industri hulu komoditi unggulan ekspor,” ujarnya.
“Kami sangat percaya Presiden Joko Widodo memiliki atensi yang sama terhadap potensi energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan murah ini. Dan Kita memiliki SDM (sumber daya manusia) di bidang energi yang tidak kalah unggul dan dapat diandalkan. Apalagi jika kita memilih partner swasta yang tepat untuk memulainya,” tutup mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bengkulu itu.
Sekadar diketahui, berdasarkan data Batan Indonesia memiliki bahan baku nuklir berupa sumber daya uranium sebanyak 81.090 ton dan juga thorium sebanyak 140.411 ton. Bahan baku nuklir tersebut tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Secara terinci, Sumatera memiliki 31.567 ton uranium dan 126.821 ton thorium. Sementara Kalimantan memiliki sebanyak 45.731 ton uranium dan 7.028 ton thorium. Sulawesi memiliki 3.793 ton uranium dan 6.562 ton.(arm)