Nasional

Kemendikdasmen Sebut Masa Tunggu Kerja Lulusan SMK dan PTV Paling Lama 2 Bulan

INDOPOSCO.ID – Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2024 masa tunggu lulusan vokasi, baik sekolah menengah kejuruan (SMK) maupun perguruan tinggi vokasi (PTV) relatif singkat. Secara umum, lulusan vokasi, baik SMK maupun PTV, memiliki waktu tunggu antara 0—2 bulan.

“Meskipun laporan BPS ini fluktuatif, tapi untuk beberapa hal seperti pengangguran lulusan vokasi, kita melihat adanya penurunan secara konstan,” ujar Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Tatang Muttaqin kepada indopos.co.id, Sabtu (30/11/2024).

Ia mengatakan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memiliki sejumlah program untuk mendorong pembelajaran yang unggul dan relevan, mulai dari Dana Padanan, Dana Kompetitif, Teaching Factory (Tefa), SMK Pusat Keunggulan

“Ini (masa tunggu lulusan SMK 0-2 bulan) menunjukkan adanya dampak dari program-program tersebut,” katanya.

Ia menyoroti terkait pelaksanaan Tefa yang mampu mendorong kebekerjaan lulusan vokasi. Menurutnya, dengan Tefa di mana para siswa dapat belajar dalam kondisi yang menyerupai lingkungan industri, baik dalam prosedur maupun standar yang digunakan.

Program ini, lanjut dia, telah mendorong para peserta didik untuk jauh lebih siap menghadapi dunia kerja, utamanya dari sisi soft skills yang selama ini dinilai menjadi persoalan lulusan vokasi.

“Berdasarkan data Rapor Pendidikan pada indikator Kualitas Pembelajaran dalam Teaching Factory, setidaknya terdapat 11.514 SMK (84,50 persen) berada pada kategori Baik dan Sedang,” bebernya.

Selain itu, menurut Tatang, pembelajaran Tefa yang berorientasi atau berbasis produk mendorong SMK bisa mengembangkan diri menjadi Badan Layanan Umum (BLU), termasuk melaksanakan usaha hilirisasi produk barang dan jasa secara terpadu antara SMK dan DUDI (dunia usaha dunia industri).

“Salah satu contoh yang berhasil dalam pengembangan Tefa adalah adalah SMK YPM 8 Sidoarjo. Sekolah ini melaksanakan program Tefa dengan produk Computer Numerical Control (CNC) Milling Training Unit SYS-8 4025, yang dihasilkan oleh para siswa berkolaborasi bersama industri,” terangnya.

Setiap bulannya, lanjut dia, SMK YPM 8 Sidoarjo mampu memproduksi satu unit mesin CNC Milling Training Unit SYS-8 4025 dengan harga rata-rata Rp150.000.000,00. Hasil penjualan dari produk-produk tersebut kemudian diolah dan dikelola sebagai kegiatan Tefa dan dipergunakan untuk membeli bahan serta peralatan lain guna menunjang kegiatan pembelajaran dan produksi produk kembali. (nas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button