Menteri LH Dorong Pengelolaan Sampah Harus Berbasis Teknologi dan Inovasi

INDOPOSCO.ID – Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan, Hanif Faisol Nurofiq, menekankan pentingnya inovasi dan teknologi terkini dalam pengelolaan sampah. Ia menegaskan bahwa pemilihan teknologi harus disesuaikan dengan jenis dan tujuan pengelolaan.
Pernyataan ini disampaikan saat kunjungan ke fasilitas pengolahan sampah RDF Plant dan Landfill Mining di TPST Bantargebang, Minggu (27/10/2024). Hanif juga menekankan urgensi Indonesia untuk mengelola sampah secara mandiri.
“Pendekatan terbuka terhadap inovasi dan teknologi terkini merupakan salah satu langkah penting dalam menyelesaikan permasalahan sampah, di mana setiap teknologi perlu disesuaikan dengan jenis dan tujuan pengelolaannya,” katanya dalam keterangan dikutip INDPOPOSCO.ID pada Senin (28/10/2024).
Menurutnya, Indonesia memiliki kapasitas yang cukup untuk mengelola sampah secara optimal tanpa harus mendatangkan sampah dari negara lain.
“Kami yakin dan bertekad bahwa dalam waktu dekat ini, kita harus menghentikan impor barang semacam itu (sampah). Wajib melakukan pengolahannya di dalam negeri. Sampah kita sudah cukup banyak,” ujarnya.
Terkait dengan kesiapan teknologi dalam negeri, Direktur Utama PT Mario Mikron Metalindo, Jusman Sikki, menyatakan dukungannya terhadap kebijakan yang disampaikan oleh Menteri Hanif dengan berkomitmen untuk terus menyediakan teknologi tepat guna produk dalam negeri untuk pengelolaan sampah.
“Kami sangat siap untuk memenuhi kebutuhan teknologi pengolahan sampah di Indonesia. Semua komponen kami, seperti pada RDF Plant/Landfill Mining TPST Bantargebang dan fasilitas pengelolaan sampah lainnya seperti peralatan TPS 3R, adalah produk lokal yang mampu bersaing dan unggul dalam kualitas,” jelas Jusman.
Ia menambahkan bahwa pihaknya sudah sangat siap untuk mendukung pemerintah dalam pengelolaan sampah dengan meningkatkan penggunaan teknologi yang inovatif.
“Kami berkomitmen untuk berinovasi dan menyediakan komponen yang andal dan efisien dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) tinggi. Ini sesuai dengan kebutuhan fasilitas pengelolaan sampah modern di seluruh Indonesia yang memanfaatkan potensi dan sumber daya lokal secara maksimal,” tambahnya.
Ia menuturkan, penggunaan teknologi lokal tidak hanya membantu ketahanan pengelolaan sampah tetapi juga mendukung penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan industri dalam negeri.
“Dengan memanfaatkan produk dalam negeri, kita membangun ketahanan dan meningkatkan keberlanjutan fasilitas pengelolaan sampah di Indonesia,” tuturnya.
Pemanfaatan teknologi lokal ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang bagi pengelolaan sampah di berbagai daerah.
“Dengan teknologi yang semakin canggih dan karya anak bangsa, saya berharap Indonesia dapat menjadi model dalam pengelolaan sampah terintegrasi dan ramah lingkungan,” pungkasnya. (fer)