Nasional

Rektor Universitas Pancasila: Indonesia Emas atau Indonesia Cemas, Tergantung kepada Anak Muda Sekarang

INDOPOSCO.ID – Yayasan Masyarakat Indonesia Emas (YMIE) bentuk Kesatria Desa sebagai bentuk pembinaan terhadap anak muda, terutama anak-anak muda yang berasal dari desa sebagai estafet kepemimpinan menuju Indonesia emas 2045.

Hal ini, diungkapkan Ketua Umum YMIE, Prof. Marsudi Wahyu Kusworo dalam webinar Sapa BUMN bertajuk “Menuju Indonesia Emas 2045” yang disiarkan oleh Youtube Espos Live, Rabu (18/9/2024).

“Kesatria Desa ini, perwakilan dari masing-masing desa dua orang, kemudian dididik dalam sebuah basecamp selama dua minggu, dan sekarang anak-anak muda ini sudah menyebar kemana-mana. Jadi, ini adalah mendidik calon-calon pemimpin bangsa yang lahir dari desa setelah mereka ditraining kepemimpinan, kreativitas dan berbagai macam hal yang berkaitan dengan pembangunan desa, mereka kemudian pulang kedesanya masing-masing membuat sebuah proposal ide, mau membuat apa di desanya, mau mengembangkan apa di desanya?,” ungkap Prof. Marsudi.

“Proposal yang terbaik itu, kemudian kita bantu, kita lingkan dengan BUMN. Bisa kita lingkan dengan dunia usaha untuk disponsori untuk membangun desa tersebut,” tambahnya.

Menurut Rektor Universitas Pancasila (UP) ini, Indonesia Emas 2045 dapat terwujud tergantung anak mudanya saat ini sebagai pemimpin bangsa di masa depan.

“Indonesia emas atau Indonesia cemas, tergantung kepada anak muda sekarang, kalau kita salah dalam menuju kesana maka bisa menjadi Indonesia lemas bisa menjadi Indonesia cemas gitu ya, agar itu tidak terjadi, bangunlah bangkit,” ulas Prof. Marsudi.

Kemudian, lanjutnya, yang juga menjabat sebagai anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), untuk mewujudkan Indonesia Emas 2024, sesuai cita-cita dari para founding fathers Indonesia menjadi negara maju modern, makmur, dan sejahtera rakyatnya, maka juga diperlukan turut membangun desa-desa yang ada di Indonesia.

“Jadi kita ngurusi wong deso saja, mayoritas kita kan desa ya, jadi Indonesia itu maju kalau desanya maju, Indonesia kaya kalau desanya kaya. desa itu punya potensi yang luar biasa, ibaratnya ini batu belum digosok, itu belum dipoles gitu ya, kalau sudah dipoles sudah jadi akan mengkilapkan. Jadi kalau tidak dipoles kayak batu di pinggir jalan, kalau dipoles jadi batu akik, jadi desa juga demikian,” papar Prof. Marsudi.

Diketahui, YMIE mengkatagorisasikan desa pada lima macam, tergantung dari potensinya. (1) Desa wisata, (2) Desa UMKM, (3) Desa untuk pangan, desa pangan ini untuk ketahanan pangan pertanian, (4) Desa industri, dimana disitu banyak pabrik-pabrik dan sebagainya, (5) Desa perkotaan.

Prof. Marsudi, mengajak semua pihak untuk terut serta mewujudkan cita-cita mulia ini menjadi Indonesia emas 2045 melalui aksi nyata membangun Indonesia.

“Saya ingin mengajak semuanya silakan berkontribusi dengan masing-masing, dengan teknik masing-masing, dengan teori masing-masing, dengan pendekatan masing-masing, kalau mau bergabung dengan YMIE juga boleh, mau mengembangkan teori sendiri pendekatan ini boleh, yang penting kita punya cita-cita bersama untuk membangun Indonesia maju, karena itu jangan pernah lelah mencintai Indonesia dan jangan pernah lelah untuk bekerja memperbaiki Indonesia,” pungkasnya. (ibs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button