Megapolitan

Pram: Manfaat Digitalisasi juga Bisa Kurangi Aksi Copet di Pasar Tradisional

INDOPOSCO.ID– Gubernur Provinsi Jakarta, Pramono Anung, menegaskan digitalisasi menjadi kunci untuk membangkitkan kembali pasar tradisional Ibu Kota, termasuk Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat yang sempat lesu.

“Digitalisasi tidak bisa dihindarkan. Kalau tidak dilombakan, tidak diadu, pasarnya tidak diamati, pasti tidak akan terjadi lompatan,” kata Pram, sapaan Pramono dalam keterangan pada Sabtu (23/8/2025).

Ia mencontohkan Pasar Santa yang transaksi digitalnya melonjak hingga lebih dari 40 persen setelah program digitalisasi berjalan.

“Bahkan, penggunaan QRIS di 20 pasar yang ikut lomba meningkat 47 persen hanya dalam 20 hari masa perlombaan. Jumlah pedagang yang memiliki NPWP juga naik, dari 1.720 menjadi 2.129,” ujarnya.

Pramono menyebut manfaat digitalisasi bukan hanya soal peningkatan transaksi, tapi juga keamanan pasar.

“Copetnya pasti berkurang. Mau nyopet apa yang dicopet? Premanisme juga pelan-pelan berkurang,” tegasnya.

Jakarta, lanjut Pramono, tetap menjadi motor ekonomi nasional dengan pertumbuhan 5,18 persen pada triwulan lalu, lebih tinggi dari rata-rata nasional 5,12 persen.

Lanjutnya, ia mengapresiasi dukungan Bank Indonesia, OJK, dan Perumda Pasar Jaya yang menggandeng bank-bank besar seperti BRI, Mandiri, BNI, BCA, dan Bank Jakarta untuk menyediakan layanan transaksi modern.

“Karena sifat manusia itu tidak mau kalah. Maka bank-bank itu bersaing, dan hasilnya alhamdulillah maksimal,” jelasnya.

Ia memastikan lomba digitalisasi pasar akan kembali digelar tahun depan dengan juri yang lebih bergengsi.

“Saya akan ajak Ibu Menteri Keuangan jadi juri. Pasti ikut lah,” katanya.

Wakil Ketua DPRD Jakarta, Basri Baco, menyatakan dukungan penuh terhadap program digitalisasi pasar. Menurutnya, langkah ini sejalan dengan target menjadikan Jakarta sebagai kota global.

“Ke depan, seluruh pasar di Jakarta akan diperbaiki dan direvitalisasi agar lebih layak, bersih, serta nyaman. Bukan hanya fisik bangunan, tapi juga akses dan kemudahan transaksi,” kata Basri.

Direktur Utama Bank Jakarta, Agus H. Widodo, menyebut digitalisasi pasar tradisional menjadi bagian dari transformasi ekosistem keuangan Jakarta.

“Upaya ini bukan hanya menghadirkan kemudahan transaksi melalui QRIS dan EDC, tapi juga membuka akses lebih luas bagi UMKM untuk masuk dalam sistem keuangan formal,” ujar Agus.

Bank Jakarta, lanjutnya, berkomitmen menjadikan digitalisasi sebagai fondasi pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan. (fer)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button