Kontroversi Kepala BPIP Yudian Wahyudi, Dulu Bilang ‘Agama Musuh Pancasila’

INDOPOSCO.ID – Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi kembali menjadi buah bibir masyarakat, karena polemik pelepasan jilbab diduga secara paksa terhadap calon paskibraka putri tingkat nasional. Ada 18 paskibraka yang lepas jilbab dalam kegiatan pengukuhan.
Pengukuhan dipimpin langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara IKN, Kaltim pada Selasa (18/8/2024). Mereka bersama rekan-rekan lainnya bertugas pada peringatan HUT ke-79 RI di Istana Negara IKN pada 17 Agustus 2024.
BPIP mengatakan, para calon anggota Paskibraka telah menandatangani surat persetujuan saat mendaftar, termasuk mengikuti atribut seragam yang ditentukan. Ketentuan lepas jilbab berlaku saat pengukuhan dan pengibaran bendera Merah Putih saat upacara 17 Agustus.
“Pada saat pendaftaran, setiap calon Paskibraka tahun 2024 mendaftar secara sukarela, untuk mengikuti seleksi administrasi dengan menyampaikan surat pernyataan yang ditandatangani di atas materai Rp10.000,” kata Yudian dalam keterangannya diterima, Jakarta, Kamis (15/8/2024).
“Mengenai kesediaan untuk mematuhi peraturan pembentukan Paskibraka dan pelaksanaan tugas Paskibraka tahun 2024, dengan lampiran persyaratan calon Paskibraka yang mencantumkan tata pakaian dan sikap tampang Paskibraka, sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Deputi Diklat Nomor 1 tahun 2024,” tambahnya.
Menurutnya, sejak awal seragam dan atribut paskibraka telah dirancang memiliki makna Bhinneka Tunggal Ika. Itu tertuang dalam penerbitan Peraturan BPIP Nomor 3 Tahun 2022, yang mengatur mengenai tata pakaian dan sikap tampang Paskibraka.
“Aturan tersebut untuk tahun 2024 telah ditegaskan dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Nomor 35 Tahun 2024 tentang Standar Pakaian, Atribut, dan Sikap Tampang Pasukan Pengibar Bendera Pusaka,” jelas Yudian.
Ketentuan itu mendapat respons negatif dari banyak pihak. Mulai Majelis Ulama Indonesia (MUI), elit partai politik hingga kalangan akademisi.
Sorotan tajam lainnya terhadap Yudian ialah soal pertanyataanya pada tahun 2020 yang menyebut, bahwa musuh terbesar Pancasila ialah agama.
Polemik tersebut bermula dari wawancara Kepala BPIP dengan salah satu media. Dalam salah satu pernyataannya, ia menyebut terdapat kelompok yang mereduksi agama sesuai kepentingan mereka sendiri, dengan nilai-nilai yang tidak selaras dengan Pancasila.
“Si minoritas ini ingin melawan Pancasila dan mengklaim dirinya sebagai mayoritas. Ini yang berbahaya. Jadi, kalau kita jujur, musuh terbesar Pancasila itu ya agama, bukan kesukuan,” ucap Yudian beberapa waktu lalu.
Bahkan jauh sebelumnya, Yudian ketika menjabat Rektor UIN Jogja sempat membuat kebijakan melarang penggunaan cadar bagi mahasiswi di UIN Sunan Kalijaga. Ketentuannya tertuang dalma surat keputusan B-1031/Un.02/R/AK. 00.3/02/2018 perihal pembinaan mahasiswi bercadar tertanggal 20 Februari 2018. (dan)