Isu Kudeta Partai Demokrat, Analis Politik: Awas Teori Viktimisasi Bak Pisau Bermata Dua

INDOPOSCO.ID – Analis Politik dan Pimpinan Lembaga Survei Nasional (LSN) Umar S. Bakry mengatakan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tengah mempraktekkan teori politik Viktimisasi atau memposisikan diri sebagai korban dalam isu kudeta Partai Demokrat. Teori tersebut sangat populer di Amerika Serikat pada periode 1970-an.
“AHY sedang mempraktekkan sebuah teori politik yang dikenal dengan Viktimisasi,” ujar Umar S. Bakry, seperti dikutip, Kamis (18/2/2021).
Umar mengingatkan, strategi ini mudah dibaca oleh masyarakat yang saat ini relatif lebih kritis. Apalagi ada dua mata pisau dari penggunaan strategi ini, di satu sisi bisa menunjukkan sebagai pihak yang dizalimi, tapi di lain sisi menunjukkan kekurangan kompetensi dalam kepemimpinan.
“Dengan AHY membongkar isu kudeta ini memancing serangan balik dari tokoh tokoh internal Demokrat untuk membuka kelemahan kelemahan kepemimpinan AHY, hal yang tadinya tidak diketahui oleh publik,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, dalam ranah politik praktis, para pakar Viktimisasi mengamati korban atau victimhood sering menjadi salah satu posisi politik yang menguntungkan. Sehingga banyak aktor politik menempatkan diri sebagai victimhood atau sebagai korban.
“Memposisikan diri sebagai korban dapat menjadi sarana yang efektif bagi individu atau aktor politik atau kelompok politik tertentu untuk mengkonstruksi kepentingan politiknya,” katanya.
Umar juga mengatakan, menjadi korban mengekspresikan seseorang atau sekelompok orang dalam hal ini tentu adalah kelompok politik telah menderita atau telah dizalimi oleh kelompok yang lebih besar yang lebih powerfull. Menjadi korban biasanya juga menyatakan klaim bahwa mereka tengah membela sesuatu yang lebih besar.
“Dalam kasus isu kudeta di Partai Demokrat, saya melihat AHY sengaja memposisikan dirinya dan partainya dalam hal ini Partai Demokrat sebagai korban sebagai victimhood. Tapi munculnya kegaduhan internal Demokrat membuka banyak kekurangan dan kelemahan kepemimpinan AHY,” terangnya. (nas)