Heboh Grup “Fantasi Sedarah”, Kenali Jenis Kelainan Seksual dan Penyebabnya

INDOPOSCO.ID – Baru-baru ini jagat maya tengah digegerkan dengan kemunculan grup Facebook bernama “Fantasi Sedarah”. Grup ini menjadi sorotan publik karena diduga menjadi wadah penyebaran konten menyimpang yang mengandung fantasi seksual terhadap anggota keluarga sendiri, suatu bentuk kelainan seksual yang dikenal sebagai inses.
Meski grup tersebut diklaim telah ditutup, desakan kepada aparat penegak hukum untuk mengusut para pelaku di baliknya terus bergema.
Aktivitas yang mempromosikan inses maupun pedofilia di media sosial tidak hanya dianggap menyimpang secara moral, tetapi juga mengandung unsur pidana karena melanggar norma kesusilaan dan perundang-undangan di Indonesia.
Apa Itu Kelainan Seksual?
Dalam dunia psikologi, kelainan seksual dikenal dengan istilah parafilia. Ini adalah kondisi di mana seseorang memiliki fantasi, dorongan, atau perilaku seksual yang menyimpang dari norma sosial dan tidak biasa. Parafilia bisa berbahaya—bukan hanya bagi penderitanya, tapi juga bagi orang lain, terutama jika dilakukan tanpa persetujuan.
Tak semua bentuk parafilia berujung pada tindakan kriminal. Namun, beberapa jenisnya sangat berisiko, baik dari sisi sosial, psikologis, hingga hukum. Mengenali jenis-jenis kelainan seksual ini penting sebagai bentuk kewaspadaan dan upaya pencegahan.
Jenis-Jenis Kelainan Seksual (Parafilia)
Dikutip dari Siloam Hospitals, berikut adalah beberapa jenis kelainan seksual yang telah diidentifikasi dalam psikologi klinis:
1. Fetisisme
Jenis kelainan seksual yang pertama adalah fetisisme, yaitu penyimpangan seksual di mana seseorang merasa bergairah terhadap benda mati, seperti sepatu wanita, pakaian dalam, atau kaus kaki. Benda-benda ini biasanya digunakan saat berhubungan seksual dengan orang lain untuk meningkatkan gairah.
Kelainan seksual fetisisme umumnya tidak dianggap berbahaya selama tidak mengganggu orang lain dan hanya digunakan sebagai pemicu fantasi. Namun, apabila kondisi tersebut membuat seseorang kecanduan hingga kesulitan untuk mencapai orgasme saat berhubungan seksual dengan pasangan, fetisisme perlu segera ditangani dengan tepat.
Fetisisme sering kali disalahartikan sebagai parsialisme. Perlu diketahui, fetisisme merupakan kondisi yang berbeda dengan parsialisme. Perbedaan yang jelas terlihat antara parsialisme dan fetisisme adalah fokus minat seksual seseorang itu sendiri.
Jika fetisisme menyebabkan seseorang merasa terangsang dengan benda mati, parsialisme merupakan ketertarikan seksual terhadap bagian tubuh tertentu, namun di luar bagian yang biasa dikategorikan sebagai area erotis (bibir, payudara, dan kemaluan), seperti kaki, ketiak, mata, hidung, rambut, pusar, dan lain-lain.
2. Exhibitionism
Exhibitionism adalah jenis penyimpangan seksual ketika seseorang merasa puas dan mendapatkan rangsangan seksual saat menunjukkan bagian kelaminnya ke orang lain tanpa persetujuan atau keinginan dari orang tersebut. Penderita kondisi ini juga dapat merasa semakin bergairah saat orang lain menunjukkan reaksi jijik atau takut atas perbuatannya.
Penyimpangan seksual exhibitionism biasanya tidak diiringi dengan tindakan lebih lanjut, seperti melakukan kekerasan seksual terhadap orang lain. Namun, dalam beberapa kasus, penderita kondisi ini bisa sampai berani melakukan masturbasi di tempat umum seraya menunjukkan organ intimnya.
3. Pedofilia
Pedofilia adalah penyimpangan seksual ketika seseorang memiliki fantasi atau ketertarikan seksual terhadap anak kecil berusia di bawah 13 tahun. Seseorang dengan pedofilia dapat dikategorikan dengan usia minimal 16 tahun atau berusia minimal 5 tahun lebih tua dari korban.
Kelainan seksual ini biasanya ditandai dengan mengajak anak-anak untuk melihat penderitanya melakukan masturbasi, telanjang, menyentuh organ kelamin anak, hingga melakukan aktivitas seksual.
4. Voyeurisme
Voyeurisme adalah jenis kelainan seksual ketika seseorang merasa puas dan bergairah saat melihat atau mengintip orang lain yang sedang mandi, berganti pakaian, atau melakukan aktivitas seksual. Orang dengan kondisi ini biasanya tidak tertarik untuk melakukan hubungan seksual secara langsung dengan korban.
Mereka bisa mencapai orgasme hanya dengan melakukan masturbasi seraya mengintip orang lain. Penderita voyeurisme mungkin juga akan menguntit korban seksualnya.
5. Froteurisme
Froteurisme merupakan jenis penyimpangan seksual yang membuat seseorang memiliki kecenderungan untuk menggesekkan alat kelaminnya kepada orang lain tanpa persetujuan korban tersebut.
Penyimpangan seksual ini sering kali ditemukan pada pria berusia 15–25 tahun dengan kepribadian yang cenderung pemalu. Orang dengan froteurisme bisa melakukan hal ini saat berada di tempat umum yang ramai, seperti di lift atau saat sedang mengantre.
6. Transvestisme
Jenis kelainan seksual berikutnya adalah transvestisme, yaitu kondisi ketika seseorang merasa terangsang secara seksual saat berdandan atau mengenakan pakaian yang biasa digunakan oleh lawan jenisnya. Kondisi ini lebih sering dialami oleh pria dibandingkan wanita.
7. Sexual Masochism
Sexual masochism (masokisme seksual) membuat penderitanya bisa mendapatkan kepuasan saat mereka memperoleh kekerasan, baik secara verbal maupun nonverbal, seperti dipermalukan dengan kata-kata kasar, dipukul, diikat, atau digigit oleh pasangan seksualnya.
Penderita kondisi ini juga bisa menggunakan benda tajam untuk melukai dirinya demi mendapatkan kepuasan seksual.
8. Sadisme Seksual
Sadisme seksual adalah bentuk penyimpangan seksual ketika seseorang merasa terangsang saat menyakiti dan menyiksa pasangannya, baik secara psikologis maupun fisik. Dengan melakukan hal tersebut, mereka akan merasa berkuasa terhadap pasangannya.
Kegiatan ini kemungkinan besar akan berulang dengan tingkat keparahan tindakan yang semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Karena bisa membahayakan orang lain dan berisiko terlibat hukum pidana, penderita sadisme umumnya perlu mendapatkan penanganan dan pemantauan langsung dari psikolog atau psikiater.
9. Sadomasokisme
Sadomasokisme merupakan aktivitas seksual antara pasangan di mana salah satu pihak dari pasangan tersebut menikmati saat menyakiti (sadisme seksual) dan satu orang yang lain menikmati saat disakiti (sexual masochism).
10. Asphyxiophilia
Asphyxiophilia adalah jenis kelainan seksual ketika seseorang mendapatkan kepuasan seksual atau bahkan bisa mencapai orgasme saat dicekik. Demi mendapatkan kepuasan seksual, penderita kondisi ini dapat mencekik dirinya sendiri atau meminta pasangannya untuk melakukan hal tersebut.
Tindakan ini dapat dilakukan dengan menggunakan tangan atau barang-barang tertentu, seperti pakaian, tali, syal, dan lain-lain. Asphyxiophilia termasuk penyimpangan seksual yang berbahaya karena berisiko menyebabkan masalah kesehatan seperti, sesak napas, pecahnya pembuluh darah di area wajah, hingga kematian.
Mengapa Kelainan Seksual Bisa Terjadi?
Kelainan seksual bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti trauma masa kecil (misalnya pelecehan seksual), gangguan perkembangan psikoseksual, lingkungan sosial yang tidak sehat, kelainan neurologis atau hormonal, dan kondisi kesehatan mental lainnya seperti gangguan kepribadian.
Penanganan parafilia memerlukan pendekatan multidisipliner, mulai dari psikoterapi, konseling perilaku, hingga pengobatan medis, tergantung pada jenis dan tingkat gangguannya. (her)