Gemes Garuda

INDOPOSCO.ID – Gemes. Itu lahir dari rasa benci tapi rindu. Rindu agar Garuda Indonesia jadi kebanggaan nasional. Pembawa bendera bangsa.
Itu yang rasanya sangat diinginkan Presiden Prabowo –melebihi perasaan kita. Harus bangga pada negara. Sampai mengibarkan bendera Merah Putih di puncak Himalaya pun ia promotori.
Benci karena prestasinya turun naik –lebih banyak turunnya. Setiap kali ditemukan jalan keluar sembuhnya hanya sementara. Khas BUMN.
Saya percaya dengan besarnya ambisi Prabowo, Garuda dapat jalan keluar lagi. Tapi itu tadi.
Apakah biaya jalan keluar itu tidak sia-sia kalau tak lama nanti Garuda bermasalah lagi.
Membenahi Garuda perlu langkah jangka panjang. Proses rusaknya cepat sekali.
Saya juga percaya Prabowo, lewat Danantara, bisa cari uang berapa saja yang diperlukan. Yang penting bisa menyembuhkan Garuda. Tapi harus ada perhitungannya: apakah dana besar untuk Garuda itu tidak menyebabkan lebih memburuknya ICOR nasional.
Anda sudah tahu: ICOR nasional kita masih sangat tinggi. Menakutkan. Ada yang menghitung angkanya sampai 6. Dibanding Malaysia yang hanya 4,6.
Apalagi Singapura atau Tiongkok.
ICOR jelek itu Anda pun sudah tahu penyebabnya: terlalu besarnya pemakaian uang untuk sesuatu yang kurang menghasilkan.
Maka Danantara akan minta Garuda untuk menjanjikan berapa ICOR yang didapat atas Dana Rp 6 triliun yang disuntikkan padanya.
Bagaimana kalau dana ke Garuda itu hanya akan memperburuk ICOR nasional? Bukan berarti rencana itu tidak boleh jalan. Apalagi kalau permintaan presiden itu “harga mati”.
Namun Danantara harus mencari sektor lain yang sangat istimewa yang bisa membuat ICOR nasional membaik.
Danantara mungkin perlu punya “rukun iman” ini: berapa proyek yang ICOR-nya jelek yang boleh diberi dana. Yakni hanya proyek yang benar-benar diinginkan Presiden. Selebihnya harus membiayai proyek-proyek yang ICOR-nya baik.
Maka kalau ada usulan proyek yang ICOR-nya jelek harus ditolak. Apalagi kalau jumlahnya sudah melebihi “rukun iman”.
Pelanggaran terhadap rukun iman berarti musyrik. Dosa besar. Tak terampuni. Maka kewajiban para pengusul proyek untuk menyertakan analisis ICOR. Agar mereka malu sendiri untuk mengusulkan proyek yang berbau musyrik.
Misalkan keinginan presiden untuk melambungkan Garuda masih bisa ditawar. Mungkin bisa diusulkan jalan tengah: bagaimana kalau Garuda sekalian dipakai untuk memperkokoh persahabatan antar negara serumpun.
Garuda digandengkan dengan Malaysian Airlines (MAS). Seperti Air France milik Prancis bergandengan dengan KLM-nya Belanda. Dua-duanya pernah dalam situasi buruk. Kini dua-duanya masih eksis dan bagus. Air France masih berkibar. Pun KLM.
Saya pernah membicarakan itu dengan CEO MAS. Tapi, sekali lagi, saya keburu expired. Mungkin bisa dilanjutkan dengan langkah yang lebih smart.
Saya tentu suka kalau Garuda didorong kuat. Pun bila konsekuensinya harus mengorbankan ICOR nasional. Tapi Danantara harus bisa ”menebus” dosa musyrik di Garuda itu dengan balas dendam di proyek yang lain.
Sebagai bawahan yang baik, Danantara tentu tidak boleh begitu saja menolak keinginan atasan, tapi juga harus bisa mencarikan jalan keluar agar keinginan itu tetap berjalan tanpa mengorbankan ICOR.
Ibarat mizan, Garuda menjadi faktor ”dosa” di kiri. Perlu dicari pemberat di mizan kanan. (Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 5 Agustus 2025: Kapal Prabowo
Ima Lawaru
Meskipun tinggal di Pulau Tomia, Wakatobi, dalam setahun saya bisa 4 kali ke Kota Kendari. Kalau saya ke Kendari, saya agak jengkel lihat ulah mahasiswa-mahasiswi yg cari sumbangan di lampur merah. Walau atas nama kemanusiaan, tapi: 1. Di lampu merah itu mengganggu pengendara dan membahayakan sesama. 2. Mahasiswa-mahasiswi ini konon kaum intelek. Mencari sumbangan seperti itu…orang yg tidak sekolah juga bisa. Mestinya mencari sumbangan pakai cara intelek juga. Misalnya jualan kue, kalender, pangkas rambut, cuci motor,dll. Jadi calon penyumbang memberi uang dan mendapat manfaat. Saat kuliah dulu tahun dulu 2008-2012 kami cari sumbangan dengan jualan kue. Kue kami patok harga Rp.10.000/kotak. Tapi kalau mau bayar lebih juga boleh. Sasarannya sesama mahasiswa, dosen dan masyarkat. Saya teringat yang pernah ditulis oleh Azrul Ananda di heppywednessdey. Bahwa di Amerika pun, mencari sumbangan itu harus kreatif. Dengan menawarkan jasa, barang, dll.
Wilwa
Capitalism pada akhirnya akan melahirkan big bahkan huge capitalists. Itu sudah hukum alam. Huge capitalists terjun ke politik entah jadi ketum atau dewan pembina parpol atau elit di belakang layar akan melahirkan oligarki. Itu juga sudah hukum alam. Selama homo sapiens belum menemukan pengganti “money” (baca: capital). Seperti kata seorang filsuf Yunani yang Anda Sudah Tahu namanya: kita semua adalah budak dari uang dan keserakahan. Capitalism pada dasarnya memicu persaingan dan keserakahan dalam berebut duit. Harus ada sesuatu yang mengendalikannya agar tak terjadi hukum rimba. Sesuatu itu adalah government. Masalahnya adalah bila government itu sendiri adalah oligarki itu sendiri. Ini terjadi di hampir semua negara di bumi ini. Tak peduli sistem politiknya. Entah itu monarki atau militeristik atau demokrasi multi partai atau komunistik satu partai. Di negara demokrasi multi partai yang menganut capitalism seperti USA, pengusaha raksasa jauh lebih berkuasa dibanding penguasa dunia ini. Mereka leluasa memindahkan Capital mereka ke negara yang menghasilkan “cuan koper-koper”. Dan negara itu adalah T. Mereka tak kenal batas negara. Tak kenal istilah nationalism. Duit dalam narasi capitalism tak kenal bangsa atau negara. Itulah sebabnya socialism lahir. Untuk mengimbangi capitalism. Dimulai di abad 19 dan mencapai puncaknya di abad 20. Sukarno menyebut Socialism sebagai Ekasila. Inti dari Pancasila. Sebuah ideologi yang membela wong cilik, marhaen, proletar, rakyat kebanyakan
djokoLodang
-o– BULAT TEKAD Aku sudah bertekad hari ini akan berbeda. Aku sudah kenyang dimarahi pak Bos karena datang terlambat! Jadi semalam aku menyetel weker untuk bangun satu jam lebih awal. Lalu aku bergegas melakukan rutinitas pagiku sebelum istri dan anakku bangun. Aku pakai motor ke kantor, agar tidak perlu khawatir kalau busnya terlambat. Dan benar saja, aku sampai kantor paling awal. Belum ada orang di sini, bahkan pak Bos pun tidak! Huh… dan kemudian aku baru ingat hari ini hari libur Nasional! –koJo.-
djokoLodang
-o– + Istriku tersayang, tagihan kartu kredit baru saja datang. Terlalu banyak tagihan baru. Kupikir kita sudah sepakat untuk tidak pergi berbelanja sampai tagihan kartu kredit lunas. – Aku tidak pergi berbelanja. Aku membeli semuanya online! –koJo.-
Tiga Pelita Berlian
Seorang sahabat akan direkrut mjd pengawas dapur MBG bercerita kalo Dapur tsb mendapatkan kontrak menyiapkan 4ribu porsi setiap hari dgn harga 10rb/porsi, sebulan dihitung 26hari. Berarti perhari nilainya 40jt, sebulan 1M .. saya membayangkan berapa banyak kebutuhan berasnya, tahu nya, tempenya, telurnya, daging nya, sayur mayurnya, buahnya serta gas & bumbu dapur nya . Kalau ini berjalan dgn baik , maka ekonomi di desa tersebut akan bergerak serempak, Beras butuh supply gabah, gabah butuh pupuk, pestisida, benih & naker Tahu tempe butuh kedelai, sumber kedelai bisa lokal (butuh pupuk, Pestisida, benih, naker) atau kedelai impor (importir & distributor) Sayur mayur butuh benih, pupuk, pestisida, Naker dll Dst … Saya sepakat dgn Abah bhw setiap kesulitan & himpitan pasti ada peluang yg bisa dimanfaatkan mjd keberuntungan . JANGAN LELAH MENCINTAI INDONESIA Seklangkong
Suharno Maridi
Sebagai langkah lain dari Koperasi Merah Putih, pemerintah harus membuka kesempatan seluas nya bagi individu yg punya proposal usaha. Proposal itu diseleksi dgn ketat. Yg lolos diberikan bantuan modal usaha, infrastruktur dan u sementara bebas pajak. Tp dengan bimbingan yg ketat selama kurun waktu tertentu. Setelah mandiri baru dilepas.
djokoLodang
-o– Selingan–Intermezzo Tante Korina datang mengunjungi putranyi, Doni, untuk makan malam. Ia tinggal di apartemen 2-kamar, berbagi sewa dengan seorang gadis, Maria. Malam itu, ibunya tak kuasa menahan diri untuk tidak memperhatikan betapa cantiknya Maria. Sambil memperhatikan keduanya berinteraksi, dia mulai bertanya-tanya apakah ada sesuatu di antara Doni dan Maria. Membaca pikiran ibunya, Doni pun menawarkan diri. “Aku tahu apa yang Ibu pikirkan, tapi kuyakinkan Ibu bahwa aku dan Maria hanya berbagi sewa,… tidak ada yang lain.” Tiga hari kemudian Maria berkata kepada Doni: “Sejak Ibumu datang malam itu, aku tidak bisa menemukan mangkuk-gula perak kesayanganku. Kamu tahu benar, aku tidak bermaksud menuduhnyi.” Doni langsung mengirim e-mail kepada ibunya. “Mama sayang, aku tidak bilang Ibu “mengambil” mangkuk gula dari apartemenku, dan aku pun tidak bilang Ibu “tidak” mengambilnya. Tapi aku harus memberitahu bahwa sejak Ibu berkunjung, mangkuk itu hilang.” Tante Korina menjawab. “Doni yang terkasih. Ibu akui, mangkuk perak itu memang indah. Ibu hanya ingin memberitahu, … kalau Maria tidur di kamarnyi sendiri—bukan di kamarmu—niscaya dia akan menemukan mangkuk itu di sana, … di bawah bantal.” –koJo.-
Wilwa
Yang Anda harus pahami adalah makna oligarki yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “rule by few”. Jelas beda dengan makna tengkulak atau “broker”
Fajar Priokusumo
Beberapa tahun terakhir, terlalu sering saya mendengar kata Oligarki atau Oligark. Dan selama itu pula, yang dikesankan terhadap kata itu konotasinya adalah negatif. Apakah betul bahwa Oligarki menjadi sesuatu yang negatif….? Seperti halnya dengan kata Tengkulak. Dulu saat SD, ada pelajaran yang didalamnya membahas tengkulak. Dan itu juga dikesankan negatif. Setelah menua dan lebih tahu kondisi, saya jadi berfikir. Dimana letak negatifnya tengkulak…? Apa jadinya petani tanpa tengkulak…? Kebun sayur berhektar-hektar kalau tak ada tengkulak, petani akan ambruk. Mereka bisa berproduksi tapi gak bisa menjual. Tidak punya sarana angkut dan channel distribusi. Apakah tengkulak jahat…? Tetangga saya yang jadi tengkulak Semangka beberapa kali boncos karena ternyata lebih banyak buah grade C daripada A dan B. Toh mereka bisa juga rugi. Jadi apakah Oligarki dan Tengkulak harus selalu dikesankan negatif ?
Muh Nursalim
cerita badan wakaf. perlu tengok pondok Gontor. ini pesantren paling murah sedunia. dunia pesantren. hanya Rp. 800 ribu per bulan santri bayarnya. itu sudah termasuk asrama, makan, spp, uang kesehatan all in. lebih murah dari hotel tempat menginap pak RT satu malam. kenapa bisa murah? karena badan wakafnya sukses berbisnis. bukan membisniskan santri tapi the real bisnis. konon, guru tidak dibayari oleh santri. sehingga guru tidak perlu ewuh pekewuh dengan wali murid. karena memang ndak ada satu rupaihpun gaji guru dengan bayaran bulanan santri. Dari mana guru dapat kesejahteraan. ya dari amal usaha wakaf tersebut. Wakafnya bukan hanya untuk gedung dan masjid tetepi berwujud sektor produktif yang menghasilkan uang. ada macam-macam komuditas yang dihasilkan. Kalau anda menemui supermarket La Tansa. itulah milik gontor. La Tansa. Ojo lali.
Hardiyanto Prasetiyo
Setelah membaca dengan cernat tulisan pak Iskan diatas, saya langsung teringat bahwa Pak Bowo ini gila baca tentunya beliau banyak literasi termasuk dalam mengelola negara. Bahwa ternyata cara pengelolaan negara ala pak Bowo ini kok mirip-mirip dengan buku yg pernah saya baca judulnya “Why Nation Fail” karya Daron Acemoglu & James Robinson. Dalam bukunya 2 penulis ini menggaris bawahi bahwa kegagalan negara bukan karena faktor geografi, budaya atau sumber daya alam melainkan karena faktor pengelolaan institusi politik ataupun ekonomi. Dua penulis secara gamblang menyimpulkan bahwa pengeloaan institusi politik dan ekonomi yg inklusif adalah kunci keberhasilan suatu negara sedangkan pengelolaan institusi yg ekstraktif yg memusatkan kekuasaan pada segelintir orang/kelompok/golongan cenderung menyebabkan kegagalan suatu negara. Semoga kapal besar ini berlayar di jalur yg benar, hingga waktunya akan sampai di pelabuhan kemakmuran untuk seluruh rakyat Indonesia.
Thamrin Dahlan YPTD
Tepat sekali mengibaratkan sebuah negara dengan Kapal laut. Pasti hanya ada 1 Nahkoda. Negara Republik Indonesia di pimpin Jendral Prabowo Subianto belum satu tahun bekerja. Kapal ini tidak oleng masih bergerak menerpa ombak walaupun belum gass poll. Masih banyak beban peninggalan lama ikutan di badan kapal. Memang harus segera dibersihkan . Mengganti awak kelasi kapal dengan yang benar benar ahli pada bidangnya disamping bersih track record pengabdian untuk membantu Sang Nahkoda. Pendekatan ekonomi makro Pemerintah saat ini berbasis mikro. Salah satu contoh koperasi merah putih didirikan 80.000 unit. Apabila dikelola dengan baik maka pola bottom up ini memberikan dampak positif untuk kesejahteraan rakyat. Efesiensi anggaran juga merupakan tindakan cerdas. Alokasi penganggaran diprioritaskan untuk pekerjaan produktif di samping memangkas peluang korupsi. Terkait oligarki saya pikir Presiden mampu mengendalikan para pengusaha kelas kakap. . Kekuatan Pemerintah memberi kesadaran bahwa silahkan anda berniaga namun wajib ditujukan membantu Pemerintah sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat. Ukuran keberhasilan bolehlah kita lihat setelah 1 tahun kapal berlayar. Ada semangat juang Pak Prabowo yang bisa mengendalikan Kapal Besar. Bersatu Berdaulat Rakyat Sejahtera Indonesia Maju Salam Indonesia Raya Salamsalaman.
am dki9
saya coba sarikan ya, GDP per kapita 5.000, pertumbuhan ekonomi 5%. sektor ekonomi utama : pertanian, perikanan, pertambangan & energi, industri pengolahan dan jasa (pariwisata). usia penduduk produktif 70%, usia muda <15 thn 24%, usia tua> 65 thn 6%. rasio utang terhadapa GDP 40%. Rasio ketimpangan pendapatan relatif stabil, jika ingin jadi negara dengan GDP diatas 12.000 ditahun 2045 pertumbuhan harus konsisten di angka 6%-7% dan pertumbuhan penduduk < 1% selama 20 tahun kedepan. Industri harus berbasis nilai tambahan tinggi, teknologi, pariwisata premium. Pendidikan. investasi R&D harus diatas 1% GDP, stabilitas ekonomi dan fiskal, berantas korupsi, lakukan meritokrasi, ekspansi pasar global, dan kondisi geopolotik yang mendukung. Disisi lain harus bisa menyelesaikan tantangan : korupsi, kesenjanagn pusat daerah, pendidikan rendah dan tidak merata, ketergantungan pada komoditas mentah, kestabilan politik, hukum dan regulasi. Itu kata chat GPT.. bukan kata saya loh
yea aina
Masih ada dua lagi yang “nyrimpeti” laju kapal besar ini: warisan dan titipan. Warisan infrastruktur nir manfaat dan sangat membebani keuangan negara. Juga titipan wakil kapten dan para “kelasi” yang lebih loyal kepada bapaknya eh…. bekas lurah sebelumnya. Resiko berlayar membawa “beban” masa lalu, hanya akan menambah kesulitan kapal bermanuver. Perubahan arah, akan dilihat sebagai ancaman bagi zona nyaman genk expired itu.
xiaomi fiveplus
satu lagi terkait pembukaan jurusan yang disarankan pak DI. untuk kimia dan fisika dari tahun ke tahun bukan cuma turun tapi nyungsep peminatnya. sudah kuliahnya susah, cari kerjanya lebih susah lagi. bisa dicek pada laporan SNPMB tiap tahunnya. yang masih naik dan terus naik tetap prodi-prodi kesehatan dan informatika. joos kalau ini (y)
Nurkholis Marwanto
Sulit rasanya lewat koperasi ekonomi bisa melejit (dengan konsep yg sekarang), bisa meningkatkan PDB, atau keluar dari middle income trap. Paling-paling ekonomi hanya bergeser. Dari oligarki ke kerakyatan. Seperti halnya toko offline ke online. Pedagang offline banyak yang gulung tikar. Atau omsetnya menurun (lihat saja RALS, LPPF). Online tidak menambah skala ekonomi, hanya mengambil pasar yang sudah ada. Kalau tujuannya untuk pemerataan bolehlah. Mendistribusikan kekayaan dari oligarki ke semua rakyat. Saran saya:Bolehlah dengan koperasi. Tapi koperasi yang go internasional. Maksudnya harus menjual produk yang dibutuhkan luar negri. Kebutuhan barang luar negeri harus bisa diproduksi koperasi. Silahkan oligarki menggarap pasar dalam negeri. Koperasi menggarap pasar luar negeri. BUMN gabungan keduanya: untuk dalam negeri sektor yang tidak bisa digarap swasta. Atau dalam misi sosial/penugasan. BUMN harusnya berorientasi pasar luar negri. Untuk bisa meningkatkan PDB syaratnya harus dengan meningkatkan uang beredar. Kalau uang beredar segitu – segitu saja tidak mungkin PDB bisa naik. Di negara maju rasio PDB terhadap uang beredar bisa 200%. Ibarat nilai ekonomi sudah 22.000 T uang beredar baru 8.000 T alias baru sepertiganya. Untuk meningkatkan jumlah uang beredar ada 4 cara: 1. Investasi asing 2. Devisa hasil ekspor 3. Pinjaman luar negeri 4. Cetak duit
Agus Suryonegoro III – 阿古斯·苏约诺
KAPAL BESAR, ARAH BARU.. Tulisan CHDI kali ini ibarat suara peluit dari anjungan kapal: Memperingatkan bahwa perubahan arah ekonomi Prabowo adalah manuver berani—tapi penuh risiko. Kapalnya besar, mesin lama berat, cuaca dunia sedang buruk, tapi nahkoda ingin banting setir. Langkah Prabowo membumikan ekonomi—dengan koperasi, redistribusi lahan sawit, hingga mendorong badan wakaf pendidikan—jelas bukan kosmetik. Ini adalah koreksi sadar struktural yang lama dihindari. Tapi benar kata pak Dahlan: Agar kapal tak oleng, kapten harus lihai. Distribusi lahan tanpa merusak produktivitas? Bisa. Asal ada masa transisi yang cerdas, seperti tetap melibatkan perusahaan lama. Memberi ke badan wakaf juga ide cemerlang—asalkan bukan untuk “wakaf keluarga.” Yang menarik, tulisan ini tak hanya menggambarkan risiko ekonomi, tapi juga memberi resep meredam patah hati oligarki. Akhirnya, ini bukan soal kanan atau kiri. Tapi soal bagaimana belok di tengah badai tanpa karam. Dan seperti pesan pak Dahlan: Jangan sampai kapal besar tenggelam. Apalagi hanya karena rebutan jadi kapten kapal kecil.
Agus Suryonegoro III – 阿古斯·苏约诺
KOPERASI KOPASSUS: JEJAK SEJAHTERA PRABOWO.. Jauh sebelum menjabat Presiden, Prabowo Subianto sudah meninggalkan jejak keberpihakan pada ekonomi akar rumput—dimulai dari tubuh TNI. Saat menjabat Danjen Kopassus (1996–1998), Prabowo dikenal sukses menggairahkan koperasi prajurit di lingkungan pasukan elite tersebut. Di bawah kepemimpinannya, koperasi bukan sekadar formalitas, melainkan benar-benar menjadi alat peningkat kesejahteraan prajurit Prabowo mendorong koperasi menyediakan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, membuka unit usaha produktif, hingga mengelola simpan pinjam secara profesional. Prajurit yang sebelumnya hanya bergantung pada gaji pas-pasan, mulai merasakan manfaat langsung dari koperasi yang aktif dan sehat. Semangat gotong royong dipadukan dengan manajemen modern. Kisah ini kini jadi salah satu inspirasi dari program “Koperasi Merah Putih” di era kepemimpinan nasional Prabowo. Model koperasi yang membumi, tapi punya visi besar. Bisa jadi, koperasi adalah “senjata ekonomi” Prabowo untuk mematahkan dominasi oligarki. ### Bukan dengan amarah dan komando, tapi dengan kesejahteraan.
Wati
Ketika naik kendaraan umum seringnya aku mabuk kendaraan. Terjadi beberapa kali yang tidak mabuk. Selain faktor alami yang pasti adalah kondisi fisik yang memang kurang fit ketika melakukan perjalanan . Kunci utama perjalanan nyaman tetaplah kondisi fisik harus benar² sehat . Bukan sehat pengakuan tapi sehat betulan . Pun sebuah unit kecil rumahtangga . Sehat jiwa raga penghuni atau anggotanya bisa dirasakan orang luar tapi yang benar² tau adalah orang didalamnya. Management transpran bisa dilihat orang luar . Hasil dn keberhasilannya yng hakiki hanya bisa dirasakan orang dalam keluarga
Fiona Handoko
Selamat siang bp thamrin, bung mirza, bp agus, bp jokosp, bp udin, bp jz dan teman2 rusuhwan. Kisah di sebuah kapal kayu. Captain memerintahkan juru mudi. “Nyalakan lampu navigasi, untuk bersiap cikar kiri. ” Juru mudi. “Captain dikenal sebagai lampu navigasi kiri, nanti cikarnya ke kanan. ” Captain. “yaa itu bukan urusanku. Kamu percaya lampu atau percaya saya? ” Tamat.
Gunawan Harijadi
Indonesia tdk akan pernah bisa keluar dari middle-trap income krn salah arah. Dari ratusan negara yg tergolong moddle-upper economi yg berpeluang utk naik ke developed country, hanya segelintir negara saja yg sukses. Mereka semua terjebak di problem yg sama spt indon: terlalu asyik export barang2 yg tdk punya nilai tambah spt raw material, padahal upah buruh makin tahun makin naik. Akhirnya sampailah pd no-return-point dimana GDP tdk meningkat krn hasil export tsb makin tahun makin tdk ada artinya dibandingkan pengeluaran utk membayar gaji buruh. Saat sdh sadar (itupun kalau sadar), semuanya sdh terlambat, utk memulainya lagi sulit, kenapa ? utk meningkatkan SDM spy penduduk memiliki kemampuan utk memproduksi barang Hi-tech butuh pendidikan berbasis STEM yg makan waktu 1 generasi. dst… pikirkan saja sendiri kelanjutannya….
Wilwa
Kita harus mengubah financial system bila ingin keluar dari Middle Income Trap seperti yang dilakukan T. Simak youtube Inside China Business ini (yang beberapa hari lalu direkomendasikan Liam Then): China isn’t dumping dollars. They are dumping banks, and setting up a new financial system. 25 May 2024. Kalau masih tetap mengikuti cara mafia Berkeley didikan USA (termasuk Sumitronomics) dijamin selamanya RI akan jadi negara “nanggung” alias medioker. Karena mengikuti financial system yang diciptakan USA. Harus banting stir dan berani out of the box. Seperti T.
Komentator Spesialis
Saya masih ingat jaman orde baru sering didengungkan TRILOGI PEMBANGUNAN. Saya dulu tak paham buat apa. Ternyata Trilogi pembangunan itu kunci penting. Dan itu yang mau di copy oleh Pak Prabowo. Hebat memang Pak Harto. TRILOGI PEMBANGUNAN : 1) Stabilitas Nasional : Tanpa keamanan dan kestabilan kita tidak bisa membangun. Contoh : amnesti dan abolisi hasto tom. 2) Pertumbuhan yang tinggi : Pembangunan berangkat dari proyek yang sifatnya padat karya untuk memacu konsumsi yang menjadi motor penggerak pertumbuhan : MBG, Koperasi merah putih, Danantara. 3) Pemerataan Pembangunan
Ali Abdurrahman
apakah badan wakaf yayasan bisa mengelola dana wakaf sebagai dana abadi pendidikan untuk dikembangkan seperti hedge fund atau sejenisnya.? #bahan diskusi gathering 4