Diam Emas

INDOPOSCO.ID – Anda pasti sangat menunggu: apa komentar Bank Indonesia atas metraliur yang diberondongkan menkeu baru, Purbaya Yudhi Sadewa.
Bank sentral Indonesia itu seperti tersudut dan teraniaya. Tiap hari. Sejak beberapa hari terakhir. Yakni sejak Purbaya dilantik sebagai menteri keuangan yang baru.
Saya justru waswas: jangan-jangan Bank Indonesia buru-buru memberi respons. Lalu membela diri. Bahkan balas menyerang menkeu yang baru.
Apa lagi suara riuh di medsos memberi dukungan yang luas kepada Purbaya. Bank Indonesia kian tersudut di mana-mana.
Saran saya: tetaplah Bank Indonesia seperti sekarang ini. Tidak perlu memberi komentar. Saya justru amat senang dengan sikap diam Bank Indonesia. Terpujilah para pejabat tinggi di bank sentral.
Apa yang terjadi bila Bank Indonesia berkomentar?
Berisik. Gaduh.
Itu memang mengasyikkan bagi pembaca media tapi menjerumuskan stabilitas dan perekonomian.
Saya pun tidak ingin ”mengejar” pejabat tinggi Bank Indonesia sekadar untuk memperoleh komentar atas komentar yang ada di media.
Saya menilai para pejabat tinggi Bank Indonesia sangat bijak. Diam, untuk saat ini, adalah emas.
Tentu saya bisa merasakan gejolak kencang di pedalaman jiwa para pejabat tinggi Bank Indonesia.
Hati mereka pasti mendidih –seperti hati saya kapan itu. Maka saya tidak ingin menjadi kompor yang bisa mengakibatkan suhu didih yang sudah 100 derajat itu meledakkan tutup pancinya.
Disway hari ini saya tulis pendek: khusus untuk memuji sikap diam Bank Indonesia. (Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 19 September 2025: Nabi Baru
djokoLodang
-o– Marah pada seseorang? *) Pikir dulu sebelum bicara. – Jika orang itu lebih muda darimu, hitung sampai 5 lalu bicara. – Jika orang itu setara denganmu, hitung sampai 10 baru bicara. – Jika orang itu lebih senior darimu, hitung sampai 15 lalu bicara. –> Jika orang itu istrimu, teruslah menghitung,.. jangan bicara. —> Jika orang itu suamimu, jangan menghitung…. teruslah bicara. –koJo.-
Fauzan Samsuri
Saya kira dunia digital justru sangat nyambung dengan agama. Dulu ketika era digital belum semaju seperti saat ini, kita bisa jadi membayangkan betapa besarnya “buku catatan amal” yang akan kita diterima saat hari perhitungan, kalau catatan amal setiap hari ditulis 1 halaman saja misalnya, orang yang meninggal pada usia 60 tahun berarti dia akan menerima 21.900 halaman, betapa besarnya buku itu. Di era digital inilah kita bisa menerima penjelasan ternyata buku itu tidak mesti dalam format cetak, buku bisa juga dalam format e-book. Begitu juga dengan petugas pencatatnya, di era digital inilah kita bisa menerima penjelasan, amal kita bisa selalu dicatat dan dimonitor oleh malaikat Rokib dan Atid, yang berteguas sebagai “CCTV” nya Tuhan.
Sadewa 19
“Dunia digital memang tidak bisa nyambung dengan dunia agama”. Kayaknya ini kalimat pancingan dari Pak DI. Saya pun langsung nanya Chat GPT. “Tolong pilihkan Agama apa yg cocok untuk saya ? Saya suka kebebasan, suka korupsi, doyan mabuk, suka main perempuan dan suka apapun asal saya happy” Jawaban Chat GPT diluar dugaan saya. Ia menjawab “Jika anda masih suka dengan kebebasan seperti itu, maka anda tidak cocok untuk beragama, mungkin anda bisa mulai agnostik, mengakui Tuhan tapi tidak ikut aturan agama apapun”. Chat GPT juga langsung memberikan alternatif pertobatan dari keisengan saya tadi. Mulai dari Hindu, Budha sampai agama Abrahamic dari Yahudi, Kristen dan sampai agama abrahamic versi terupdate. Ternyata dunia digital begitu cepet nyambung dengan dunia agama. Bahkan agama menjadi begitu mudah di akses. Saya jadi ingat kata-kata pejabat Israel. “Kita punya Sam Altman, punya Marck Zugerberg, punya raja raja digital. Kenapa nama Israel begitu buruk di generasi Z ? begitu buruk di sosial media ?. Mungkin jawabannya adalah sosial media begitu jujur, nyata dan tidak bisa menutupi kebohongan. Sampai kemudian orang-orang jahat itu menciptakan deepfake. Pada akhirnya manusia yg dituntut untuk lebih sabar, lebih banyak belajar sehingga ia bisa membedakan mana yg palsu dan mana yg bukan. Namun yg palsu itu pasti akan lenyap. Dan katakanlah “kebenaran telah datang, dan yg batil telah lenyap. Sungguh yang batil itu pasti lenyap”
Mbah Mars
مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍۢ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَـٰكِن رَّسُولَ ٱللَّهِ وَخَاتَمَ ٱلنَّبِيِّينَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًۭا “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Ahzab: 40) Dari ayat ini lahir dua pemahaman terkait kata khatam al-nabiyyin. Sebagian besar ulama memahami bahwa makna khatam adalah “penutup”. Artinya, Nabi Muhammad adalah nabi terakhir, sehingga setelah beliau tidak ada lagi nabi yang diutus. Penafsiran ini sejalan dengan kaidah bahasa Arab, konteks ayat, dan diperkuat oleh ijma‘ ulama serta hadits Nabi yang menegaskan, “La nabiyya ba‘di” (tidak ada nabi setelahku). Namun, ada pula pihak yang menafsirkan kata khatam sebagai “cincin”. Menurut mereka, maksud ayat ini bukan menegaskan bahwa Muhammad adalah nabi terakhir, melainkan nabi yang paling indah, mulia, dan istimewa di antara para nabi, sebagaimana cincin dianggap perhiasan. Dari pemahaman inilah kemudian muncul klaim-klaim adanya nabi baru setelah Muhammad.
Liam Then
Kayaknya di Indonesia juga ada nabi yang namanya Duit. Nabi hebatnya ini ndak pernah ngomong. Bukan ndak mau, tapi dari sananya memang tak bisa. Biarpun ndak bisa ngomong, pengikutnya banyak sekali.
Taufik Hidayat
Wah, saya baru kali ini dengar atau baca tentang nabi dari Medan ini. Tapi kalau deklarasi nya saja pada 2015, yang bukan baru lagi. Memang selalu menarik bicara tentang sosok yang mengaku nabi. Boleh percaya boleh tidak. Kembali saya mau menanggapi dengan cerita. Kali ini pengalaman saya mampir ke markas Lia Eden di kawasan Bungur, Jakarta Pusat . Kejadiannya awal tahun 2025 ini.. tentunya sang Nabi yang disebut Bunda oleh pengikutnya sudah meninggal. jadi saya atau kami hanya bertemu dengan pengikutnya saja termasuk penerus beliau yaitu Pak Abdurahman. Uniknya komunitas Eden ini menyebut bahwa kepercayaan mereka bukan agama! Walau Lia eden pernah dipenjara karena dianggap menyebarkan aliran sesat. Pak Abdurahman sebagai pengikut nya juga pernah dipenjara selama dua tahun bahkan lebih lama dibandingkan Lia Eden sendiri. Selain disebut Bunda, Lia Eden juga dipanggil Paduka . Komunitas ini uniknya tidak menyebarkan atau tidak aktif mengundang pengikut sehingga hanya memiliki sedikit penganut yang kebanyakan tinggal di markas ini. Sewaktu mampir , kami disambut hangat dengan paduan suara merdu anak anak Eden yang menyanyikan lagu Surga Eden. Dijamu makan malam yang lezat dengan menu khas Sulawesi Selatan dengan Jalangkote yang nikmat. Lia Eden memang asli orang Sulsel . Sosok yang mengaku Nabi memang banyak dan di Indonesia ada sebagian dipenjara karena dianggap sesat. Tapi kalau tidak menganggu ketertiban sebenarnya boleh boleh saja yah demi kebebasan beragama?
Jokosp Sp
Nah saya ikut ndaftar jadi pengikutnya, kalau ada yang ngaku nabi bisa memberantas habis korupsi di Indonesia ini.
Sadewa 19
@satya: haha bener juga, kalau ngaku nabi jangan bilang2. Apalagi baru bisa menghentikan hujan udah langsung ngaku nabi. Lulusan fisika yg lain jg banyak yg bisa menghentikan hujan. Jika nabi baru bisa menghentikan korupsi, mungkin pengikutnya akan lebih banyak.
Satya Laksana
Inget kisah Cak Nun menjenguk nabi Ahmad Musadeq di tahanan Polda. Cak nun bisikin Musadeq: “Kalau jadi nabi jangan bilang-bilang… Saya dari dulu diem aja.. ” Musadeq ngakak : “cak nun bisa aja..”
Taufik Hidayat
Pengalaman saya mampir ke markas Lia Eden ini pernah saya tulis di Kompasiana dengan judul “ Berkunjung ke Markas Lia Eden” . Kalau omon omon soal nabi baru memang asyik. Termasuk aliran Ahmadiyah yang pemimpinnya juga dianggap Nabi? Tapi tidak menyebarkan agama baru? Tapi kalau soal agama baru yang cukup asyik adalah agama Caodao di Vietnam yang sekilas mirip agama gado gado. Apa pembaca juga ada yang mau mengaku nabi?
David Kurniawan
urusan beginian di injil menasehatkan “semua pohon dikenali dari buahnya” tidak terlalu spritual. Tapi cukup meyankinkan agar tidak mudah tergoda dengan nabi nabi baru.
heru santoso
Note 34 (catatan perjalanan) . — Kami makan di kantin kampus ZJUT. Kemarin kuminta anakku ajak temen2nya. Cuma empat orang. Lainnya acara bersama keluarganya yang datang wisuda itu. Kantin di kampus ini gedungnya besar banget—hampir selapangan bola—dan terdiri dari dua lantai. Pilihan makanannya super lengkap, dari mie tradisional, western, sampai gerai KFC ada semua. Yang bikin tenang, ada area khusus halal yang dipisahkan dengan penyekat interior setinggi meja. Ya, di kampus ZJUT Pingfeng ini menyediakan dua kantin halal. Satu lagi di samping asrama. Tidak besar, khusus halal. Sambil makan siang kami ngobrol santai. Amran yang dari Bangladesh cerita rencana kepulangannya bulan depan. Langsung kerja. “Aku tidak sempet pulang Indonesia. Minggu depan mesti ke Beijing urus administrasi studi lanjut”, kata Hasnah yang anak Malang. Beasiswa S2 sudah approved. Desti cerita bimbang. Bukan soal cinta remaja, tapi antara studi lanjut atau pulang. Beberapa kali interview, dia terkendala Mandarin. Tidak sedikit mahasiswa bertahun di China tapi tidak lancar Mandarin. Mereka terlalu nyaman berbahasa sesama Indonesia: di asrama, kampus, mall. Anakku pilih pulang dan bekerja, walau dapat tawaran beasiswa studi lanjut. Dia sudah dapat empat offering letter dari berbagai perusahaan—semua melalui agen rekrutmen yang jemput bola calon wisudawan. Ternyata, permintaan perusahaan China yang sedang ekspansi ke Indonesia jauh lebih besar daripada lulusan yang siap kerja!
Tivibox
Negara tak religius bisa menghasilkan produk ilmu pengetahuan, teknologi dan kecerdasan buatan yang banyak berguna bagi kehidupan manusia. Google, Meta, ChatGPT, Microsoft, Apple, DeepSeek, BYD, Xiaomi, Huawei lahir dari ketekunan mempelajari ilmu pengetahuan dan mengasah kecerdasan intelektual.. Salah satu atau dua pasti ada di genggaman kita sekarang dan kita menggunakannya untuk memudahkan hidup. Di negara tempat teknologi itu lahir, fokusnya adalah bagaimana membuat hidup manusia menjadi lebih mudah, membantu menghemat waktu sehingga lebih banyak hal positif yang bisa dikerjakan. Soal nanti setelah mati mau kemana, mungkin tak sempat dipikirkan. Karena kalau sibuk memikirkan itu maka hidup ini akan stagnan. Di negara yang katanya komunis, tak beragama atau tidak religius justru lahir kecerdasan yang berguna bagi orang lain. Di negara sebaliknya, malah jamak terjadi korupsi, penipuan, pemerasan, pelecehan seksual yang menyusahkan orang lain. Walau kita tak boleh menutup mata bahwa masih ada juga yang “tak kena virus” sehingga membawa kebaikan bagi orang lain.
alasroban
Tapi kita juga tahu : dunia digital memang tidak bisa nyambung dengan dunia agama. Kenyataan lawan keyakinan. Agak kurang setuju dengan kalimat ini. Buktinya Lily Jay justru mendapat pencerahan dari mesin digital AI. Dan terlihat Lily Jay menginspirasi orang lain juga untuk mendapat pencerahan dari AI. Jaman dulu orang mendapat pencerahan dari daí. Sekarang mulai ada trend orang mendapat pencerahan dari AI. :D
Johan
Bebas saja dia mau mengaku sebagai apa pun. Orang zaman dahulu boleh ngaku sebagai ini itu, kenapa orang zaman sekarang tidak boleh? Mau beragama apa pun, yg paling penting dimiliki oleh seorang manusia adalah Sense of humanity. Asupan agama yg dosisnya berlebihan atau kurang tepat malah bisa membuat sense of humanity seseorang menjadi tumpul. Lao Tze ketika bertemu dengan Konfusius pernah mengatakan, “Hanya ketika seseorang tidak bermoral, pertanyaan tentang moralitas muncul. Hanya ketika ada kedengkian dalam diri, seseorang berpikir untuk mengembangkan kebajikan. Tetapi bagi mereka yang benar-benar bermoral dan baik hati, kualitas-kualitas seperti itu adalah alami. Jangan buang waktumu memupuk nilai-nilai. Jadilah alami. Adopsi kesederhanaan dan keaslian. Bergerak bebas mengikuti angin dan patuhi kekuatan batinmu. Ingat, angsa salju tidak perlu mandi setiap hari agar tetap putih. Gagak tidak perlu tinta setiap hari agar tetap hitam.”
Wilwa
@DjokoLodang. @AgusSuryonegoro. Kapan-kapan saya akan bahas spiritualitas Konghucu yang saya anggap paling mumpuni. Yaitu tiga syair pertama dari kitab Zhong Yong 中庸 alias “Jalan Tengah” yang menurut saya pribadi adalah inti spiritualitas “Konghucu” yang sama mengagumkannya dengan 3 syair pertama Dao De Jing. Dan semua itu hanya berdasarkan pengetahuan saya yang didapat dari merenungkan mengapa begini mengapa begitu sebuah aksara Mandarin dituliskan. Dan mencermati evolusi penulisan maupun evolusi makna sehingga orang Chinese pembaca aksara Mandarin kuno itu juga tak tahu maknanya yang sangat dalam. Tapi pada dasarnya ini adalah mengenai Tuhan = Semesta. ☕️
Nico Gunawan
kalau di budha semua orang bisa jadi budhha , umat budha harus ingat bisikan cak nun kalau jadi nabi/budha jangan ngaku ngaku ye
Er Gham 2
Besar juga mark up ‘biaya percepatan haji khusus’. Sudah NYOLONG kuota, tidak diberikan ke yang sudah antri, di mark up pula harga koutanya oleh kemenag. Lalu oleh travel di mark up lagi. Misalkan kemenag mark up 2400 USD, travel nambah lagi mark up 2100 USD, jadi jemaah keluarkan uang 4500 USD. Double kesalahannya, sudah nyolong kuota, lalu di mark up. Menurut KPK, ada ratusan travel yang terlibat. Wow, banyak juga. Kok, belum dipanggil juga mereka oleh KPK. Apa aja dikorupsi di negeri ini. Sekalipun perjalanan ibadah. Mungkin karena mereka tidak bisa korupsi tambang, sawit, proyek, seperti temen temen lain di kementerian lain. Pemirsa, mohon dimaklumi negeri kami. Karena korupsi merupakan budaya. Sudah lazim. Sudah kebiasaan. Malah aneh, kalo gak dikorupsi.
Gregorius Indiarto
Ber kemanusiaan dulu. Beragama kemudian.
Tivibox
Akhir-akhir ini stok BBM di SPBU swasta (spt Shell, BP, Vivo) mulai berkurang, bahkan ada yang kehabisan sama sekali sehingga tidak lagi menjual BBM. Semua BBM yang dijual SPBU swasta adalah non subsidi. Diimpor sendiri oleh vendor SPBU nya. Tetapi entah mengapa konsumen lebih menyukai membeli di SPBU swasta ? Apakah karena bebas oplosan ? Mungkin. Mengapa si vendor tak impor lagi ? Kuota impornya sudah habis, katanya. Jadi kuotanya dibatasi. Sedemikian baik niat pemerintah melindungi si merah agar jadi tuan rumah di negeri sendiri. Padahal buku kas si merah banyak bolong-bolong juga. Bahkan bolongnya agak besar. Digerogoti tikus entah dari mana. Konsumen tak ada pilihan lain, kecuali membeli produk si merah. Tapi, kok si merah tidak membuka SPBU di luar negeri ? Seperti SPBU merk swasta itu ? Kan bisa menduniakan produk si merah. Atau kurang pede ya. Andai saja dulu bapak mantan sesuatu tidak diganjal ketika mau mengembangkan mobil listrik, ketergantungan kita pada BBM berkualitas akan mulai berkurang. Alasannya mengganjalnya juga menggelikan. Tidak ada sertifikasi atau sertifikat kelayakan. Ahh…itu lagi.. itu lagi.
Er Gham 2
Bedanya maling ayam dengan para koruptor, mereka gak punya stok jas dan dasi di rumahnya.