Disway

Saling Rujak

INDOPOSCO.ID – Tepuk tangan dan tawa saling menggema di Bidakara. Padahal forum itu seharusnya amat serius: membahas transformasi ekonomi nasional.

Pembicara utamanya pun pejabat yang seharusnya pendiam: menteri keuangan.

Tapi yang jadi menteri sekarang Purbaya Yudhi Sadewa –yang Anda sudah tahu, sulit diajak menyembunyikan pikiran.

Berita Terkait

Ia pun tetap bicara polos. Termasuk membuka peristiwa awal bagaimana ia dikenal oleh Presiden Prabowo Subianto.

Waktu itu Prabowo sudah menjadi presiden. Ekonomi sangat lesu. Purbaya menilai keadaan sudah gawat. Presiden Prabowo bisa jatuh. Tapi ia tidak kenal Prabowo. Ia ingat pernah memberi masukan cara mengatasi kelesuan ekonomi ke dua presiden sebelumnya: SBY dan Jokowi. Data-data yang ia lihat sama. Berulang: peredaran uang di masyarakat sangat turun. Ini bahaya.

Purbaya pun ke Solo. Ia menghadap Jokowi. Meski tidak lagi menjabat, Presiden Jokowi bisa diminta menyampaikan pikirannya ke Presiden Prabowo.

Rupanya Prabowo sudah berbulan-bulan mencari siapa yang bisa menjadi menteri keuangan. Yakni yang benar-benar ekonom-akademisi tapi bisa cocok dengan misinya untuk mengejar pertumbuhan tinggi yang inklusif.

Menurut Purbaya, kalau ekonomi tumbuh begini-begini saja, sekitar lima persen, Indonesia pasti tidak akan bisa maju dan makmur.

Sekarang ini Indonesia sudah berada di jebakan pendapatan kelas menengah. Untuk bisa keluar dari jebakan itu pertumbuhan ekonomi harus double digit.

Sebenarnya forum di Bidakara, Jakarta, itu sudah dirancang sebelum Purbaya jadi menkeu. Penyelenggaranya: GREAT Institute. Aktivis seperti Dr Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, Rocky Gerung, Ferry Juliantono ada di situ. Mereka para pendemo, tidak pernah takut penjara dan oposan yang tangguh.

Awalnya Purbaya dihadirkan di situ sebagai ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Namun keburu Purbaya dilantik sebagai menteri keuangan.

“Acara ini sebenarnya diadakan untuk mendukung saya agar terpilih lagi jadi ketua LPS,” gurau Purbaya. “Ternyata jadi menkeu,” guraunya. “GREAT Institute telah over deliver,” tambahnya.

Purbaya ekonom akademisi?

Ia memang lulusan elektro ITB. Tapi setelah itu ia ke Amerika. Ia kuliah ekonomi di Purdue University.

Menurut Nainggolan, ketika di Purdue itulah Purbaya berinteraksi dengan ekonom kelas dunia. Pemenang hadiah Nobel. Namanya: Paul Michael Romer.

Romer ahli teori pertumbuhan. Romer juga terkenal sebagai ”pencipta” istilah baru dalam ekonomi: mathiness. Yakni teori ekonomi yang kelihatannya mendasarkan perhitungan pada matematika, tapi sebenarnya hanya menjadikan matematika sebagai pembenar asumsi satu ideologi ekonomi.

Romer melihat ada ekonom seperti itu. Ia pun secara terbuka mengecam dua pemenang Nobel ekonomi. Mereka dinilai melakukan mathiness.

Paul Romer pernah dibawa Purbaya ke Indonesia. Tahun 2012. Kini umurnya 69 tahun, menjadi guru besar di Boston Collage. Ia pernah jadi guru besar di Berkeley, New York University dan Stamford University. Pernah juga sebagai direktur Bank Dunia sampai ia mundur karena perbedaan pendapat di dalamnya.

Dari tiga tulisan di Disway ini Anda pun harus siap-siap berada di jalur penerapan teori ekonomi yang baru, dengan Purbaya sebagai masinisnya.

“Sebenarnya kasihan Pak Jokowi itu,” ujar Purbaya. “Pak Jokowi membangun begitu banyak infrastruktur tapi pengaruh ekonominya lebih kecil dari zaman Pak SBY.”

Pak Jokowi itu, katanya, juga punya jasa. Termasuk saat Purbaya menyarankan penggelontoran uang ke sistem keuangan. Yakni setelah Covid. Agar ekonomi hidup lagi. “Presiden Jokowi dengan cepat melaksanakannya,” katanya.

“Kalau Rocky Gerung kan melihat Pak Jokowi itu tidak melakukan apa-apa,” gurau Purbaya. Tentu hadirin tepuk tangan. Tertawa. Bergemuruh. Termasuk Rocky Gerung sendiri.

Purbaya, yang sejak dilantik banyak dirujak medsos, kali itu ganti merujak Rocky Gerung. Melihat yang dirujak tertawa-tawa, Purbaya terus merujak.

“Inilah saatnya ada orang yang berani mengkritik filsuf Rocky Gerung,” lanjutnya.

Di zaman Jokowi, sektor swasta memang sangat lesu. BUMN yang mendominasi ekonomi. Padahal pertumbuhan ekonomi itu, katanya, tidak bisa digerakkan hanya oleh pemerintah. Peranan pemerintah hanya 10 persen. Swasta yang harus lebih banyak berperan.

Maka Purbaya harus bekerja keras untuk mewujudkan jalan baru ekonomi Indonesia.

Secara pribadi tentu Purbaya lebih senang di LPS. “Saya menikmatinya. Di LPS itu gaji saya besar,” katanya. “Apalagi selama saya di LPS tidak ada bank besar yang bermasalah. Enak. Gaji besar pekerjaan tidak ada,” katanya. “LPS itu baru sibuk kalau ada bank besar yang bangkrut,” katanya.

Maka, begitu dilantik jadi menkeu, Purbaya mengaku langsung bertanya kepada sekjen kementerian itu: “berapa gaji saya di sini?”. Sekjen lantas menyebut satu angka. Sekian. “Wah, gaji saya turun banyak,” katanya.

“Jadi menteri itu hanya gengsinya yang tinggi. Gajinya rendah,” katanya.

Purbaya tidak takut pada faktor global. “Selama ini selalu saja yang disalahkan faktor global. Padahal 90 persen ditentukan di dalam negeri,” katanya.

Ia juga tidak terpengaruh prediksi IMF soal angka pertumbuhan ekonomi Indonesia. “IMF itu tidak pinter-pinter amat,” katanya. “Kita saja yang suka silau pada asing,” tambahnya.

Swasta harusnya menyambut hangat datangnya menkeu baru ini. “Sudah ada ekonom,” kata Purbaya, “yang insyaf”.

“Saya ini di ITB dibilang insinyur yang salah jalan. Tapi oleh ekonom saya dibilang sebagai ekonom yang Instagram,” guraunya.

Yang pasti gembira adalah para kepala daerah. Daerah akan dipakai sebagai salah satu mesin pertumbuhan. Berarti dana daerah akan kembali digelontorkan.

Dalam istilah Syahganda Nainggolan, kepala daerah itu berlaku seperti di zaman penjajahan Belanda. Kalau ditekan dari atas ganti menekan ke bawah. Dana dari pusat dikurangi, mereka menaikkan pajak daerah.

Kini para aktivis ”jalan ekonomi baru” mulai berada di sekitar presiden. Anda pun ingat: itu pernah terjadi di zaman Presiden B.J. Habibie.

Waktu itu rupiah bisa dibuat menguat luar biasa: sampai di bawah Rp 10.000/dolar. Dengan waktu yang amat singkat. Tapi Habibie hanya bisa bertahan satu tahun. Politik begitu tidak stabil.

Kini Anda tahu: politik amat stabil –sampai ada yang membuatnya tidak stabil. (Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 14 September 2025: Cekikan Ekonomi

siti asiyah
Dulu, saat saya jahiliyah saya juga anti bunga bank.Sampai pernah mau bikin koperasi guru disebuah SD IT murni tanpa bunga…………..namun koq ndilalah dapat pencerahan dari Prof.Ahmad Zahro ( pengasuh kajian Islam Itu Mudah ) Maka menghentikan polemik tentang riba dan bunga bank menjadi penting, namun memberikan bunga kredit yang rendah bagi pelaku usaha jauh lebih penting.Dengan bunga kredit yang rendah si lemah UMKM akan bergerak lincah, disisi lain nafsu menyimpan uang dengan tabungan deposito oleh si Kaya bisa ditekan karena bunga kredit yang rendah pasti menjadikan bunga deposito makin rendah. Selayaknya semua kredit itu skema bunganya adalah setara KUR , dengan bunga yang rendah nafsu ribawi lambat laun pasti punah.

Hasyim Muhammad Abdul Haq
Ternyata sebegitu pentingnya ya kredit masyarakat di perbankan terhadap “aliran darah” ekonomi negara. Makanya sungguh aneh ketika di bawah banyak ajakan untuk tidak kredit ke bank dengan dalih anti-riba. Lha gimana kalau yang terpengaruh ajakan itu banyak? Uang di bank BUMN itu nggak ada yang ambil kredit. Di atas “cekikan” dilepas tapi darah di tubuh tetap nggak berputar. Orang yang menganggap bunga bank itu riba, juga ada levelnya. Ada yang menerima bunga bank syariah. Ada juga yang tetap anggap bank syariah itu riba dengan berbagai argumentasinya. Kalau saya pribadi, anggap bunga bank resmi bukanlah riba. Bunga rentenir yang tidak mengikuti aturan itulah riba. Termasuk yang kadang-kadang menyamar dengan topeng “koperasi”. Koperasi simpan pinjam. Dan karena koperasi adalah badan hukum yang “agak sakti” di Indonesia, maka praktik kredit bunga tinggi itu tetap bisa berjalan dari dulu hingga sekarang. Dan di zaman serba digital seperti sekarang, juga muncul pinjaman yang berbunga tinggi lain yang disebut pinjol. Itu juga riba menurut saya karena di luar sistem kredit bank resmi. Apa kesamaan dari debitur-debitur yang saya sebut riba itu? Iya, Anda tahu, mereka menyasar orang-orang yang tidak bankable atau yang sudah kena blacklist BI. Bank resmi yang memakai BI-checking, itu bukanlah riba, karena semua terkontrol oleh negara yang sudah kita sepakati bersama seperti kita menyepakati hukuman kurungan kepada pencuri alih-alih memotong tangannya. #islammasadepan

Denny Herbert
Blokir situs judi online? Hasilnya sama saja seperti menutup kran bocor dengan tisu. Satu ditutup, seribu lagi muncul. Uang rakyat pun terus mengalir ke luar negeri. Triliunan. Lebih deras dari ekspor sawit. Lebih lincah dari arus modal asing. Negara cuma bisa menonton — bahkan kehilangan potensi pajak. Sementara itu, negara tetangga ketawa paling keras. Duit dari penjudi Indonesia yang kalah tiap malam, besok paginya berubah jadi resor mewah, kasino megah, dan hutan-hutan mereka yang dulunya gelap kini berlampu terang benderang. Kita? Cuma dapat pusing kepala. Dan jangan lupa, teknologi judi juga ikut berevolusi. Tidak lagi sekadar slot atau poker online, tapi merambah ke game-game modern. Ada yang pakai kupon, token, atau diamond — seolah bukan uang, padahal mekanismenya sama saja dengan judi. Celakanya, sebagian justru legal beroperasi di Indonesia. Anak-anak pun bisa ikut main tanpa sadar sedang berjudi. Karena itu, pekerjaan jangka panjang jauh lebih berat: membina moral. Sejak kecil harus ditanamkan bahwa judi dalam bentuk apa pun merusak hidup. Kalau akarnya kuat, godaan teknologi sehebat apa pun tidak akan mudah merobohkan. Judi tetap penyakit. Tapi biarlah penyakit itu jadi pasien resmi rumah sakit negara, sambil generasi mudanya kita imunisasi dengan moral yang sehat — agar mereka tidak terkecoh oleh game modern yang dibungkus “hiburan”, padahal sejatinya sama: judi.

djokoLodang
Terima kasih, @wilwa. Sebenarnya ada kosakata Indonesia yang bermakna ‘jalan spritual’. Asalnya dari kosakata jawa, tapi sudah jamak diindonesiakan. Yaitu: laku. way of life = laku hidup. —

Wilwa
Out Of Topic. Kemiripan “Hyang” dan/atau “Tan Keno Kinoyo Ngopo” ala Jawa Kuno dengan 4 syair pertama dari Dao De Jing 道德经 (baca: Tao Teu Ching). Ini adalah TAFSIR saya pribadi. Berdasarkan pemahaman saya atas aksara Mandarin yang telah saya geluti berpuluh tahun secara otodidak. Yang saya yakin belum ada satupun orang di bumi yang (mau/berani) mengungkapkannya. Hanya ingin mengungkapkan bahwa pada tingkat spiritual yang tinggi, semua agama dan kepercayaan punya ide/tafsir/opini yang sama atau minimal mirip. Perbedaan bahasa dan aksara bukan halangan orang dari berbagai lokasi untuk memahami “sesuatu”. Topik aksara Mandarin ini agak berat tapi saya akan berusaha mengungkapkannya dalam bahasa Indonesia yang sesederhana mungkin. Kita mulai. Kalau kita membuka kitab “suci” Dao De Jing yang konon berasal dari ujaran “filsuf” yang bernama Lao Zi 老子 maka kita akan menemukan 4 syair dalam aksara Mandarin yang dianggap intisari dari seluruh kitab ini. Setiap syair terdiri dari enam aksara Mandarin. Jadi totalnya ada 4×6= 24 aksara Mandarin. Syair Pertama tertulis sbb: Dao Ke Dao Fei Chang Dao 道可道非常道 (baca: Tao Kheu Tao Fei Chang Tao). Tafsir saya adalah sbb: Jalan (spiritual) 道 (yang dapat) dijalani 可道, bukanlah 非 jalan 道 (yang) kekal abadi 常. Pertama adalah kita harus bisa membedakan makna Dao 道 yang spiritual/non fisik dengan Lu 路 yang bersifat material/fisik. Karena dari simbolnya kita tahu bahwa Dao 道 mengandung simbol Shou 首 yang merupakan gambar dari kepala. Text limit!

gus Suryonegoro III – 阿古斯·苏约诺
PEMBERANTASAN JUDOL: KITA BELUM YAKIN.. Melihat jalannya sidang pengadilan terkait judi online, justru muncul ironi. Kementerian yang seharusnya menjadi garda terdepan memblokir rekening dan situs judol, ternyata oknumnya, diduga menyalahgunakan wewenangnya. Fakta ini menimbulkan pertanyaan besar: Apakah pemberantasan judol benar-benar dijalankan dengan sungguh-sungguh? Sampai hari ini, kita belum yakin. Karena tanda-tanda lemahnya pemberantasan masih ada. Satu situs hilang, memang tidak tumbuh seribu. Kayak dulu. Saat ini, satu situs hilang, mungkin hanya satu atau dua situs lain yang muncul lagi..

Syamsuriadi Syam
Abah, sistem ekonomi itu berjalan dengan kakinya sendiri. Maksudnya kalau banyak uang mengendap di Bank, entah di BI atau di bank komersial (BK), artinya uang itu tidak dibutuhkan, kurang yang minta. Mungkin karena ekonomi lesu sehingga pelaku investasi tidak bergairah tanam uang. Bisa juga karena suku bunga tinggi, pajak tinggi sehingga kalkulasi margin profit tidak terlalu signifikan. Dan secara mekanisme perputaran uang, antara disimpan di BI dengan BK, relatif sama saja. Toh analoginya BI itu hulu sungai dan BK adalah anak sungainya. Andai misalnya permintaan uang lagi bergairah, pasti BK itu tidak endapkan di BI atau bahkan meminta yang sedang diendapkan. Keluarka dana dari BI dan kemudian di bagi2 ke BK, bukan juga tanpa konsekwensi. Kalau misalnya dana itu tidak terpakai atau terpakai hanya sebagian, sedangkan di satu sisi, dana kucuran dari BI itu, tetaplah bukan pemberian cuma2, tetap ada juga bayar2nya. Kemudian tentang putar2 uang, pasti tidak terlepas dari hitung2an rasio uang yang beredar di masyarakat yang bisa pengaruhi inflasi. Bagi kita yang pernah belajar ekonomi, diajarkan itu tentang 2 kebijakan yang atur peredaran uang yaitu kebijakan moneter dan fiskal. Kebijakan moneter, senjatanya adalah suku bunga yang naik turun. Mau kurang uang beredar, naikkan suku bunga deposito dan tabungan, begitu sebaliknya. Sedangkan kebijakan fiskal, bermainnya di pajak.

istianatul muflihah
dari buku sampai ketemu. Dari karya Krisna Pabicara yang bukunya ada di perpustakaan sekolah saat saya madrasah, saya kenal abah dis. setelahnya saya membeli novel karya Pak Taufiq Saptoto Rohadi alias Tasaro GK yang menyebut dirinya sebagai bekas wartawan itu, juga menceritakan abah. Entah bagaimana kemudian, ikut jadi perusuh dan bertemu abah. Buku itu awal imajinasi, semakin banyak baca barangkali jadi makin banyak punya opsi. Karena dulu bekal baca cuma pinjam pinjam perpus, sekarang punya sendiri meski belum sebanyak koleksi Pak Heru hehehe. Saya juga mulai meminjamkan buku itu pada kawan kawan saya. Saya berimajinasi, bisa jadi dari buku yang di baca teman teman saya itu, muncul inspirasi. Lalu mereka mendoakan kebaikan pada saya karena sudah meminjami buku. (Apakah ini disebut pamrih dan tidak ikhlas? Entahlah) Siapa tau mereka dapat “aha momen” atau seperti saya. Dulu hanya membaca, entah bagaimana alam semesta bekerja, saya bertemu orang dalam buku itu. Meskipun ada pepatah, hanya orang bodoh yang meminjamkan buku dan berharap bukunya kembali. Hahaha Semoga saya termasuk golongan yang meminjamkan dan bukunya dikembalikan.

djokoLodang
-o– Selingan – Intermeso. “Dinner time” di restoran hotel mewah. Seorang wanita cantik 4i duduk menikmati aperitif di bar. Saat melayangkan pandangan ke seluruh ruangan, dia melihat laki-laki guanteeng perlente duduk sendirian di meja pojok, sedang asyik bermain-main dengan jam tangannya. Dia menghampiri si pria. “Apa yang sedang Anda lakukan? Sampai asyik begitu?” “Oh, ini,” jawabnya. “Aku baru saja mendapatkan jam tangan canggih ini, dan aku sedang mencobanya.” Penasaran, dia bertanya, “Oh? Apa istimewanya?” Dia menyeringai. “Jam tangan ini menggunakan gelombang alfa untuk mengirimiku pesan telepati.” “Oh ya? Dan apa yang dikatakannya sekarang?” godanyi. Ia tersenyum nakal. “Pesan yang kuterima mengatakan bahwa Anda tidak memakai celana dalam …” Wanita itu tertawa terbahak-bahak. “Yah, jam tangan mewah itu pasti rusak, karena sekarang ini aku memakai celana dalam!” Pria itu menggelengkan kepala dan mendesah. “Waduh! Jam ini kecepetan rupanya. Lihat, 90 menit lebih awal.” –koJo.-

djokoLodang
-o– PINJAMAN BANK Seorang penduduk asli di pedalaman Lembang Utara perlu meminjam 50 juta, jadi ia pergi ke bank lokal. Bankir menyambutnya dan mulai mengisi aplikasi pinjaman. Bankir: “Apa yang akan Anda lakukan dengan uang itu?” “Beli perak, bikin perhiasan, lalu jual.” “Dan apa yang Anda miliki sebagai agunan?” “Saya tidak tahu apa itu agunan.” “Agunan adalah sesuatu yang berharga yang kami simpan jika Anda tidak dapat membayar kembali pinjaman. Apakah Anda punya kendaraan?” “Ya, saya punya lima ekor kuda.” Setelah beberapa pertanyaan lagi, bankir memutuskan menyetujui pinjaman tersebut. Beberapa minggu kemudian, pria itu kembali, membuka kantong kulit, dan mengeluarkan ikatan-ikatan rapi lembaran merah 100-ribu, dan menyerahkan 50 juta kepada bankir, berikut beberapa ikat lagi untuk membayar bunganya. Bankir: “Bisnis pasti bagus! Apa yang akan Anda lakukan dengan sisa uangnya?” “Saya simpan saja dalam kantong ini dan menjaganya baik-baik.” “Mengapa Anda tidak menyimpannya di bank? Deposito?” “Saya tidak tahu apa itu deposito.” “Anda simpan uangnya di bank kami, kami yang urus; dan kapan pun Anda membutuhkannya, Anda bisa mengambilnya. Berikut bunganya.” Pria itu mencondongkan tubuh ke seberang meja, menatap lekat-lekat mata bankir itu, dan bertanya: “Agunan apa yang Anda miliki?” –koJo.-

Kurniawan Roziq
Cerita rujak Purbaya kok bisa menjadi kesimpulan bahwa segala problem sekarang bisa diatasi oleh menteri keuangan , kasihan pak purbaya takutnya menjadi kambing hitam kalau kebijakan nya tdk berfungsi dan sang Joko Tingkir muncul lagi

Wilwa
Bicara teori moneter. Pada prinsipnya bila bunga pinjaman sangat tinggi maka orang segan pinjam duit dari bank. Takut profit tak sanggup menutupi bunga kredit yang harus dibayarkan. Sebaliknya bila bunga pinjaman / kredit sangat rendah, maka orang mau/berani pinjam duit dari bank. Ceteris Paribus. Masalahnya adalah bila kita hendak pinjam duit dari bank selalu ditanya agunan/jaminan. Sebaliknya kalau kita simpan uang di bank, kita khan tak bisa minta jaminan apa yang akan diberikan kepada kita. Jaminannya hanya TRUST. Lu percaya ama gue ya lu taroh duit lu di gue. What the @&$#%. Pinjaman dengan bunga rendah tanpa agunan sebenarnya sudah ada kok. Tinggal kita batasi nominalnya. Misal 10 juta untuk usaha kecil. Misal dengan bunga yang rendah sekali misal 1% per tahun. Saya yakin banyak yang mau pinjam di bank BUMN yang ditunjuk. Yang penting harus dipastikan duit yang digelontorkan itu tidak untuk main judol misalnya. Atau dimanipulasi sehingga akhirnya dipakai untuk membeli SBN dengan bunga yang saat ini sekitar 6% per tahun. Nominal pinjaman yang kecil yaitu Rp 10 juta itu sudah bisa mencegah orang taruh duit dengan beli SBN. Tapi namanya orang, ada yang nanti kepikiran menghimpun KTP ribuan orang untuk pinjam duit 1 KTP 10 juta. Ini harus dicegah dengan survey yang layak dari Credit surveyor bank BUMN. Karena kalau pinjaman nyemplung ke SBN ya sama saja duitnya gak muter di masyarakat. Prinsipnya pastikan kredit itu mengalir ke sektor real bukan sektor financial. Text limit

Johannes Kitono
Ekonom Cowboy. Menkeu Purbaya disebut Ekonom Cowboy. Dulu bicara bicara ceplas ceplos. Tentu gampang jadi sasaran di rujak. Apalagi anaknya dengan bangga sebut SMI adalah agen CIA. Dan dilengserkan bokapnya.Pasti bocil itu dengar dari ortunya. 200 T yang akan di tebar via Himbara harus dikawal. Jangan hanya masuk rekening kroni saja. Kalau di dunia masih berlaku hukum rimba. Perlu juga ada cowboy seperti Franco Nero. Tembakannya tepat dan tidak pernah meleset. Cowboy Purbaya juga harus dikasih kesempatan. Apakah 200 T yang akan ditebar tepat targetnya. Dor dor dor. Semoga Semuanya Hidup Berbahagia.

Johannes Kitono
Monaco Hari ini perjalanan dari hotel Lou Castelet ke Monaco sekitar 1,5 jam dan lunch disana. Monaco tempat jet set dunia berkumpul dan hamburkan uangnya. Negara kecil ini milik keluarga bangsawan Grimaldi. Populasi hanya 38 ribu dan mayoritas berbahasa France. Monaco tambah populer setelah Grace Kelly bintang cantik Hollywood dipersunting Pangeran Rainer. Saking populernya nama Grace Kelly dipakai oleh eksportir ikan. Krapu bebek ketika masih fingerlink diekspor dengan nama Grace Kelly. Harganya US$.10,-/ekor. Silahkan bisa beli berapa ton beras kalau ekspornya 10 ribu ekor/ bulan. Dari Monaco tour akan ke Milan dengan masa tempuh 3 – 4 jam. Semoga Semuanya Hidup Berbahagia.

Liam Then
Di Tiongkok 29,8 persen pendapatan keluarga kelas menengah kebawah habis untuk pengeluaran makanan, tembakau dan alkohol, ini menurut data statistik BPS Tiongkok. Di Indonesia seperti yang saya kutip dari data BPS yang ada di internet, dan dari contekan saya dari internet, ±50jt keluarga dibawah kelas menengah, kalau dikombinasikan dua info tersebut, akan menjadi 50jt+ keluarga di Indonesia yang berjumlah sekitar 230jt jiwa. Sekarang bayangkan, jika pengeluaran ke konsumsi makanan 50jt+ keluarga kelas menengah kebawah itu turun menjadi 30% sama dengan yang di Tiongkok. Bisa dengan cara turunkan harga bahan pokok, atau naikan tingkat pendapatannya. Pemerintah otomatis akan dapat 200jt lebih populasi , punya daya beli ekstra sebagai bahan bakar kegiatan ekonomi. Sederhananya ada lebih uang ditangan, ada uang enak belanja, ekonomi otomatis menggelora. Berapa angkanya sebenarnya? Dari intipan saya ke internet, ternyata ada angka 750rb rupiah (asumsi pendapatan 1,5jt) Karena jumlahnya yang masif jika pengeluaran selain makanan dari 50jt keluarga tersebut turun 20% , maka setiap keluarga akan punya ekstra 150rb setiap bulan untuk dibelanjakan. 150rb x 50jt = 7,5 triliun setiap bulan. 7,5t x 12 = 90 triliun per tahun. Mohon koreksinya dari perusuh sekalian. Bolehkah saya artikan 90 triliun per tahun, itu bisa juga akan berfungsi sebagai pelumas kegiatan ekonomi dalam negeri RI? Jika 90 triliun X 2= 180 triliun, udah mepet duit 200T itu. Boleh itung gitu gak?

Jokosp Sp
Baru satu menteri ini sepertinya yang memikirkan agar segera bergeraknya ekonomi kembali. Lainnya pada ke mana ya?. Masih jadi congeknya ketua partai ( pemilik partai )?. Yang baru akan bersuara ketika atas persetujuan dan disuruh ketua partainya?. Perusuh pasti sudah pernah lihat potongan video pembicaraan Bambang Pacul di DPR dengan Mahfud MD saat jadi seuatu dulu. Bahwa anggota DPR itu adalah para korea, yang akan patuh hanya dengan ketua partainya. Memang negara ini nyata dan terbukti kalau dikendalikan oleh beberapa pemilik partai. Mau bukti?. Resufle menteri kemarin coba perhatikan, pak presiden harus didahului dengan panggil beberapa ketua partai untuk diajak bedialog ( sama artinya dengan berdiskusi ). Bahwa presiden punya hak prerogratif seperti yang sering diucapkan oleh para ketua partai, itu hanya kembang lambe. Nyatanya ketua partailah yang mengusulkan nama-nama calon menterinya. Di sinilah kelemahan negara saat ini, yang pemilihannya tanpa mempertimbangkan skill, kompetensi, track record dan loyalitas ke presidennya. Hanya cukup kader partai yang loyal ke ketua partainya. Jadi pertanyaan besarnya : mungkinkah pak presiden berani menekan para pemilik partai untuk segera menyetujui UU Perampasan Aset yang masuk dalam tuntutan 17+8 itu?. Atau persetujuan itu harus ditekan lagi lewat demo di depan DPR, atau di depan rumah ketua DPR/MPRnya?.

Udin Salemo
Banyak berlobang jalan di Sausu/ Pejabat beri alasan berhati-hati/ Pembohong janjikan harapan palsu/ Yang tak mungkin dia akan ditepati/ Enak sungguh gulai ikan kerapu/ Masakan kesukaan tuan Adam/ Gantung asa pada tukang tipu/ Hanya dapat kecewa mendalam/ ============================= Ka rimbo kito ka rimbo/ Ka rimbo mananam pisang/ Alah lamo indak basuo/ Anak ketek kini alah gadang/ Rancak bininyo Sutan Palano/ Orangnyo elok jo baik budi/ Dek karano barabuik harato/ Dulu badunsanak kini alah banci/

Gregorius Indiarto
“…. : tinggal kementerian Komdigi tidak main-main dengan pemblokiran situs-situs MEREKA”. Saya kok bingung. Sendiri. Tidak mengajak Anda. *Mereka” itu siapa? Kalau “mereka”nya Komdigi, ya pasti dilindungi lah, lha punya sendiri lho. Seharusnya Komdigi memang berantas situs judi online tidak pilah pilih, apalagi yang ngasih “setoran” dilindungi. Seterusnya tidak pandang bulu. Dimanapun tumbuhnya bulu harus diberantas, jangan sampai bulu yang tumbuh di tempat tertentu hanya dipandang, jadi pandangan dan tidak diberantas. Met siang, salam sehat, damai dan bahagia.

David Kurniawan
kenapa PNPM tidak kecipratan??padahal PNPM sukses menyalukan ke UMKM- tidak ada parameternya tidak ada beritanya yang saya tahu koperasi MAWAR kepanjangan tangan PNPM aktif di warung warung tempat saya biasa ngopi.

Gregorius Indiarto
PPATK: Rp359 triliun, ada yang menaksir Rp1.200 triliun lari ke LN. Bisa jadi uang judol 1.200 T, 359 T lari ke LN, sisanya jatah “preman”. Situs judol tetap aman karena jatah “Preman”, sudah terbukti kan?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button