Disway

Kripik Wiwik

INDOPOSCO.ID – Makan siang itu saya batalkan. Dokter ahli jantung Jagaddhito tetap naik kereta cepat ke Beijing. Begitu tiba saya minta berubah arah. Pemred Harian Disway Doan Widhiandono juga saya minta ke tujuan baru. Janet dan suami tetap menjemput ke hotel saya.

Tujuan baru itu: Wisma Indonesia. Di Beijing. Beberapa menit sebelumnya duta besar kita di Tiongkok muncul di WA saya: apakah saya sedang di Beijing.

“Benar,” jawab saya. “Apakah berkenan nanti malam saya undang makan malam?” tanya saya –takut keduluan.

Berita Terkait

“Ini di Beijing. Saya yang harus jadi tuan rumahnya,” katanya. “Tapi nanti sore saya akan ke Xiamen,” katanya. “Kita makan siang saja. Agak awal,” tambahnya.

Anda sudah tahu nama duta besar kita di Beijing: Djauhari Oratmangun. Ia pemegang rekor: duta besar Indonesia di Tiongkok yang paling lama. Sudah tujuh tahun. Bahkan calon duta besar Indonesia terlama di seluruh dunia.

Saya bilang ”calon” karena rekornya masih dipegang Husin Bagis. Ia duta besar Indonesia di Uni Emirat Arab. Bagis lebih lama dari Djauhari –menang beberapa minggu. Tapi Bagis sudah pensiun. Bulan lalu. Sedang Djauhari masih diperlukan di Beijing.

Jagaddhito adalah ahli jantung Unair/UGM yang sedang memperdalam ilmu di RS Rizhao, Shangdong. Tiga jam setengah naik kereta cepat ke Beijing.

Doan adalah pemred Harian Disway yang terpilih program lima bulan di Tiongkok. Seniman. Pemain teater. Kini lagi studi S-3 di Unair.

Doan, sejak edisi Jumat kemarin menulis pengalamannya menjadi ”wartawan VVIP” yang meliput parade militer 3 September lalu. Baca sendiri tulisan Doan di Disway E-paper. Bersambung. Bagus sekali. Saya pun belum pernah terpilih menjadi wartawan yang bisa meliput VVIP di satu acara terbesar di dunia.

Doan sudah tiba lebih dulu di Wisma Indonesia. Jagaddhito masih harus naik kereta bawah tanah setiba di stasiun Beijing-Nan. Di wisma sudah ada satu wanita muda. Cantik. Bule. Rambut pirang.

Suaminya lagi menggendong bayi mereka.

Kami pun disambut Pak Djauhari. Ia baru saja terbebas dari kerja keras menyambut dan melepas Presiden Prabowo Subianto yang mendadak datang ke Beijing untuk memenuhi undangan parade itu.

Wanita itu ternyata juga wartawan. Asal Rumania. Dia pengantin agak baru dengan bayi baru. Sang suami juga Rumania, wakil wali kota di salah satu kota di sana.

Meski bule dia wartawan CCTV –stasiun TV milik pemerintah pusat Tiongkok.

Dia pernah mewawancarai Djauhari. Viral. Pemirsanya sampai 600 juta.

“Terbesar dalam sejarah kewartawanan saya,” katanyi. Nama Indonesia ikut terkatrol tinggi.

“Harusnya dia kita angkat jadi duta Indonesia untuk dunia,” seloroh saya kepada Pak Dubes. Utamanya di saat Indonesia perlu memperbaiki citra di mata dunia setelah tercoreng oleh kerusuhan 30 Agustus lalu.

Kami dijamu masakan Indonesia. Pembukanya soto ayam. Lalu sepiring menu dengan lauk di sekeliling nasi: rendang, tempe goreng, seiris ikan, dan sayur brokoli. Rendangnya enak sekali.

Nasinya nasi ayam –mirip nasi ayam Hainan. Tapi ini gaya Yunnan. Hampir tidak beda-rasa dengan Nasi Ayam Hainan –hanya ditambah irisan jamur.

Ruang makan itu dihiasi banyak lukisan. Ternyata itu karya istri tuan rumah: Ny Djauhari –Wiwik Oratmangun. Dia seorang pelukis sejak umur 55 tahun.

Bulan lalu pameran di Bali –bersama beberapa pelukis mancanegara.

November nanti dia pameran di Fukuoka bersama pelukis Jepang.

“Apakah lukisan yang dipamerkan di Bali langsung diangkut ke Fukuoka?” tanya saya.

“Yang di Bali sudah habis. Laku semua,” ujar Wiwik Oratmangun.

Dia putri Wonosobo, Jateng. Orang pegunungan. Djauhari orang Saumlaki –orang laut Maluku Tenggara. Mereka ibarat asam di gunung garam di laut bertemu di pelaminan. Di Yogyakarta. Saat Djauhari kuliah ekonomi di UGM.

Setelah menjabat dirjen di Kemenlu, Djauhari mendapat tugas jadi duta besar di Rusia. Saat mengakhiri tugas di Moskow, Djauhari ingin tahu Tiongkok. Bersama istri ia putuskan naik kereta trans-Siberia. Dari Moskow ke Beijing. Di musim puncak salju. Februari.

Perjalanan itu memakan waktu enam hari. Hanya salju di kanan kiri. Berhenti di 36 stasiun.

Termasuk ketika kereta harus ganti roda –18 gerbong ganti roda semua. Perbedaan lebar rel Rusia dan Tiongkok menyebabkan jarak kanan-kiri roda harus sedikit didekatkan. Ukuran rel di Rusia sama dengan Eropa: lebih lebar.

Kami pun ingin pamit. Pak Dubes sudah harus siap-siap ke bandara.

“Minum kopi dulu. Masih ada sedikit waktu,” katanya.

Saya juga masih harus bertanya beberapa hal. Soal meningkatkan penjualan durian Indonesia di pasar Tiongkok. Soal ekspor sarang burung kita yang kembali terganggu: delapan eksporter kita curang lagi. Untung yang di-black list hanya delapan eksporter yang di sarang burungnya ditemukan bahan kimia berbahaya.

Begitu sulit meyakinkan Tiongkok agar memaafkan masa lalu sarang burung Indonesia. Begitu berhasil ternoda lagi.

“Apakah ekspor porang juga kembali ternoda?”

“Tidak. Masih baik-baik saja,” katanya.

Memang nilai ekspor sarang burung tidak dominan lagi. Ekspor kita yang lain-lain jauh menyalip sarang burung. Ekspor air kelapa, santan kelapa, Indomie, kerupuk udang ,dan barang olahan lain kian besar.

“Saya juga bisa beli keripik singkong di sini,” ujar Jagaddhito. “Lewat aplikasi Tao Bao,” tambahnya. “Lebih murah lagi kalau lewat Ping Duo-duo,” katanya.

“Benar. Itu laris sekali,” sahut Janet sambil membuka aplikasi keripik singkong.

“Apakah di situ tertulis sebagai produk Indonesia?”.

“Iya. Produk Indonesia,” ujar Janet.

Kami ngobrol sambil minum kopi Gayo. Atau kopi Toraja?

Wiwik Oratmangun meraih mikrofon. Dia menyanyikan lagu Mandarin wo ti xin –suaranyi merdu sekali. Dia pelukis dan penyanyi.

Doan menyambungnya dengan lagu rock’n roll. Itu lagu senam-dansa saya.

Tidak terasa saya pun bergoyang –sambil menggendong bocah cilik bule.

Saya ingat nasihat Rhoma: Joget sedikit boleh saja…. (DAHLAN ISKAN)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 6 September 2025: Biologi Joget

Em Ha
Doa adalah obat manjur. Minum obat berdoa dulu. Mau operasi minta doa kawan sejawat sanak saudara handai tolan. Emak kami ajarkan jampi jampi. Suatu hari cucunyi terjatuh. Jidat kejedot, bengkak sebesar telor. Emak baca shalawat. Ambil ujung rambutnyi yang panjang. Ditempelkan di benjolan itu sambil baca mantra ‘boro gemme e naboro lindro e’. Bahasa bugis bermakna ‘bengkak rambut ini baru bengkak jidat itu’. Ampuh dengan tambahan olesan minyak kelapa ditambah kapur masak. Kami sudah tahu dan hapal. Berulangkali Emak ingatkan. Mantra berkendaraan. Setelah berdoa majreha wamursaha. Adalah ‘malimppuno bang e malippuno tokka’. ‘Mabok ban mobil, baru aku mabok’. Mantra yang dibaca terdengar aneh. Tapi mengobati. UGM memang agak aneh. Mungkin bisa dibilang agak laen. Dokter hewan penemu solusi kesehatan dinonaktifkan. Seharus didukung habis seperti Insinyur kayu hutan. Jika Abah mendukung drh Yudha dengan membeli hasil karyanya. Kita cukup dengan doa.

Tivibox
“Justru saat ditembak itu kami sedang mengurus ijin produksi dan membikin lab sesuai arahan BPOM,” kata drh. Yuda. Kalau hal ini dijadikan salah satu alasan mentersangkakan drh.Yuda, sebenarnya ada juga analogi sejenis di bidang lain. Misalnya : membangun rumah/gedung/pertokoan, sudah jamak bangunannya dibuat dulu, IMB nya diurus belakangan atau saat proyeknya sedang berjalan. Atau, ketika seseorang membeli kendaraan baru sementara surat-surat dan plat resminya belum keluar, tapi kendaraannya sudah dipakai di jalan umum.

Gerring Obama
Pak Dis, “ikatan-ikatan” nya kemana? Apakah tidak hadir? Apa mereka tidak memberi rekomendasi? Apakah duitnya ga nyampe mereka? Apakah ikatan drh tidak sekuat induknya? Apakah negara, brin, tidak dikasi tau? Apakah, siapakah yang tidak mau rakyatnya maju?

Bahtiar HS
Apakah vitamin itu termasuk obat? Abah bertanya tentang itu, lalu mengaitkan dengan adanya UU No 36. Di situ disebutkan bahwa apapun yang punya khasiat adalah obat. Kalau mau skretum tidak dimasukkan obat krn berkhasiat, kenapa gak mencontoh alumni UGM lain aja, Bah? Ketika gak bs nyalon jabatan tertentu krn ada batasan tertentu di UU, maka batasan di UU itu yang direvisi. Kalau begitu, kenapa UU no 36 tidak diubah dikit aja: semua yg berkhasiat adalah obat, KECUALI skretum! Kalau sudah diubah, skretum itu mestinya akan lancar jaya. Hanya saja perlu menyiapkan 2 hal. Pertama, beliau punya Uncle Donald nggak yg punya power mengubah apa yg perlu diubah. Kedua, siap nggak kalau suatu saaat dimakzulkan. Eh?

Leong Putu
Admin Disway bukannya insaf tapi tomat. Tobat kumat.

Ima Lawaru
Admin Disway sudah mulai insaf. Tiap kali buka CHD langsung nongol. Wkwk

Denny Herbert
Kasus drh Yuda dan sebuah refleksi tentang “kemiskinan karakter”. Di satu sisi, ada ilmuwan yang berusaha berinovasi, mengembangkan produk biologi, bahkan membangun fasilitas penelitian dengan modal sendiri—sebuah ketekunan yang jarang kita temui. Namun di sisi lain, kita melihat sistem yang justru lebih cepat menjerat ketimbang memberi ruang. Inilah wajah paradoks negeri ini: kita terjebak antara dorongan inovasi dan belenggu birokrasi, antara semangat ilmuwan yang ingin memberi manfaat dan aturan yang sering lebih menekankan prosedur daripada substansi. Jika tidak hati-hati, kita bukan hanya membunuh kreativitas, tapi juga memberi ruang bagi “kemiskinan karakter”—yaitu ketika kuasa hukum, politik, atau birokrasi dijalankan tanpa keadilan dan nurani. Poin penting : “kemiskinan material” bisa diatasi dengan kebijakan ekonomi, tetapi “kemiskinan karakter”hanya bisa diberantas dengan integritas, keberanian moral, dan reformasi sistem. Bila inovator seperti drh Yuda justru dipatahkan, kita kehilangan kesempatan melawan kemiskinan material, sekaligus memperdalam kemiskinan karakter bangsa.

Agus Suryonegoro III – 阿古斯·苏约诺
MENGAPA TAK ADA YANG MEMBELA DRH YUDA? Kasus drh Yuda, dosen dan peneliti UGM, sangat menyedihkan. Memang benar, beliau dokter hewan, tapi perannya bukan sekadar dokter — ia peneliti kehidupan. Penelitiannya tentang skretum adalah karya ilmiah, bukan praktik medis untuk manusia. Saat menjual produknya, ia tidak pernah mengaku sebagai dokter manusia. Ironisnya, ketika sedang mengurus perizinan BPOM sesuai prosedur, konon, justru BPOM yang menembaknya dengan pasal-pasal hukum. Lebih miris lagi, UGM sebagai institusi tempatnya mengajar, dan bahkan organisasi profesinya, memilih diam. Padahal, pembelaan moral dan ilmiah seharusnya datang dari mereka. Jika kasus ini terjadi di Tiongkok, drh Yuda mungkin dibimbing, dibiayai, dan difasilitasi hingga produknya mendunia — bukan dibungkam. Perlakuan aparat kita justru membuat iklim penelitian di negeri ini semakin tidak kondusif. Ilmuwan muda jadi takut berinovasi. Pertanyaannya, apakah kita ingin membunuh penemuan dan hanya jadi konsumen produk Barat selamanya? ### Menyedihkan..

Wilwa
Wan Sui 万岁/萬歲 dalam dialek Jepang adalah Banzai 萬歲. Teriakan “Banzaiii!!!” dari tentara Jepang yang tak takut MATI demi (ke)Kaisar(an) Jepang jelas menjadi momok dari tentara Amerika. Petinggi militer Amerika menyadari resiko kehilangan / tewasnya puluhan bahkan ratusan ribu tentara bila menginvasi Jepang yang tentara dan rakyatnya siap mati demi Kaisar, mau tak mau, terpaksa, memilih bom atom sebagai solusi menaklukkan Jepang. Ini seolah seperti kemenangan science (dalam hal ini fisika mengenai fisi atom) terhadap “religion” (dalam hal ini keyakinan bahwa Kaisar Jepang adalah keturunan Dewa Matahari). HIDUP ini sebuah misteri yang tak kan terpecahkan sampai kapan pun. Oleh scientist. Pun oleh religionist. Definisinya. Hakikatnya. Misal apakah kloning dari diri kita apakah diri kita juga? Secara fisik ya. Tapi secara “non fisik” (menghindari istilah spirit, soul, jiwa, roh, kesadaran, dan sejenisnya) jelas tidak/bukan! Apakah dengan disuntik sekretom atau sel punca, kita menjadi “bayi” lagi? Jelas tidak. Itu hanya trick memperpanjang umur. Karena tak ada satupun homo sapiens “normal” yang tak takut menghadapi kematian. Kecuali tentara Jepang yang telah tercuci otaknya sejak lahir yang menganggap kaisarnya seorang Dewa yang harus dibela sampai mati. Atau suicidal bomber dari ALIRAN “gendheng” agama tertentu, Yang juga dicuci otaknya untuk membela agamanya dengan iming-iming surga. Padahal yang mencuci otak mereka belum tentu mau jadi suicidal bomber itu sendiri. Text limit!

Wilwa
Biologi. Menurut dictionary berarti study (logi) of living (bio) organism. Studi mengenai organisme (creatures? makhluk?) HIDUP. Baru dari bahasa saja, istilah biologi saja sudah bisa menjadi debat tanpa akhir. Antara science vs religion. Misal antara organism vs creature. Creature akar katanya dari creation. Ini istilah yang erat kaitannya dengan religion khususnya YKI (Yahudi-Kristen-Islam) yang percaya mengenai creation dan Creator (ciptaan dan Pencipta). Science berusaha lepas dari religion sehingga istilah organism lahir. Sesuatu yang terdiri dari “organ-organ”. Bisa tumbuhan, hewan, manusia. Jadi istilah organism adalah istilah “netral” yang tak terpengaruh “agama” apapun. Living ORGANISM vs Living CREATURE. Scientist akan pilih istilah Living Organism sedangkan religionist lebih suka istilah Living Creatures sesuai iman atau keyakinan mereka. Anda lihat? Baru istilah saja bisa jadi debat tiada akhir antara science vs religion. Lalu apakah definisi LIVING atau HIDUP? Mengapa virus tidak didefinisikan sebagai organisme hidup? Karena virus umumnya hanya terdiri dari RNA bukan seperti jamur, tumbuhan, hewan, manusia yang tersusun dari DNA. Begitu kata dokdes Ryu Hasan. Virus bukan organisme HIDUP pun baru disepakati setelah homo sapiens menemukan ”double helix” DNA di dekade 1950 an. Oleh James Watson dan Francis Crick serta Rosalind Franklin. Walaupun tahun 1869, Friedrich Miescher mengisolasi dari sel darah putih sesuatu yang dia sebut “nuclein”. Text limit!!!

Agus Suryonegoro III – 阿古斯·苏约诺
KEBETULAN LAGI DI ISTIQLAL KAMIS MALAM ITU.. Pak KS alias Komentator Spesialis kemarin menulis di CHDI: “Istana mengundang perwakilan BEM SI untuk berdialog soal 18 + 7 tuntutan. “Presiden Prabowo sedang menghadiri peringatan Maulid Nabi di Istiqlal, sementara perwakilan BEM diterima Mensesneg Prasetyo Hadi dan Mendiktisaintek Brian. “Katanya, Pak Brian ini kader Muhammadiyah, kebetulan satu jurusan dan sama-sama jebolan Jepang. Sebelumnya mereka juga sudah diterima DPR. Kalau dibuka saluran dialog begini kan enak — damai, aman, dan aspirasi rakyat bisa diserap. Semoga ini jadi budaya baru dalam pemerintahan Prabowo.” ### Iya, Kamis malam itu saya berniat hadir untuk ikut Yasinan dan Istigotsah rutin di Istiqlal. Eh, ternyata malam itu ada acara kenegaraan: Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dihadiri Presiden, Wapres, para menteri, dan duta besar negara sahabat. @Kalau pola dialog terbuka seperti ini dipertahankan, semoga aspirasi rakyat lebih didengar. Damai, aman, dan tanpa aroma “menyerap duit oligarki”.

alasroban
Ia harus cari biaya sendiri. Tidak minta pemerintah. Tugas pemerintah anda sudah tahu, meminta pajaknya Untuk biaya joget-joget,.

Muhammed Khurmen
“Memang tujuannya untuk menjerat itu Pak. Semua aturan penelitian dibuat agar akses rakyat untuk belajar terbatas. Sejak dulu,” ujar drh Indro Sangat menohok!! Yang membuat UU itu DPR kan? Apa tidak ada ahli didalamnya? Tukang joget tidak apa jadi DPR, asalkan ahli, kalau suatu perkara kita serahkan bukan pada ahlinya, kiamat ysng dialami drh Yuda bakal berulang

Sadewa 19
Masih soal PAJAK. Temen saya salah seorang buruh di Sudirman. Ia sedang galau. Gemana tidak, sebentar lagi ia pensiun. Sepuluh tahun lagi. Waktu yang sebentar untuk seorang pekerja. Selama ini ia mengandalkan dari gaji ke gaji. Ia tidak punya usaha lain. Ia Salaryman. Ia bercerita, setiap bulan ia kena potongan pajak double digit, dari gaji yg ia terima. Belum lagi potongan BPJS sekitar 1 jutaan. Ia tidak pernah pakai BPJS. Jika terima bonus. Ia harus bayar 25%-30% dari bonus yg diterimanya. Pun saat terima THR, potongan sama 25%-30% dari THR. Dari semua itu kalau di total dari awal dia bekerja, ia sudah bayar pajak sekitar 5 Milyar-an. Hitung sendiri pakai kalkulator. Ia sedih, sangat sedih. Jika dihitung nanti ia akan terima uang pensiun jauh dari pajak yang selama ini ia bayar. Sementara setelah pensiun, apakah negara akan hadir. Apa yang ia alami, dialami juga oleh jutaan buruh swasta yg lain. Buruh buruh di gedung gedung megah sudirman, dan scbd. Diantara semua kelas pekerja. Buruh swasta lah yg paling banyak kena pajak. Apapun jenis buruhnya, dipabrik maupun di gedung tinggi itu. Negara juga harus memikirkan itu. Jika memang benar pajak anggota dewan ditanggung negara, dimana keadilan itu.

djokoLodang
-o– Mungkin salah satu solusinya adalah tidak menggunakan istilah dokter hewan (drh). Gunakan padanannya dalam English: veterinarian. Diindonesiakan veterinari. –koJo.-

Agus Suryonegoro III – 阿古斯·苏约诺
WHO SENTIL ISRAEL: KELAPARAN JADI SENJATA PERANG.. Pernyataan keras Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyorot tragedi kemanusiaan di Gaza. WHO menuduh Israel menggunakan kelaparan sebagai “metode perang” untuk menekan Hamas. Setidaknya 373 orang tewas, termasuk 134 anak-anak, akibat malnutrisi dan blokade bantuan kemanusiaan. Kalau kita baca situasinya, Israel tampaknya berminat menguasai Gaza. Tapi memerangi Hamas secara langsung itu sulit, mahal, dan berisiko besar. Maka, ada kesan strategi lain dipakai: membiarkan rakyat Gaza kelaparan dan mati perlahan. Dengan begitu, kekuatan sosial Hamas otomatis melemah. Masalahnya, menurut WHO dan PBB, tindakan seperti ini tidak boleh ditoleransi. Kelaparan massal pada warga sipil dianggap kejahatan perang dan bisa jadi preseden berbahaya di masa depan. Ironinya, sementara truk-truk bantuan pangan menumpuk tak jauh dari perbatasan, ribuan warga Gaza dibiarkan menunggu hingga ajal menjemput. Pertanyaannya: apakah dunia akan terus diam, sementara kelaparan digunakan sebagai “senjata diam-diam” untuk merebut Gaza? ### Yth pak Mirza Mirwan. Mohon dilengkapi..

Wilwa
Fang Zhong Shu 房中术. Hmmm. Dari aksaranya, Fang 房 artinya macam-macam bisa house, building, room, bedroom, chamber. Tapi dalam hal ini merujuk ke bedroom bahkan ke bed / ranjang itu sendiri. Kalau digabung dengan Zhong 中 yang artinya middle, center maka Fang Zhong 房中 artinya “(Di) Tengah Ranjang”. Tambah Shu 术 yang artinya art, skill, technique, method, tactic. Jelas ini menarik para perusuh di sini. :):):). The Art 术 In the Middle 中 of the Bed(room) 房. Seni (Bercinta) di Tengah Ranjang. :):):). Ini sih bukan Taoisme tapi ALIRAN “cabul” yang mengatasnamakan Taoisme. :):):)

heru santoso
Note 21 (catatan perjalanan). . . . . . Kemarin aku ke Shanghai. Malamnya ada undangan dari teman lama. Beli tiket kereta cepat via trip.com seharga Rp 168ribu. Perjalanan Hangzhou – Shanghai satu jam. Tiba di Shanghai masih pagi. Masih sempat Jumatan. Aku pilih Fuyou Mosque yang selemparan batu menhir dari Yu garden itu. Seperti suasana masjid pada umumnya, selepas sholat jumat orang-orang tak langsung pulang. Banyak yang berkumpul di halaman, saling sapa dan foto. Di halaman masjid agak kanan ada pos relawan kesehatan. Aku tidak bisa baca tulisan di kaos mereka. Tapi kulihat beberapa alat kesehatan berjejer di temporary desk itu. Semacam P3K. Mereka bukan remas (remaja masjid). Bahkan aku kira itu relawan non muslim. Tidak ada yang berkerudung. Petugas kepolisian berderet di depan gerbang masjid. Cukup banyak jumlahnya. Bukan mengawasi orang sholat, namun mengatur lalu lintas saat orang nyebrang keluar masjid. Ada yang menarik perhatianku—pemuda dengan kopiah hitam model “Soekarno”. Aku sapa. Ternyata dia mahasiswa S2 asal Sumenep. Kami ngobrol sebentar. Bergabung juga dua mahasiswi lain, alumni pondok Umanatul Ummah. Ngobrol di halaman masjid makin seru. Akhirnya kami sepakat lanjut ke Resto Guanganji. Resto ini terkenal dengan olahan dombanya, termasuk sate Xinjiang yang nikmat rasanya sering dipuja-puji Pak DI itu.

Er Gham 2
Soal joget joget. Baca di detiknews, menteri Yusril menyentil orang yang berkualitas, bisa kalah oleh artis saat pemilu karena kurang populer. Mungkin ada benarnya. Akhirnya DPR dipenuhi oleh para pelawak. Atau dipenuhi para kontraktor dan pedagang yang kaya dari daerahnya masing-masing. Bukan dipenuhi oleh para peneliti atau para idealis yang tahan membaca draft UU berjam jam dengan sikap kritisnya. Yang tidak bisa disuap oleh para mafioso untuk memggolkan suatu pasal tertentu dalam draft UU misalnya. Yang dengan kecerdasan otaknya akan kritis saat rapat dengar pendapat dengan pemerintah misalnya. Kalau hanya dipenuhi badut badut ya begitulah jadinya.

istianatul muflihah
reminder Abah, UU 36 tahun 2009 tentang kesehatan sudah diperbarui dengan UU 17 tahun 2023 (omnibuslaw kesehatan) kalau di UU 17, Obat ada-lah bahan, paduan bahan, termasuk produk biologi, yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan Kesehatan, dan kontrasepsi untuk manusia. Apakah produk drh. Yudha memenuhi syarat ini?

istianatul muflihah
Pernah diskusi dengan unit hilirisasi riset di UGM (PT Swayasa Prakasa) dulu sekitar tahun 2018. Proses hilirisasi riset kampus memang tidak sederhana. Saat riset menghasilkan kesimpulan positif, belum tentu lolos hilirisasi karena gagal menjawab pertanyaan, Apakah bahan baku sustainable Apakah secara bisnis akan menguntungkan Apakah bisa di produksi massal, bukan hanya skala lab dan lain lain. Belum lagi urusan politik, dan administrasi birokrasi. Mungkin juga panjang (yang huruf A nya ada sepuluh). Semoga ada jalan tengah riset x hilirisasi x birokrasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button