Tom Hasto

INDOPOSCO.ID – Sungguh piawai yang mengatur abolisi pada Tom Lembong dan amnesti untuk Hasto Kristiyanto ini: hampir pasti orang itu bernama Sufmi Dasco Ahmad.
Dasco-lah yang mengumumkan bahwa ”DPR sudah menyetujui usul presiden” untuk amnesti dan abolisi itu. Dasco adalah wakil ketua DPR. Juga wakil ketua umum Partai Gerindra.
Menurut UU, Presiden memang harus lebih dulu mengirim usulan ke DPR untuk memberi amnesti dan abolisi. Setelah DPR setuju, presiden akan mengeluarkan Keppres amnesti dan abolisi.
Publik begitu puas atas usulan abolisi Presiden Prabowo untuk Tom Lembong. Tidak satu pun suara sumbang yang muncul. Bahkan tokoh seperti Prof Mahfud MD, lewat ”Titik Terang”-nya memuji Prabowo begitu tinggi.
Kepiawaian Dasco pun terlihat dari caranya mengatur agar Hasto Kristiyanto dapat amnesti. Bukan abolisi. Rupanya Dasco tahu persis posisi publik Hasto tidak sama dengan Tom Lembong. Maka kalau abolisi diberikan hanya kepada satu orang Tom Lembong amnesti diberikan kepada 1.116 orang.
Hasto hanya salah satu dari 1.116 itu –kita belum tahu siapa yang 1.115 orang.
Presiden biasanya memang memberi potongan khusus hukuman penjara bagi para narapidana yang berkelakuan baik. Yakni tiap menjelang Hari Kemerdekaan 17 Agustus. Tapi ini kan masih 1 Agustus. Apakah paket 1.116 itu adalah hadiah 17 Agustus yang dimajukan.
Amnesti biasanya diberikan kepada narapidana politik atau yang terkait dengan politik. Sedang ”Hadiah 17 Agustus” biasanya untuk narapidana biasa. Maka tetap bikin kepo siapa saja mereka yang 1.115 itu: adakah terkait dengan golongan kiri dan kanan yang ada di dalam penjara.
Bahwa salah satunya adalah sekjen partai besar PDI-Perjuangan, bisa saja dikait-kaitkan dengan politik. Atau tawar menawar politik.
Hanya beberapa jam setelah pengumuman amnesti, PDI-Perjuangan mengeluarkan penegasan: seluruh kader partai harus mendukung Presiden Prabowo.
Pasti PDI-Perjuangan sangat hore atas pemberian amnesti untuk sekjen mereka itu. Timing-nya yang begitu tepat –seperti tepatnya tanggal gajian anggota DPR. Yakni tepat di saat Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri membuka perhelatan besar partai itu di Bali.
Awalnya tiga hari sebelum perhelatan diharapkan Hasto divonis bebas oleh pengadilan. Keesokan harinya bisa terbang ke Bali. Bisa ikut hadir di perhelatan besar itu.
Skenario awal ini ternyata agak berantakan. Ternyata Hasto divonis 3,5 tahun penjara. Maka suasana awal perhelatan Bali pun berubah menjadi murung. Sedih. Campur jengkel. Marah.
Di saat seperti itulah berita amnesti tersiar. Betapa berubah suasana perhelatan Bali. Tinggal apakah Hasto sempat bergabung dan merayakan amnestinya di Bali. Apakah pengurusan administrasi amnesti bisa beres dalam hitungan jam. Atau apa salahnya perhelatan Bali yang diperpanjang satu hari.
Apalagi kalau perhelatan itu jadi belok kanan di tengah jalan: agenda yang awalnya bimbingan teknis partai, menjadi Kongres partai. Toh semua utusan Kongres ada di forum Bimtek itu.
Kalau pun Hasto tidak sempat hadir, toh yang diputuskan dalam Kongres hanya satu: mengukuhkan kembali Megawati sebagai ketua umum partai.
Sekaligus formatur yang akan menyusun pengurus lengkap pimpinan pusat partai. Hampir pasti Hasto akan diangkat kembali sebagai sekjen –sebagai strategi ‘banteng ketaton’ PDI-Perjuangan: banteng yang sedang terluka.
Presiden Prabowo begitu piawai. Kalau pun ada suara miring atas amnesti Hasto sudah tertutup oleh bulat-bundarnya kepuasan publik atas abolisi untuk Tom Lembong.
Memang begitu marahnya publik atas dijeratnya mantan menteri perdagangan itu. Tokoh-tokoh moral turun semua: membela Tom Lembong. Tokoh-tokoh nasional. Di segala bidang.
Lembong tidak menerima uang sepeser pun dari keputusannya menyetujui impor gula putih. Para menteri sebelumnya juga melakukan hal yang sama: kenapa hanya Lembong yang dijerat perkara.
Bahkan yang sebelumnya itu belum diuji apakah tidak terima uang seperti Lembong.
Juga tidak ada motif jahat apa pun di balik keputusan Lembong. Tidak ada mens rea. Satu-satunya kesalahan, menurut hakim, hanyalah karena keputusan Tom Lembong itu ”memperkaya orang lain” –pasal yang sangat mencelakakan.
Kalau pasal itu yang dipakai bukankah semua pejabat harus masuk penjara.
Tidak hanya Tom Lembong yang ”memperkaya orang lain”. Semua tender proyek pasti akan ”memperkaya orang lain”.
Begitu sesat peradilan Tom Lembong. Lulusan Harvard, ahli perbankan kelas dunia, bisa kerja enak di negara mana pun, begitu mengabdi ke negara sendiri justru dijerat perkara.
Maka tidak sulit menghubung-hubungkannya: hanya karena Tom Lembong secara politik berada di seberang yang lagi berkuasa saat itu.
Di lain pihak, Hasto berada di waktu yang tepat. Tepat ketika Lembong dapat dukungan seluas Samudera Hindia. Nama Hasto diucapkan dalam satu kalimat dengan Tom Lembong. Hasto sendiri yakin perkaranya itu sepenuhnya perkara politik. Prof Mahfud pun berpendapat seperti itu.
Tom Lembong sendiri juga masih tergolong beruntung. Perkaranya terjadi di waktu ketika Presiden Prabowo berkuasa.
Banyak orang lain yang sebenarnya tidak jauh dari yang dialami Tom Lembong dan Hasto. Tapi mereka tidak berada di waktu yang tepat.
Misalnya: Lin Cei Wei.
Tom Lembong tentu sempat sedih. Reputasinya dirusak begitu dahsyat.
Orang seperti ia tidak bisa banyak balas dendam. Tidak ada aturan untuk menuntut hak apa pun bagi orang yang bernasib seperti Lembong dan Hasto. Maksimal hanya mengusap dada: nasib! (DAHLAN ISKAN)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan pada Tulisan Berjudul: Kelebihan Kapasitas
MZ ARIFIN UMAR ZAIN
DAM. Tuhan Ciptakan mata air, manusia ciptakan dam, listrik. Tuhan Ciptakan sperma, sel telur, manusia pertemukan sperma, sel telur, jadi bayi. Tuhan Ciptakan akal, manusia manfaatkan akal. Tuhan Ciptakan dunia, manusia sejahterakan dunia. Tuhan Ciptakan sorga neraka, manusia harus pilih yg mana saat di dunia.
Komentator Spesialis
Wuih… PLTA berdaya 300.000MW artinya 150 kali kapasitas PLTU Batang. Membangun 1 PLTU sekelas yang di Batang saja sudah puyeng, ini 150 kalinya. Prestasi Tiongkok memang tiada habisnya untuk dibahas. Dulu pertama kali saya akan mendarat di Pudong, melongok ke bawah, sudah heran lihat deretan kincir angin PLTA (Angin) yang berputar di tengah laut. Mereka punya ratusan bahkan ribuan PLTU batu bara dan uap. PLTA raksasa, sampai PLTN yang harus cukup untuk menerangi 1.2 Milyar rakyatnya dan memutar mesin mesin industrinya. Atau untuk menggenjot kapasitas data senter mengalahkan Amerika yang baru terpasang separo kapasitas mereka. Tiongkok pastinya haus akan energi. Karena yang jadi kunci bukan hanya mimpi. Namun energi. Ya energi dan pangan. Makanya saya setuju berat dengan visi Pak Prabowo untuk membangun kemandirian energi dan pangan. Karena 2 hal itu yang akan menjadi penentu daya saing suatu bangsa. Bukan ijazah. Apalagi ijazah yang diragukan keasliannya.
Tiga Pelita Berlian
Biarlah negeri T dgn ” 4 Ter ” Terpanjang, Terbesar, Tertinggi bahkan Tercepat. Disininya sini jg bisa ciptakan “4 ter” : Terlambat, Terlama, Terboros, Tertunda bahkan Terbengkalai . Seklangkong
Lagarenze 1301
“Anda harus menyeberangi Sungai Yarlung Tsangpo di musim semi, setelah musim dingin yang bersalju lebat, tanpa perahu atau jembatan. Hanya dengan tubuh dan tekad agar Anda dapat memahami keseimbangan.” Pria itu kembali mengangguk. “Dan, akhirnya, Anda harus mendaki Himalaya tanpa perlengkapan. Hanya tubuh dan kekuatan, agar Anda dapat memahami konstitusi.” Pria itu, dengan tekad yang kuat, berangkat untuk menyelesaikan tugas-tugas itu. Bertahun-tahun berlalu. Si pria berhasil melakukan semua tugas. Ia kembali, mengetuk pintu biara, dan sekali lagi bertemu dengan biksu yang sama. “Saya sudah melakukan semuanya dan kini mengerti apa itu ketekunan, keseimbangan, dan konstitusi.” “Kalau begitu, Anda sudah resmi menjadi biksu Tibet.” Dengan rasa penasaran yang membuncah, pria itu bertanya, “Sekarang, bolehkah saya tahu apa sebenarnya nyanyian malaikat yang saya dengar itu?” Biksu mengangguk setuju dan berkata, “Tentu saja boleh. Ikuti saya….” Biksu menuntunnya masuk dan naik melaui tangga panjang berliku hingga mereka mencapai sebuah pintu besar berlapis berlian. “Di balik pintu ini terdapat jawaban yang Anda cari.” Biksu mengeluarkan kunci bertatahkan berlian dan membukanya. Dibutuhkan kekuatan kedua pria untuk sedikit membuka pintu. Begitu pintu terbuka, cahaya yang sangat terang keluar dari segala arah. Apa yang mereka lihat? Maaf, Anda harus jadi biksu Tibet dulu untuk mengetahuinya. :) :)
Lagarenze 1301
Santai Sejenak. Seorang pria mengendarai mobil di Tibet. Namun, mogok di tengah perjalanan. Sial, HP tidak berfungsi di lokasi itu. Pria itu mendaki jalan panjang yang berliku menuju biara besar di puncak bukit. Ia mengetuk pintu. Setelah beberapa menit, seorang biksu Tibet akhirnya membuka pintu. “Mobil saya mogok. Apakah Anda punya telepon yang bisa saya gunakan?” tanya pria itu. Biksu menggelengkan, “Kami tidak membutuhkan hal-hal seperti itu, tetapi jika mau, Anda boleh menginap.” Pria itu, yang tidak punya pilihan lagi, dengan enggan setuju. Biksu menuntunnya ke kamar yang kecil dan sederhana. Malam itu, si pria mendengar nyanyian malaikat yang belum pernah ia dengar sebelumnya. Bukan musik yang biasa dinyanyikan manusia, tetapi sesuatu yang jauh lebih agung. Ia memutuskan harus tahu suara apa itu. Keesokan hari, ia bertanya ke biksu soal nyanyian yang terdengar. Biksu tersenyum penuh arti dan berkata, “Itu bukan untuk Anda ketahui, karena Anda bukan biksu Tibet.” “Saya akan menjadi biksu! Saya mohon! Apa pun yang harus saya lakukan, akan saya lakukan!” kata si pria. Biksu mengangguk-angguk. “Anda harus menjelajahi gurun-gurun Gobi tanpa menggunakan apa pun selain tubuh dan pikiran. Hingga Anda menemukan sebutir pasir, sempurna dalam segala hal, agar Anda dapat memahami ketekunan.” Si pria mengangguk setuju. *lanjut ke bawah.
Juve Zhang
Keuntungan PLTA di gunung tinggi maka Dam atau bendungan tak perlu dibuat raksasa cukup Dan kecil kecil karena “Head” di pegunungan sudah tinggi ketika dialirkan melalui terowongan dari 3000 DPL ke 800 DPL head yg 2200 sangat tinggi dan ber daya energi besar….ini mengapa Insinyur Brilian T membuat Di pegunungan….sulit bawa material kesana tetapi Head yg didapat sangat besar juga Dam tak perlu dibuat raksasa seperti Tiga Ngarai di Hubei….dan juga tidak ada relokasi penduduk karena tak ada manusia disana…..
Echa Yeni
Anda SUDAH tahu, ketinggian pradesh saja 2.500 mdpl.bahkan puncaknya 7000mdpl. *Tapi apa Anda tau.., “anda sudah tahu”,adalah “exit” cerdas dari putranya Pak Iskan. Spti diketahui netijen jaman now “serba_emg sdh tahu” n sbagian so’tau/kmeroh. Klo dg menulis “APA ANDA_sudah_TAHU” seolah-olah penulis serba tahu dan pmbaca tdk tahu(apa”). Tpi klo ditulis ANDA SUDAH TAHU,maka penulis merendah bahwa pembaca LEBIH_dulu_TAHU. *Tpi ikumau gor Paling lhoo..(iso iyo,iso ora. aasline aq tempe atao tidak Tahu)^._.^
djokoLodang
-o– Di gerai McD + Mau pesan apa, Tuan? – Ada menu untuk anak-anak? + Kid’s menu? Tapi, kulihat Anda tidak membawa anak-anak… – Oh, … Saya sedang berusaha keras menurunkan berat badan. Istriku menyarankan agar saya memesan dari kid’s menu. + Baiklah. Ini menu nya. – Saya pesan empat porsi “kid’s chesseburger”! –koJo.-
Em Ha
PLTA teraseringIndonesia tak kalah hebat. PLTA Siguragura, PLTA Tangga, PLTA Asahan 3. Tiga pembangkit di aliran Sungai Asahan. Setrum bersumber air Danau Toba yang mengalir ke Selat Malaka. PLTA Poso 1, 2 dan 3. Memanfaatkan air Danau Poso mengalir ke utara menembus Teluk Tomoni. Kapasitas kecil2, tapi hebat. Upss.. saya lupa. Seharusnya saya coret komentar ini. Mantan itu lebih tahu.
Agus Suryonegoro III – 阿古斯·苏约诺
@Juve Zhang.. Guyon di medsos.. Kalau suami tidak aktif 3 bulan. Maka istrinya akan disita oleh negara.. ### Hua ha ha ha..
Hardiyanto Prasetiyo
Alur cerita pak Iskan kali ini mirip sekali dengan alur cerita film Liam Neeson terbaru yg pernah saya tonton sblmnya, seperti yg anda tahu judulnya Ice Road : Vengeance. Latar tempat film ini berlokasi di Nepal, Mike yg diperankan oleh Liam Neeson berangkat ke Mount Everest Nepal untuk menaruh abu dari jenazah adiknya yg menjadi seorang tentara semasa hidupnya dan punya keinginan untuk abu jenazahnya disemayamkan di Mount Everest Nepal. Aktualnya, perjalanan Mike tidak semulus yg anda kira. Dia bertemu dgn anak pejabat terkemuka di sebuah distrik di Nepal yg menentang pembangunan bendungan besar untuk pembangkit listrik. Persis seperti cerita pak Iskan, ada perlawanan, cuman ini dari warga sekitar yg tdk setuju ada bendungan baru yg digagas oleh politikus kompetitornya dan menurut warga proyek tsb akan berpotensi merusak habitat lingkungan yg ada saat ini. Mike sebagai warga luar mulai membantu karena kompetitor sudah main di luar batas, penyanderaan terhadap penentang proyek mulai dilakukan, tindakan represif mulai diumbar untuk mengirimkan pesan agar penentang segera melunak. Mike berupaya untuk melindungi dan menolong para sandera, trmsk pejabat dan anaknya yg getol melawan. Akhir cerita seperti anda bisa tebak semua, proyek gagal, alternatif tersedia, lingkungan tetap terjaga dan abu jenazah tersemayamkan di Mount Everest sesuai keinginan adiknya. Tentu endingnya film tidak sesuai dgn dunia nyata, perlawanan sekuat apapun akan kalah dengan kekuasaan.
Agus Suryonegoro III – 阿古斯·苏约诺
KATA BERITA.. Menteri Pertahanan kini mewajibkan calon jenderal bintang empat untuk diwawancarai langsung oleh Presiden Donald Trump jika ingin naik pangkat. Tiga pejabat dan satu mantan pejabat AS melaporkan syarat tersebut diberlakukan Hegseth baru-baru ini terhadap posisi-posisi Jendral bintang empat. Namun, sejumlah pihak menilai syarat ini memperlambat proses promosi karena selain sarat politisasi, para calon juga sulit mendapatkan waktu untuk bertemu dengan Trump.
Agus Suryonegoro III – 阿古斯·苏约诺
ICE ROAD VENGEANCE: PROTES HALUS TERHADAP DAM CHINA DI MEDOG? Film Ice Road Vengeance (2025) menyajikan aksi brutal di lanskap beku, namun banyak analis menilai film ini sarat sindiran geopolitik. Salah satu tafsir menarik: film ini adalah bentuk protes terselubung terhadap proyek bendungan raksasa China di Medog, Tibet. Bendungan tersebut dinilai mengancam aliran Sungai Brahmaputra (nama sungai saat di India) atau Yarlung Tsangpo (雅鲁藏布江, Yǎlǔ Zàngbù Jiāng, nama sungai saat di Tibet), yang mengairi Tibet, India dan Bangladesh. Oh ya, aliran sungai, saat di Bangladesh, namanya berubah menjadi sungai Yamuna. ### Dalam film, latar cerita berkisar pada jalur es yang harus dilalui demi menyelamatkan komunitas yang terancam bencana ekologis akibat pembangunan besar di hulu sungai es. Mirip dengan kekhawatiran banyak negara atas proyek China yang dibangun di dataran tinggi Tibet — lokasi strategis yang bisa mengendalikan suplai air ke Asia Selatan.
Johan
Sudah DNAnya bangsa T membuat sesuatu yg besar dan megah. Di masa mungkin nenek moyang anda belum pakai celana, bangsa T sudah mulai membangun megaproyek. Sebut saja proyek penanggulangan banjir sungai Huangho oleh Yu the Great. Sekitar tahun 2100 SM. Proyek irigasi Dujiangyan oleh negara Qin di Sichuan yg masih dipakai sampai sekarang. Sekitar tahun 250 SM. Masih banyak lagi proyek besar yg telah dikerjakan oleh bangsa T. Diantaranya Grand Canal, Tembok besar, Gua Longmen, dan masih banyak lagi. Hal yg mengagumkan adalah mereka sanggup membangun sesuatu bukan saja skala besar, tapi juga cepat. Contohnya Grand Canal, sungai buatan dari Beijing ke Hangzhou dgn panjang sekitar 1.800 KM. Sebagai perbandingan jarak Jakarta ke Surabaya sekitar 800 KM. Proyek Grand Canal sanggup diselesaikan dalam waktu tidak sampai 10 tahun. Itu terjadi di tahun sekitar 600 Masehi. Jangankan di zaman kuno tersebut. Di masa modern kini, sanggupkah bangsa anda melakukannya? Saya tidak yakin.
Udin Salemo
Kata pak boss dalam buku beliau Teladan dari Tiongkok yang terbit 2023, negara T itu memang sering membuat proyek apapun yang “ter.” Bayangkan yang dulu negara lain tak terpikir untuk membuatnya, tau-tau negara T itu mewujudkannya. Tercepat memberantas kemiskinan, tercepat pertumbuhan ekonominya, terbanyak jalan tol, terbanyak kereta cepat, terbanyak bandara baru, jembatan terpanjang di dunia (164,8 km). Jembatan dengan lembah terdalam (565 m diatas dasar lembah). Sekarang bikin plta terbesar sejagat. Wooowww… ini sugoi beneran. Jadi inyong tak heran kalau pak boss sering pergi ke negara T untuk kulakan ilmu, dan mencari cuan. Pak boss ke negara T sudah kayak main ke tetangga rumah saja. Saking sering dan mudahnya Beliau ke negara T. Di negara “wakhaji” JZ juga banyal “ter.” misal korupsi. Hal baru yang bikin “ter” adalah hilangnya hukuman penjara. Karena pak lurah bertindak. Kalau ini bikin terkaget-kaget lawan politik, wkwkwk… Mungkin kata lawan politiknya: “asem tenan, sudah susah payah menghukum orang, eh, jebule dibebaskan lurah berkuasa.” wkwkwkwk….
Antonio Samaran
Seandainya bendungan tsb akan dibangun di sini, maka utk studi banding dan kajian dampak lingkungannya bisa menghabiskan waktu bbrp tahun! Anggaplah semua beres dan uangnya ada, maka waktu pembebasan tanah akan ribut besar dan demo di sana sini. Terjadi pemotongan atas ganti untung dan ribut berbulan-bulan. Giliran mau ditender maka kontraktor2 pusing dua tiga keliling krn banyak titipan dari orang kuat! Anggap lah sdh ada pemenang tendernya, giliran truck mau turunkan material eeeh datang ormas minta jatah koordinasi dan material hrs diambil melalui mereka! Anggaplah ormas bisa diatasi! Proyek mulai dikerjakan, tidak sampai 1 tahun ada pejabat yg ketangkap aparat hukum krn terindikasi menerima suap. Demi hukum maka proyek tsb hrs disegel. Nasibnya mirip2 Hambalang keciiil! IKN nasibnya lbh baik tapi ribuuuuutnya tetap rame. Cerita hayalan di atas sdh sangat2 disederhanakan! Yg sebenarnya 10X lipat jauuuuh lebih rumit! Biasanya proyek belum sempat direalisasikan presiden sdh diganti! Benar kata Prabowo, Indonesia tenggelam di 2030 kecuali beliau terpilih kembali di 2029.
Hasyim Muhammad Abdul Haq
Tiongkok itu seperti orangbyang hiperaktif karena kebanyakan energi. Semacam sampe bingung mau ngerjain apalagi. Sudah hiperaktif, aksinya efisien pula. Produktif, efisien, dapat profit besar, dan hasilnya: makin kelebihan energi lagi. Meninggalkan negara kita yang sudah orang-orangnya males, nggak punya duit, kalo kerja bukan untung malah rugi karena segala sendi ekonomi nggak efisien. Tiongkok sudah mikirin segala sesuatu yang “terbesar di dunia”, kita memikirkan kebutuhan dasar pun belum kelar.
Jokosp Sp
Tanah rakyat diam tidak bergerak mau disita untuk negara?. Yang tanah rakyat jelas diambil paksa oleh konglomerat hitam PIK-2 tidak diapa-apakan proses hukumnya. Hukum macam mana ini?. Negara ada di mana posisinya?. Pro rakyat apa pro pengusaha hitam?. Hukum yang mandul. Yang hanya dinikmati oleh para oligarki. Oligarki yang hitam juga.
Muh Nursalim
Komunisme murtad. Ekonomi liberal politik diktator proletariat. Nda ada yang bisa membendung. Yang tidak setuju, sikat. dengaan tetap mendukung liberalisasi pasar. Maka, kelebihan listrik bisa di share ke tetangga. Utamanya Afganistan. Negeri taliban ini bisa niru Tiongkok. Sistem politiknya 11 12. Keamiran itu juga bisa sangat keras. Dengan dalih taat kepada pemimpin itu wajib. yang menentang disebut bughot. sah untuk diperangi. Praktek bisa sama persis. bedanya yang satu ateis satunya lagi tauhid. ekonomi bisa sama2 pro pasar. agar cepat kaya seperti tetangganya.
err haa
TOBAT BEKANTIN Alkisah. Grin Gorila keasyikan NFH, Nyopet From Home. Tapi dia primata cerdas. Dan jujur. Ujung-ujungnya KFH nih, pikirnya terkaget-kaget. KFH: Korupsi From Home. Grin emoh korupsi. No way! Korupsi sudah jadi rutinitas biasa. Gak lagi memompa adrenalin. Sehambar mengucapkan sumpah jabatan. Jadi koruptor? Gak banget! Gak seru! Koruptor gak pernah dimassa. Gak bengep dipopor ketupat bangka. Hulu maupun hilir. Lebih serem tuyul daripada koruptor. Ya kan ya? Di penjara pun sekedipan kunang-kunang. Kalah jauh dari maling jemuran celana dalam. Apalagi kalau celana dalam satu negara. Lagipula Grin berharap rekornya mencopet abadi. Satu saat dicatat MURI. Tobat sekarang sangat tepat. Kalau tidak, Grin waswas rekornya dituding palsu. Tertular hasil copetannya yang serba palsu. Maka, Grin pun banting nasib. Menjadi sesuatu yang mulia: aktivis satwa. Dia tolong Bani Kera yang terlunta. Memberi mereka tempat tinggal di gorong-gorong. Plus makan bekas gratis tis-tis-tis. Suatu malam gulita, Grin menemukan sesosok Bekantin (Bekantan wanita). Terkapar di trotoar. 58% pingsan. 42% siuman. 0% linglung. Grin jongkok. Menyodorkan kopi keliling 1/4 cup. Pulungan dari truk sampah kemarin. Makasih, lirih suara Bekantin seraya menyedot kopi. Kamu Youtuber? Tiktoker? Lagi ngonten ya? cerocosnyi… (nyambung lagi kapan-kapan)
pak tani
WATER WAR Medog, Atau pinyin nya MoTuo. Merupakan lokasi yang sangat strategis bagi T untuk memulai perang baru. Mengapa disebut perang? Karena memang pernah memakan korban 300 jiwa di Assam (India) dan jutaan orang mengungsi, dengan didahului konflik T dan India di Bhutan. Senjatanya waktu itu, BANJIR, Ya, Tidak salah. BANJIR. T tidak memberi data permukaan air sungai dengan India, sehingga tidak ada antisipasi dan banjir sedemikian dahsyatnya menerjang Assam. Beda dengan Bangladesh, mereka diinfo terlebih dahulu, sehinga walaupun 1 aliran sungai, Bangladesh bisa memitigasi bencana lebih awal. Kini senjata itu kian canggih. Kalau dulu pemicunya alam, kini peluru banjir bisa ditrigger dengan membuat dam raksasa sebagai pelatuknya. Memang bukan itu tujuan utama dari T, saya yakin 100% ini hanya masalah energi. Tapi dengan dibangunnya dam Medog, memang memberikan T kekuasaan luar biasa khususnya untuk air di wilayahnya, Bahkan pengaruhnya bukan hanya ke India dan Bangladesh, diperkirakan Sungai Mekong akan kena dampak signifikan karena berhulu di Tibet. Anda sudah tahu, Sungai Mekong melewati Laos, Thailand, Kamboja, dan Vietnam. Dan Ekonomi ke4 negara tersebut sangat dipengaruhi oleh sungai Mekong. T sungguh sangat powerfull. Sekali dayung bukan hanya 2-3, tapi 6 pulau terlampaui sekaligus.