Disway

Matahari Kembar

INDOPOSCO.ID – Terlambat? Mungkin. Tapi akhirnya toh ada orang yang tampil meredakan panasnya matahari kembar.

Orang itu Anda sudah tahu: Ahmad Muzani, ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Ia tampil dalam kapasitas sebagai sekretaris jenderal Partai Gerindra –partainya Presiden Prabowo Subianto. Ia sekjen yang sangat dipercaya Prabowo –sejak lama sekali.

Inilah kata Muzani dua hari lalu: Presiden Prabowo happy-happy saja sebagian menterinya bertemu dengan mantan Presiden Jokowi di Solo. Tidak ada masalah. Prabowo, kata Muzani, justru memuji silaturahmi tersebut sebagai pelestarian tradisi berlebaran.

Berita Terkait

Sudah lama saya ingin ada ordal yang tampil seperti itu. Ngomong seperti itu. Boleh beneran, pun boleh bila hanya pura-pura.

Rupanya jalur partai yang dipakai untuk menjelaskan isu itu. Bukan jalur kepresidenan. Pakai Muzani. Bukan Hasan Nasbi. Mungkin kepala komunikasi resmi presiden itu masih pusing setelah ”makan” gule kepala babi yang dimasaknya sendiri untuk TEMPO.

Awalnya saya mengira Sufmi Dasco Ahmad yang segera tampil. Ia wakil ketua DPR. Juga wakil ketua umum Partai Gerindra. Ia belakangan sudah dikenal sebagai ”buldoser” politiknya pemerintahan sekarang. Ia yang membuat semua kekuatan politik takut dibilang sebagai penghambat legislasi. RUU apa pun bisa disahkan dengan kilat di DPR berkat kebuldoserannya.

Ternyata tumben. Dasco tidak segera tampil di soal isu matahari kembar. Sampai pun isu itu menjadi sangat liar di medsos. Sampai asap sudah telanjur menyebar jauh.

Ketika Muzani menyampaikan penjelasan itu kelihatannya hanya untuk konteks ”silaturahmi lebaran”. Alasan lebaran sangat tepat untuk bertemu siapa pun. Termasuk bertemu Jokowi. Lebaran bisa jadi momentum mencairkan kebekuan apa pun, termasuk hubungan panas-dingin antar lawan politik.

Sebenarnya matahari kita itu kembar tiga. Atau empat. Silaturahmi dengan Jokowi itu jadi lebih dalam dari sekadar lebaran karena satu hal. Yakni Prabowo baru saja bertemu matahari ketiga: Megawati Soekarnoputri.

Masalahnya bukan antara matahari 1 dan matahari 2. Tapi ada masalah besar antara matahari 2 dan matahari 3.

Politikus Golkar Idrus Marham tidak setuju dengan istilah matahari-matahari itu. Matahari terlalu terang. Politik itu remang-remang.

Ternyata tidak sesederhana lebaran. Sehari setelah ada penjelasan Muzani itu para perwira menengah polisi bersilaturahmi ke kediaman Jokowi di Solo.

Mereka pakai pakaian dinas. Resmi. Tentu tidak dalam rangka lebaran.

Para perwira itu ternyata peserta pendidikan Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri. Mungkin mereka harus bertemu banyak narasumber di bidang kepemimpinan. Mereka calon pemimpin. Calon bintang satu. Salah satu yang mereka pilih Jokowi.

Bahwa mengapa mereka memilih Jokowi tentu urusan mereka. Mungkin tidak sampai mempertimbangkan apakah yang seperti itu sensitif atau tidak. Dan Muzani tidak dalam kapasitas untuk ngomong lagi. Apalagi itu sudah jauh dari politik.

Tidak ada aturan boleh atau tidak boleh. Mungkin lebih ke bijaksana atau tidak bijaksana. Kita belum bisa menilai. Kita tidak tahu apa yang diinginkan dari Jokowi. Apa pula yang dikemukakannya.

Siapa tahu Jokowi justru berpesan: lakukan reformasi di kepolisian. Jangan-jangan Jokowi justru minta: “lakukan apa yang belum sempat saya lakukan.

Yakni reformasi di tubuh polri”.

Asyik kan?

Isu ”matahari kembar” –seperti yang berkembang di Indonesia belakangan– tidak pernah terjadi di Tiongkok. Di sana seorang presiden yang sudah meletakkan jabatan tidak pernah tampil di media masa. Sudah seperti langsung hilang ditelan bumi.

Pun seorang mantan perdana menteri. Diam. Hilang. Lenyap. Tidak mau cawe-cawe. Terlihat pun tidak.

Kurang hebat apa presiden dua periode Jiang Zemin. Ia-lah yang berhasil mengubah konstitusi: bahwa sokoguru komunis itu tidak lagi hanya buruh dan tani. Ia yang berhasil menambah sokoguru ketiga di partai komunis Tiongkok: pengusaha.

Ideologi asli komunis adalah gerakan buruh. Ketika komunis masuk Tiongkok, kata ”buruh” ditambah dengan ”buruh tani”. Buruh dan buruh tani harus bergerak melawan pengusaha dan tuan tanah.

Di zaman Jiang Zemin, justru pengusaha dimasukkan sebagai tiga unsur penting komunisme Tiongkok: buruh, tani, pengusaha.

Jiang Zemin berumur panjang. Setelah berhenti sebagai presiden ia masih hidup selama 19 tahun. Selama 19 tahun itu tidak sekali pun Jiang Zemin tampil di media. Atau terlihat di tempat umum. Atau memberikan pandangan dalam satu acara. Apalagi melancarkan kritik. Tidak. Total pensiun. Menghilang.

Pun perdana menterinya yang terkenal itu: Zhu Rongji. Yang Anda sering mengingatnya sebagai panglima pemberantasan korupsi di Tiongkok. Anda masih ingat doktrin ”100 peti matinya” dalam ketegasannya memberantas korupsi.

Zhu Rongji juga sama sekali tidak pernah tampil. Jangankan terlihat. Tercium pun tidak.

Pun Presiden Hu Jintao yang menggantikan Jiang Zhemin. Setelah dua periode menjabat, presiden Hu Jintao pun lenyap.

Ia yang juga berhasil memasukkan satu unsur lagi sebagai pilar tambahan partai komunis Tiongkok. Pilar keempat: sains. Ilmu pengetahuan. Apa pun yang tidak ilmiah harus ditolak.

Memang pernah ia jadi berita. Satu kali. Yakni menjelang diubahnya konstitusi Tiongkok yang membatasi masa jabatan presiden. Dulunya maksimal dua periode menjadi tidak ada batas.

Hu hari itu kelihatan dipapah meninggalkan kursi sidang umum ”MPR” Tiongkok. Terlihat tangannya menepis petugas.

Pers barat menafsirkan tepisan itu menandakan Hu Jintao tidak mau pergi.

Ia protes atas perubahan itu. Tapi bisa saja Hu, yang sudah terlihat tua dan lemah, sebenarnya akan ke toilet dan merasa bisa berjalan sendiri. Tidak perlu dipapah. Mungkin Anda juga ingat adegan mantan ibu negara yang menepis tangan suaminyi yang terlihat ingin merangkulnyi. Tafsir tepisan itu pun ke mana-mana. Padahal hanya dua orang itu yang tahu konteks sebenarnya.

Hu Jintao tidak pernah bicara apa yang sebenarnya terjadi. Ia meneruskan tradisi mantan presiden sebelumnya: tidak mau tampil ke publik.

Tentu Indonesia tidak bisa meniru itu. Pun Amerika. Singapura kelihatannya meniru Tiongkok, meski tidak 100 persen.

Para mantan presiden di Indonesia adalah tokoh. Media memperlakukan tokoh sebagai sumber berita. Mantan presidennya sendiri mungkin tidak ingin tampil. Medialah yang terus memburunya.

Media juga tidak salah. Mereka memang pantas diburu.

Megawati adalah ketua umum partai PDI-Perjuangan.

SBY adalah orang nomor satu di Partai Demokrat. Anak-anak mereka jadi tokoh politik.

Jokowi memang bukan ketua partai tapi anak-anaknya jadi tokoh politik. Tidak mungkin politik terpisah dari media.

Di Tiongkok media dikontrol penguasa. Sepenuhnya. Mungkin para mantan itu juga pernah tampil di publik, hanya media tidak boleh memberitakannya.

Tidak. Mereka sendiri tidak pernah tampil. Mereka bisa menahan diri.

Mereka lebih mengerti doktrin Jawa: mikul duwur, mendhem jero –mengangkat tinggi-tinggi kebaikan pendahulu dan mengubur dalam-dalam kekurangannya. (Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 21 April 2025: Balik Kucing

Agus Suryonegoro III – 阿古斯·苏约诺
AWAS: KUCING!! Bagi Tiongkok, keputusan untuk “balik kucing” dalam konteks pembangunan PLTU berbahan bakar batu bara bukanlah sebuah masalah. Seperti yang diungkapkan Deng Xiaoping, “Tidak peduli apakah kucing itu putih atau hitam, yang penting adalah ia dapat menangkap tikus.” Prinsip ini mencerminkan pragmatisme Tiongkok dalam menghadapi tantangan global dan domestik. Dalam situasi saat ini, Tiongkok memilih efisiensi ekonomi dan pertumbuhan industri di atas komitmen terhadap kesepakatan lingkungan. Dengan kebijakan ini, Tiongkok diharapkan bisa memberikan energi yang lebih murah bagi pabrik-pabriknya, yang pada gilirannya dapat meningkatkan daya saing di pasar dunia. Penekanan pada hasil nyata dan efektivitas strategi menjadi hal yang paling penting. Dengan demikian, Tiongkok tidak terperangkap dalam idealisme hijau semata, tetapi lebih fokus pada apa yang dapat membantu rakyatnya dan menjaga momentum pertumbuhan. “Kucing” yang dipilih Tiongkok mungkin berbeda dari yang diharapkan oleh dunia, tetapi yang penting adalah kemampuannya untuk menangkap “tikus” dalam bentuk perekonomian yang tangguh dan efisien. ### Kita bagaimana?

Jokosp Sp
Memajukan ekonomi sekaligus main pendekatan politik buat melawan Trump “kamu jual batu baranya banyak-banyak ke Tiongkok. Akan aku serap berapapun yang kamiu kirim”. “Syaratnya cuma satu : kamu harus jadi teman Tiongkok untuk melawan Trump”. “Tidak hanya batu bara saja, nikel dan minyak kelapa sawit silahkan kirim banyak-banyak”. “Saya juga tahu rakyatku suka mie, maka kirim juga indomie dan supermie”. Anda hebat Pak Presiden, sampai indomie anda tahu?. “Rakyatku juga suka rendang kamu bisa bikin masakan Padang di semua kota besar di Tiongkok”. “Santan apalagi, anda bisa kirim kelapa Indonesia ke sini”. “Ratusan mahasiswa Indonesia yang lagi belajar di sini, mereka perlu banyak kerupuk udang. Katanya tidak enak makan indomie tanpa kerupuk”. Itulah Xi Jin Ping ketika berbicara empat mata dengan sang presiden. Xi Jin Ping justru lebih tahu apa potensi Indonesia, itulah kehebatannya. Dan akhirnya sang presiden bilang : siap pak presiden, laksanakan. Kemudian pak presiden perintah ke menteri ekonominya, dan dijawab dengan cepat “siap pak presiden saya akan buat perusahaan eksportir dengan rekan separtai penguasa, menteri penguasa dan pengusaha pendukung penguasa di sini secepatnya”. Luar biasa gerak cepatnya…86. wkwkwkwk.

Mbah Mars
Ternyata Gus Dur itu jago masak. Ketika sedang belajar di Kairo ia sering memasak kepala ikan, untuk dimakan sendiri dan tidak jarang buat teman-teman seasrama. Teman-teman Gus Dur sudah hafal cita rasa masakannya. Suatu saat, karena Gus Dur sedang sibuk, ada salah satu temannya yg berinisiatif mengganti Gus Dur untuk masak kepala ikan. Ia pergi ke bakul ikan langganan Gus Dur. “Kemana temanmu yg sering beli kepala ikan di sini ?”, tanya si bakul. “Sedang sibuk”, jawab si teman. “Temanmu itu perlu dicontoh. Katanya ia memelihara 20 ekor kucing” “ Lalu ?” “Makanya dia saya kasih harga murah setiap membeli kepala ikan. Saya suka dengan pemuda yg welas asih pada kucing”, kata si bakul.

Mirza Mirwan
Johannes Pieter Pronk atau Jan Pronk — dulu media sini menuliskannya JP Pronk — menjadi Ketua IGGI tahun 1973-1977. Saat itu Pronk adalah menteri kerjasama pembangunan Belanda. Jadi kunjungan ysng ditulis Pak Agus 1970-1978 mestinya hanya 1973-1977. JP Pronk kembali menjadi ketua IGGI tahun 1989 hingga IGGI dibubarkan tahun 1992 — digantikan CGI.

Agus Suryonegoro III – 阿古斯·苏约诺
KETIKA MR. PRONK KE SUMATERA UTARA.. Mr. Pronk, inspektur yang mewakili pemerintah Belanda di Inter-Governmental Group on Indonesia (IGGI) pada tahun 1970-an, memegang peranan penting dalam mengawasi penggunaan bantuan internasional yang diberikan kepada Indonesia pasca-Orde Baru. Ketergantungan Indonesia pada dukungan ekonomis ini membuat kunjungannya sangat dinantikan, tetapi juga dirasakan sebagai beban. Salah satu kunjungan Pronk yang mencolok adalah ketika ia menginspeksi proyek infrastruktur di Sumatera pada tahun 1976. Dengan percaya diri ala Jan Pieter Coen, Pronk tidak ragu untuk memberikan komentar merendahkan kepada para pejabat lokal yang mendampingi. Ia mempertanyakan kualitas jalan dan jembatan yang dibangun tanpa memahami konteks dan tantangan yang dihadapi, seolah-olah menyiratkan bahwa kegagalan tersebut adalah personal bagi mereka. Gaya inspeksi Pronk yang arogan dan superior menuai kritik tajam, menyakiti perasaan banyak orang Indonesia. Seakan-akan Indonesia adalah koloni Belanda yang perlu diawasi. ### Pronk membuat masyarakat merasa direndahkan.

Hendric Renanta
Lanjutan. Konsumsi batbar/km², C=458T I=115T. Konsumsi/kapita, C=3,14T. I=0,78T Index polusi, C=94. I=105 Ranking polusi di dunia C =19, I=14 Dari riset sederhana ini kita bisa tarik kesimpulan awal, yg tentu saja masih perlu riset lebih kompleks dan mendalam, tapi paling tidak sudah bisa terlihat garis besarnya. Kesimpulannya, Sekalipun China mengkonsumsi batbar +-20X lebih banyak dari Indonesia, dgn jumlah konsumsi perluas wilayah 4X lebih besar, dan jumlah konsumsi perkapita juga 4X lebih banyak, kalo benar batubara adalah penyebab utama polusi di suatu negara, maka secara logis mestinya China jauh lebih polusi daripada Indonesia???????????????? Minimal China harusnya 4X lebih polusi drpd Indonesia, kalo benar batbar adalah biang kerok utamanya??????????????? Tapi fakta berkata beda. Ternyata indeks polusi Indonesia menurut data AQI ada di angka 105, sedangkan China di 94. Yg Artinya Indonesia lebih polusi dari China.???????????????? Dengan peringkat polusi dunia, Indonesia juara peringkat ke 14, sedangkan China peringkat 19, 5 peringkat lebih baik dari Indonesia.??????????????????? WHY????????????????????? Jadi dari data2 sederhana ini, kita bisa simpulkan kalo pemakaian batubara belum tentu jadi penyebab utama polusi udara di suatu negara. ???????????????? Jadi ada benarnya pernyataan Trump kalo green energy itu scam.???????????? Dan kitapun tahu kalo Abah juga sering ke China, dan pasti tahu kondisi disana. Betapa birunya langit2 China saat ini, bukan hanya di pelosok desa saja, tapi di kota2 besar juga sama.

Hendric Renanta
Lanjutan komen. Kitapun tahu kalo di China sebagian besar mobil SDH gunakan EV, shg TDK ada lagi knalpot seperti mobil ICE yg mengeluarkan asap polusinya.???? Kita juga bisa lihat kalo di China tiap hari jalanan pasti di bersihkan dgn cara di semprot air, dan dibersihkan debunya, dan konstruksi jalan mereka sangat rapi dan bersih, hampir TDK ada sampah, kotoran dan tumpukan debu di pinggir jalan. Sehingga ketika mobil /motor lewat tidak ada debu yang akan tertiup mencemari udaranya. Jadi tampaknya, kalo lantas kita menuding batubara adalah penyebab polusi utama, rasanya Apriori dan kurang bijak. Betul2 seperti pepatah, buruk muka cermin di belah.???????????????????? Semoga Abah membaca komen ini, dan berkenan menyampaikan ke instansi terkait, agar semua mata bisa terbuka, dan kalo perlu dilanjutkan dengan riset yg lebih konkrit dan mendalam, agar pemerintah tidak salah mengambil kebijakannya.????????????????

Jokosp Sp
Pertanyaan Abah ini ngece ke siapa sebenarnya?. Apakah Indonesia mau tiru Tiongkok yang mementingkan kepentingan dalam negerinya?. Batu bara adalah mutiara hitam dan sudah dijadikan komoditi eksport yang sangat menjanjikan. Sangat ekonomis dan menghasilkan cuan yang luar biasa besar. Jadi para pengusaha jelas mementingkan eksportnya. Negara sepertinya sama, setali tiga uang, gag mau ribet dan berpikir lebih. Padahal Abah sudah lama juga jadi dirut perusahaan di bidang strom atau sengat menyengat itu. Katanya sudah berlebihan strom kita, loh kenapa masih bangun PL PL yang lain juga?. Dikemanakan listriknya?. Kalau PLN bisa simpan, seberapa lama disimpan di dalam battery?. Jika bangun baru dan bukan untuk konsumsi pribadi, apakah PLN mau menerima stromnya?. Apakah PLN mau menanggung kerugiannya?. Loh kenapa jadi banyak sekali pertanyaannya ???????. Sebenarnya ada solusi : bangun PLTU di dekat perbatasan negara lain. Hasil listriknya dieksport ke negara tetangga tersebut. Bangun banyak di area timur dan utara wilayah negara kita yang masih kekurangan listrik dan fasilitas lainnya. Kasihan mereka. Fokus pembangunan jangan di Jawa saja, sementara batu bara adanya di Sumatera dan Kalimantan. Toh hasil batu bara yang kembali ke daerah masih sangat kecil, kecuai terbatas hanya ke aparat di daerahnya yang
menikmatinya.

Mirza Mirwan
Tiongkok adalah negara produsen batubara terbesar di dunia. Produksi per-tahun (versi Worldometer) 3.728.155.408.000 ton. Tetapi Tiongkok juga negara konsumen batubara terbesar di dunia: 4.319.921.826.000 ton/tahun. Jadi produksi batubara yang terbesar di dunia itu masih belum mencukupi kebutuhsn batubara Tiongkok. Masih kekurangan 611.766.418.000 ton/tahun. Persentase konsumsi batubara Tiongkok adalah 50,46% dari konsumsi dunia. Produksi batubara AS (terbesar ke-3) dibandingkan konsumsinya juga masih kurang. Tetapi kekurangannya tidak signifikan: 728.364.498.000 ton/tahun berbanding 731.071.000.000 ton/tahun. Tentang pembangkit listrik batubara Tiongkok, persentasenya 59,6% dari seluruh pembangkit listrik negara itu. Sementara di AS hanya 16% dari seluruh keseluruhan pembangkit listrik di sana. Angka 59,6% di Tiongkok itu sebenarnya baru tercapai semester pertama 2024. Maka bila Tiongkok mau membangun PLTU batubara lagi, angkanya bisa di atas 60% lagi.

Wilwa
Trump juga balik kucing. Ketika mendengar US Stocks drop, Trump bilang ga pa pa, untuk sembuh perlu minum obat pahit. Ya karena Trump lebih banyak investasi di US Bonds ketimbang US Stocks. Eh, begitu Tiongkok mulai melepas sedikit US Bonds sehingga US Bonds terguncang, maka Trump langsung panik. Langsung tunda tarif 90 hari ke depan. Donald John Trump itu kucing sedangkan Xi Jing Ping itu macan, karena itu Trump balik kucing ketika sang macan bergerak maju selangkah mendekati si kucing. Belum sampai diterkam. Begitu bocoran yang beredar di dunia maya. Ada conflict of interest dalam diri Trump. Bisa jadi Trump juga punya saham di Apple atau dijanjikan saham kosong di Apple agar laptop dan smartphone dikecualikan dari perang tarif. Jensen Huang harusnya meniru Tim Cook agar NVIDIA tetap bisa ekspor microchip H20 ke Tiongkok. Eh tapi gak bisa juga ding, soalnya H20 itu diekspor ke Tiongkok, sebaliknya iphone itu diimpor dari Tiongkok. Jensen Huang seharusnya mendekati dan menyuap Xi Jin Ping. Masalahnya Xi Jin Ping bukan Trump yang mudah disuap dengan BF / Benjamin Franklin, kata Juve. :):):). Jadi ya NVIDIA terima nasib sajalah walau sudah menjamu Trump milyaran rupiah untuk sekedar makan-makan, kata Juve. :):):)

Jimmy Marta
Waktu timnas U-17 Korut unggul telak di perempat final lawan Indonesia, ada yg menduga mereka melakukan pencurian umur. Pisiknya tinggi, kekar dan sangar. Dipadu dg semangat militansinya yg sudah terkenal, pasukan Kim Jong Un terasa terdiri dari personel yg sudah matang. Semalam di laga final, sy perhatikan pemain timnas Arab Saudi. Bukan ke soal bodynya, tapi rambut seputaran kepala mereka. Hampir semua berjenggot. Beberapa diantaranya malah lebih lengkap. Berjenggot dan berkumis…wkwk. Saya sendiri, soal bulu termasuk yg subur. Cuma itu, saat usia 17 -waktu SMK- rasanya rambut dibibir dan didagu belumlah ‘sesempurna’ miliknya pemain Arab Saudi….xixi…

Wilwa
@Jokosp. :):):). Pria Jepang dari dulu memang suka arak dan wanita. :):):). Itu alamiah untuk “menghangatkan” badan terutama di musim dingin. :):):). Cocoklogi dengan aksara Mandarin Yao 要. Yang artinya “ingin” atau “keinginan”. Dibentuk dari dua simbol yaitu 西 (di bagian atas aksara 要) yang dalam hal ini artinya bukan “West”/Barat tapi merujuk pada aksara kunonya yang adalah gambar dari “tong arak” atau “bejana arak”, dan 女 (simbol di bagian bawah aksara 要) yang artinya wanita atau perempuan. Contoh pemakaian sederhana dari Yao 要: Wo Yao Ni 我要你 artinya I Want You / Aku Ingin Kamu atau I Need You / Aku Butuh Kamu. Sekedar cocoklogi ngawur dari Yao 要 agar mudah mengingatnya. Kenangan saya waktu belajar aksara Mandarin dulu sekali. Dengan menelusuri aksara kuno di wikipedia , dan tafsir dari orang Barat/Jepang, serta “cocoklogi sendiri” itulah saya bisa mengingat ribuan aksara Mandarin.:):):)

Jokosp Sp
Cerita wong ngapak yang jadi kuli di Jepang. Orang Jepang bingung lihat pekerja Indonesia, habis kerja di pabrik jarene gaweyane mung nongkrong nang pinggir kali karo mancing. Ketemu kancane ngumpul, ngrumpi tekan nang ndi-ndi karo udud. Lha wong jepang dewek yen bar mari kerjo ora metu saka ngomahe, mbuh nang ndi?. Apa kegiatane ora ngerti?. Seringe bar kerjo kantoran ora mulih, malah nang caffe ngombe sampe mabok. Apa ora mesakne bojone ya, apa ora pingin ngeloni ya, padahal nang kene adem kaya ngene?. Tapi wong jepang iki ancene manteb poll, disipline luar biasa. Iki sing jenenge dalan-dalan apa kali ora nana iku sampah, langke nemen ya. Bisane wong Jepang kaya kuwe?. Iki barang bekas sing ijek apik nemen ya ditinggal bae, ditumpuk ora nana sing njupuk, ora nana maling, ora nana pemulung?. Jan manteb temenan…….aman nemen ya?. Nek nang nggon dewek apa ora ilang kuwi barang rongsokan….wkwkwkwkwk.

djokoLodang
-o– Selingan – Intermezo PULANG AWAL Tiga gadis bekerja bersama di kantor yang sama, semuanya di bawah bos perempuan yang sama. Hari demi hari, mereka memperhatikan sesuatu yang menarik — bos selalu pulang lebih awal. Suatu siang, gadis-gadis itu sepakat: saat bos pergi, mereka juga akan pulang. Lagipula, bos tidak pernah kembali ke kantor setelah pergi — siapa yang akan tahu? Hari itu, mereka menjalankan rencana mereka. Si rambut cokelat pulang, menghabiskan waktu bersantai di rumah, bermain dengan anak laki-lakinyi, dan bahkan bisa tidur lebih awal menemani suami. Si rambut merah pergi ke spa, menyempatkan diri berolahraga sebentar, dan tetap berhasil datang ke acara kencan makan malamnyi tepat waktu. Si pirang memutuskan untuk mengejutkan suaminyi. Dia berjingkat-jingkat masuk ke dalam rumah, berhati-hati agar tidak bersuara. Namun, saat dia mencapai pintu kamar tidur, dia mendengar suara-suara aneh. Penasaran, dia mengintip ke dalam — dan melihat suaminyi di tempat tidur… bersama bosnyi! Pantas tadi bos pulang awal. Karena ngeri, dia diam-diam menutup pintu dan menyelinap keluar rumah. Keesokan harinya, saat mereka rehat minum kopi, si rambut cokelat dan si rambut merah dengan bersemangat mengusulkan untuk pulang lebih awal lagi. Mereka menoleh ke arah si pirang dan bertanya, “Kamu ikut?” “Tidak! … Tidak! …,” jerit si pirang. “Aku hampir ketahuan bos kemarin!” –koJo.-

Kang Sabarikhlas
Waini, kesempatan saya ndak mau kalah sama wak Juve Z yang mesti komen tentang negeri Tiongkok, padahal beliau ndik sana tahunya pas masih jaman negeri tirai bambu Iniloh saya tahu yang up to date dari negeri tirai solarcell… Ya benar, di-bukit² + gurun² di China dah banyak panel² solarcell, bahkan kapasitas tenaga surya di negeri itu hampir mencapai 900 GM..!!! Tapi lah koq “Balik Kucing”???… saya bingung ndak ngerti, mungkin benar wak Juve Z, aki.eh aikyu saya cuma 2 digit ‘aka’ goblik.. duh. anu sekalian tanya, GM apa artinya ‘Gak Weroh’?…. Mudah²an wak Juve juga ndak tahu artinya, biar saya ndak sendirian..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button