Tipping Point
Oleh : Dahlan Iskan
INDOPOSCO.ID – Tidak disangka. Pada 2021 menjadi tipping point bagi mobil listrik. Atau sudah disangka. Oleh sebagian kecil saja.
Segala macam keraguan menjadi tidak relevan lagi. Segala macam pertanyaan menjadi terlihat sepele. Yang ogah-ogahan terasa langsung ketinggalan.
Norwegia jadi pelopornya: tahun lalu penjualan mobil listrik di sana sudah melampaui mobil bensin. Untuk pertama kalinya. Dan terus pula menggelinding.
Di sana penjualan mobil listrik sudah mencapai 55 persen. Pasar mobil bensin tinggal 45 persen. Bola salju sedang menggelinding di Norwegia. Dan akan terus menggelinding ke negara-negara lain.
Terutama Tiongkok.
Tesla tidak cukup membangun satu giga-factory di Shanghai. Begitu giga-factory pertama berproduksi Tesla langsung membangun giga-factory kedua –di sebelahnya.
Jumlah merek mobil listrik di sana sudah tidak bisa dihitung dengan semua jari. Bahkan ada merek yang khusus untuk kelas murah. Kelas menengah. Kelas mahal.
Semua itu dipicu oleh satu: kemajuan ilmu pengetahuan di bidang baterai. Yang daya tahannya naik terus. Yang harganya turun terus.
Dalam lima tahun terakhir harga baterai turun 50 persen. Dan masih akan turun lagi. Masih bisa sekitar 25 persen lagi –lima tahun ke depan.
Dulu, harga baterai untuk satu mobil listrik sama dengan harga lengkap mobil bensin. Itu harga baterainya saja. Tapi pengembang mobil listrik terus berusaha menguasai teknologinya.
Kini harga baterai itu begitu turunnya. Sehingga pada 2021 ini akan terjadi tipping point aspek lainnya: harga mobil listrik sudah bisa lima persen lebih murah dari harga mobil bensin.