Ada Potensi Bias, Pakar IT Ingatkan Akurasi Berita Tak Bisa Diserahkan ke AI

INDOPOSCO.ID – Pakar Teknologi Informasi (IT) Indonesia, Onno W. Purbo, menegaskan bahwa penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam produksi konten media tidak boleh menggeser peran utama jurnalis, terutama dalam memastikan akurasi berita.
“Untuk memastikan akurasi dan menghindari bias, wartawan tetap harus melakukan kroscek langsung ke narasumber. Benar nggak bapak tadi ngomongnya kayak gitu? Atau bisa juga dari dokumen resmi mereka, itu yang dibaca. Itu nggak bisa pakai tools,” ujar Onno kepada INDOPOSCO di Jakarta, Kamis (25/9/2025).
Menurutnya, kemampuan dasar wartawan untuk melakukan verifikasi informasi tetap harus dijaga, meski teknologi AI dapat membantu mempercepat proses penulisan. “AI itu bikin proses nulis jadi cepat. Tapi memastikan berita akurat dan benar, itu tetap ada di wartawannya,” tuturnya.
Terkait regulasi khusus untuk penggunaan AI dalam media, Onno menilai yang lebih dibutuhkan adalah aturan etik, baik tertulis maupun tidak tertulis, ketimbang regulasi yang kaku. “Lebih ke arah sopan santun, etika, segala macam. Jadi bukan semata aturan hukum,” jelasnya.
Meski begitu, ia mengingatkan soal potensi bias dalam sistem AI. Bias ini muncul karena data pelatihan (training data) yang tidak seimbang. “Misalnya, kita bikin AI soal makanan, tapi datanya kebanyakan makanan orang Jawa. Kalau ditanya makanan khas Papua, jawabannya bisa keluar makanan Jawa. Itu contoh bias,” paparnya.
Hal serupa bisa terjadi dalam isu gender. “Kalau datanya kebanyakan laki-laki di dunia kerja, AI nanti cenderung ke laki-laki. Jadi harus dipikirkan bagaimana AI itu bisa adil,” tambah Onno.
Ia menegaskan, AI pada akhirnya hanyalah alat bantu. Peran etika dan tanggung jawab tetap berada di tangan manusia, khususnya para jurnalis. “Teknologi bisa mempercepat kerja, tapi menjaga kebenaran tetap tugas wartawan,” tutup Onno.
Pada akhirnya, kecerdasan buatan hanyalah alat, sedangkan akurasi dan kebenaran tetap harus dijaga oleh nurani dan profesionalitas seorang jurnalis. (her)