Bapanas Dorong Desa Mandiri Pangan Lewat Program B2SA

INDOPOSCO.ID – Badan Pangan Nasional (Bapanas) kembali menegaskan langkah seriusnya dalam memperkuat kemandirian pangan. Salah satu strateginya adalah lewat pengembangan Desa Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA), sebuah konsep yang tidak hanya menghadirkan variasi pangan sehat, tetapi juga menumbuhkan kemandirian ekonomi masyarakat desa.
“Pengembangan Desa B2SA bukan sekadar menghadirkan pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman, tetapi juga menjadi jalan bagi masyarakat desa untuk mandiri pangan. Melalui inovasi olahan pangan lokal dan pengelolaan kebun B2SA, masyarakat mampu menggerakkan ekonomi keluarga sekaligus menjaga keberlanjutan sumber daya pangan di lingkungannya,” ujar Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Bapanas, Rinna Syawal dalam keterangannya, Selasa (9/9/2025).
Program ini mulai menampakkan hasil nyata di Kabupaten Klaten. Monitoring dan evaluasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Desa B2SA yang digelar di Desa Randulanang dan Desa Mranggen akhir pekan lalu memperlihatkan capaian menggembirakan.
Di Randulanang, warga mengolah singkong, ubi jalar, jagung, hingga buah naga menjadi produk inovatif bernilai jual, mulai dari stik singkong, cendol ubi jalar, puding buah naga, puding jagung, hingga kroket ubi. Sementara itu, Desa Mranggen tampil kreatif dengan menu olahan khas seperti nugget tempe, kebab ubi jalar, pepes lele, omelet daun katuk, hingga pepes jamur teri.
Selain pengolahan pangan, program Desa B2SA juga diperkuat dengan keberadaan Kebun B2SA yang dikelola oleh Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK). “Kegiatan Kebun B2SA ini meliputi pembangunan rumah bibit, demplot tanaman, budidaya bioflok ikan lele, serta penanaman sayur dan buah. Bibit hasil pembibitan juga didistribusikan kepada anggota kelompok untuk memperluas manfaat program,” tuturnya.
Menariknya, hasil olahan pangan dan panen kebun tidak berhenti di meja konsumsi saja. Produk-produk tersebut dipasarkan, dan keuntungannya masuk ke kas kelompok. Mekanisme ini membangun putaran ekonomi lokal yang sehat, sekaligus memperkuat ketahanan pangan desa.
Keberhasilan dua desa ini membuat Bapanas semakin yakin bahwa B2SA bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain. “Kami berharap semangat ini terus ditularkan ke daerah lain. Dengan kolaborasi pemerintah daerah, TP PKK, dan masyarakat, program B2SA akan semakin kuat sebagai pondasi kemandirian pangan di tingkat desa,” tambah Rinna.
Dengan semangat yang ditanam dari desa, optimisme itu kini mengalir. Kemandirian pangan nasional bukan lagi mimpi jauh, melainkan kenyataan yang sedang tumbuh, setapak demi setapak, dari desa untuk Indonesia. (her)