Nasional

Pemerintah Berkomitmen Tuntaskan Masalah Sampah Nasional Tahun 2029

INDOPOSCO.ID – Pemerintah menargetkan masalah sampah di Indonesia terselesaikan 100 persen pada tahun 2029. Target itu merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tertuang dalam Perpres Nomor 12 Tahun 2025.

Saat ini, tingkat pengelolaan sampah di Indonesia masih sekitar 10 persen, jauh dari target 100 persen. Salah satu langkah yang akan dilakukan mencapai target tersebut ialah pemerintah akan menutup operasional pembuangan sampah tanpa pengelolaan (open dumping).

Deputi Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya Dan Beracun (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup Ade Palguna Ruteka mengatakan, pihaknya telah berkirim surat keputusan ditujukan kepada 343 Kepala Daerah agar menutup praktik Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) open dumping dan transisi ke minimal control landfill.

“Kriteria baru mulai tahun 2025 sudah tidak boleh lagi ada TPS liar dan TPA minimal dikelola dengan sistem control landfill (lahan urug terkendali),” kata Ade Palguna Ruteka dalam acara Indo Water 2025 Expo and Forum di Jakarta, Rabu (13/8/2025).

Dalam konteks ini, Indo Water, Indo Waste & Recycling, dan forum tersebut berperan penting sebagai ajang pertemuan inovator, penyedia teknologi, para pengusaha dan pemerintah daerah dalam menghadirkan solusi tepat guna atau event seller meet buyer.

Menurutnya, upaya membangun kota dan lingkungan yang berkelanjutan tidak hanya berhenti pada pengelolaan sampah. “Indo Water menghadirkan solusi pengolahan air bersih dan air limbah bagi kesehatan masyarakat dan sumber daya air berkelanjutan,” ucap Ade Palguna Ruteka.

“Kegiatan ini, dapat digunakan untuk mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemerintah daerah menuntaskan masalah sampah,” tambahnya.

Assistant Project Director PT. Napindo Media Astama (Napindo) Lisa Rusli merespons isu soal limbah dan sampah. Maka melalui kegiatan tersebut pihaknya menyiapkan solusi bagi para industri dan pemerintah dalam mendukung penuntasan masalah sampah.

“Ini jawabannya karena ketika pengunjung datang ke masing-masing stand, mereka akan diinformasikan, kemudian diedukasi produk. Seperti ini cara penggunaannya, dampaknya,” tutur Lisa Rusli.(dan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button