Indonesia Gagas RS Syariah di Jeddah, Sasar Pasar Rp5 Triliun per Tahun

INDOPOSCO.ID – Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) bersama Perhimpunan Dokter Indonesia Timur Tengah (PDITT) menggelar diskusi strategis mengenai masa depan layanan kesehatan syariah Indonesia. Dalam forum yang berlangsung pada Selasa (22/7/2025) tersebut, mengemuka sebuah gagasan besar, yakni pendirian Rumah Sakit (RS) Indonesia berbasis syariah di Jeddah, Arab Saudi.
Direktur Infrastruktur Ekosistem Ekonomi Syariah KNEKS, Sutan Emir Hidayat, menyambut ide ini dengan antusias. Menurutnya, konsep tersebut dapat menjadi langkah penting bagi Indonesia untuk memperkuat ekosistem kesehatan syariah nasional sekaligus membuka peluang ekonomi baru.
“Gagasan ini juga membuka peluang investasi dan ekspansi industri halal Indonesia di Timur Tengah,” ujar Emir dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (29/7/2025).
Emir menekankan bahwa Jeddah merupakan pintu masuk strategis dengan potensi pasar layanan kesehatan halal yang diperkirakan melampaui Rp5 triliun per tahun.
“Potensi ini dapat menjadi gerbang bagi Indonesia untuk memperkuat posisi sebagai pemain utama dalam ekosistem kesehatan syariah global,” jelasnya.
Urgensi pembangunan fasilitas kesehatan ini semakin nyata jika melihat data selama musim haji 2025, di mana 381 jemaah wafat dan hampir separuhnya berasal dari Indonesia.
“Fakta ini memperkuat urgensi kehadiran fasilitas kesehatan yang profesional, berstandar tinggi, dan sesuai nilai-nilai syariah,” tambah Emir.
Sementara itu, Ketua Bidang Organisasi PDITT, Lucky Sarjono Buranda, menilai bahwa kehadiran rumah sakit tersebut akan menjadi solusi komprehensif tidak hanya bagi jemaah haji dan umrah, tetapi juga bagi 400.000 diaspora Indonesia yang tinggal di kawasan Jeddah.
“Fasilitas ini dirancang untuk menjawab kebutuhan kesehatan yang berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia di luar negeri, khususnya di kawasan Tanah Suci,” ungkap Lucky.
Rumah sakit ini akan mengusung konsep “one-stop sharia hospital” yang mengintegrasikan layanan rawat jalan, rawat inap, farmasi halal, hingga pembiayaan berbasis takaful.
Selain itu, rumah sakit syariah di Jeddah diharapkan dapat membantu jutaan jemaah Indonesia setiap tahun.
“Pada tahun 2025, kuota haji Indonesia mencapai 221.000 orang dan jumlah jemaah umrah dari Indonesia sepanjang 2024 tercatat lebih dari 1,4 juta jiwa,” tutupnya.
Jika terwujud, inisiatif ini bukan hanya menjadi solusi sosial, tetapi juga instrumen penting diplomasi kesehatan dan perluasan kontribusi ekonomi halal Indonesia di panggung global. (her)