Pemerintah Genjot Perang Lawan TBC, Rontgen Massal Jadi Senjata Baru

INDOPOSCO.ID – Pemerintah tak main-main dalam upaya menekan laju tuberkulosis (TBC) di tanah air. Melalui strategi pemeriksaan gratis dan penemuan kasus aktif (active case finding), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan angka kesakitan dan kematian akibat TBC bisa ditekan drastis.
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono, menegaskan bahwa penyakit ini masih menjadi ancaman serius.
“TBC menjadi masalah penting, karena di Indonesia jumlah kasusnya diperkirakan mencapai 1.060.000 orang. Saat ini baru sekitar 90 persen yang berhasil teridentifikasi dan ternotifikasi,” ujar Dante dalam keterangan, Minggu (21/9/2025).
Meski angka tersebut tinggi, Dante menilai ada kemajuan signifikan dalam penanganan. Ia membandingkan capaian sekarang dengan situasi beberapa tahun lalu.
“Tahun 2022 notifikasi kasus baru 56 persen, sekarang sudah naik berkat program percepatan melalui pemeriksaan rutin dan active case finding yang mampu menemukan kasus aktif yang sebelumnya tidak terdeteksi,” jelasnya.
Dante menjelaskan, salah satu tantangan besar adalah gejala TBC yang sering samar. Dante memberi contoh bagaimana pasien bisa salah tafsir. “Ada pasien yang semakin kurus atau nafsu makan menurun, sering disangka sakit maag biasa, padahal TBC,” katanya.
Untuk memperkuat deteksi dini, pemerintah mulai menerapkan pemeriksaan rontgen massal. Inovasi ini terbukti cukup efektif mendeteksi kasus yang sebelumnya lolos dari radar medis.
“Kalau anggaran mencukupi, setiap dari 514 kabupaten/kota akan mendapatkan alat rontgen. Alat ini akan digunakan secara bergilir ke kecamatan-kecamatan dan diberikan gratis untuk masyarakat dalam rangka pemeriksaan kesehatan maupun active case finding TBC,” ungkap Dante.
Selain rontgen, skrining juga dilakukan lewat pemeriksaan fisik dan formulir penapisan (pemeriksaan awal) gejala. Kombinasi metode ini diharapkan semakin menekan kasus.
Meski progresnya menjanjikan, tantangan belum selesai. Data 2022 menunjukkan 386 kasus kematian per 100 ribu penduduk akibat TBC. Pemerintah menargetkan penurunan besar-besaran. “Target kita menurunkan menjadi 65 (kasus) per 100 ribu penduduk pada tahun 2030,” tegas Dante.
Program percepatan penanggulangan TBC ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat layanan kesehatan publik. Pemerintah daerah pun didorong ikut turun tangan melalui penganggaran, pelatihan tenaga kesehatan, hingga sosialisasi masif di masyarakat.
Perang melawan TBC memang belum selesai, namun dengan deteksi dini, dukungan teknologi, dan kolaborasi semua pihak, Indonesia punya peluang besar untuk benar-benar bebas dari penyakit ini di masa depan. (her)