Ramai Grup Facebook Inses, Pemerintah Diminta Lebih Sigap Tangani Konten Negatif

INDOPOSCO.ID – Psikolog Klinis Ratih Ibrahim meminta pemerintah melakukan skrining konten negatif di ruang digital, menyusul munculnya grup Facebook memuat konten penyimpangan seksual, termasuk hubungan sedarah (inses). Serta menindaklanjuti temuan tersebut ke ranah hukum.
Peran orang tua juga sangat penting mencegah paparan konten negatif. Mengawasi aktivitas online anak, mendidik tentang bahaya konten negatif, dan menjadi contoh penggunaan media sosial bertanggung jawab
“Harus ada yang waspada monitor sosmed, digital application. Sehingga jika ada yang melenceng, take down, tangkap yang bikin, hukum,” kata Ratih Ibrahim kepada Indoposco melalui gawai, Jakarta, Rabu (21/5/2025).
Inses merupakan perilaku seksual terlarang dan sama sekali tidak diizinkan. Terutama dari segi agama, serta asoek sosial budaya. Jika ada pihak tertentu melakukannya, tentu tidak bisa dibenarkan.
“Bukan sesuatu yang bisa diterima mengikuti normal universal,” ujar Ratih Ibrahim.
Para pengikut akun Facebook yang memuat konten tak senonoh tersebut dapat diberikan pendamping psikolog. Sehingga mampu meningkatkan kondisi psikis dan mengatasi masalah yang mereka hadapi.
“Sebetulnya iya. Karena sangat mungkin sebagian ada abnormalitas dan jika mereka bersedia,” jelas Ratih Ibrahim.
Grup Facebook bernama Fantasi Sedarah dan Suka Duka, yang memiliki ribuan member telah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat, lantaran unggahan pornografi anak dan perempuan.
Tim penyidik gabungan Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri bersama Ditsiber Polda Metro Jaya telah melakukan penyelidikan intensif terhadap sejumlah grup di platform Facebook yang memuat konten penyimpangan seksual, termasuk hubungan sedarah (inses).
Karo Penmas Divhumas Polri Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, Bareskrim Polri telah menangkap enam orang pelaku ihwal grup tersebut. Penangkapan mereka dilakukan setelah beberapa hari melakukan penyelidikan secara intensif dan mendalam.
“Para pelaku ditangkap secara marathon di beberapa tempat di Pulau Jawa dan Sumatera,” jelas Trunoyudo kepada wartawan terpisah di Jakarta, Selasa (20/5/2025) kemarin. (dan)