Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa Dorong Giat Menyusui dalam Bingkai Budaya Nusantara

INDOPOSCO.ID – Memperingati Pekan Menyusui Sedunia 2025, Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa akan menggelar seminar bertema “Prioritaskan Menyusui: Ciptakan Sistem Pendukung yang Berkelanjutan.”
Seminar ini bertujuan untuk memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif serta bagaimana menciptakan sistem pendukung yang berkelanjutan agar para ibu dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayi mereka tanpa kendala.
Acara ini berlangsung pada hari Selasa, 26 Agustus 2025, di Sasana Budaya Gedung Philanthropy, Jakarta Selatan. Seminar ini menghadirkan Andi Makmur Maka dan Yudi Latif selaku Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika, dr. Lovely Daisy, MKM., selaku Direktur Pelayanan Kesehatan Keluarga Kemenkes RI, dr. Asti Praborini selaku Dokter Spesialis Anak Konsultan Laktasi sekaligus relawan LKC Dompet Dhuafa, Nia Umar, S.SOS,. selaku Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, dr. Yeni Purnamasari, MKM., selaku General Manager Kesehatan Dompet Dhuafa.
Tri Estriani selaku Bendahara & Operasional Yayasan Dompet Dhuafa Republika dalam sambutannya mengatakan, “Dompet Dhuafa melalui LKC sejak tahun 2010 hingga 2025 terus memberikan program pendampingan ASI Eksklusif dan memberikan dampak yang nyata. Pada data terbaru di tahun 2023 hingga 2025 LKC Dompet Dhuafa mendampingi ibu hamil dan menyusui pada jenis tiga program yang pertama melalui program Kawasan sehat, lalu program ibu dan anak serta bidan untuk negeri”.
“Pada perkembangan program dan sasaran dalam memberikan aksi ekseklusif menujukan perkembangan yang patut di apresiasi pada tahun 2023 tercapai berada di angka 70% kemudian meningkat signifikan menjadi 83% ditahun 2024 dan 2025”, tambah Tri Estriani.
Sementara itu dr. Lovely Daisy MKM., mengatakan “Tantangan dalam mendorong kapasitas Ibu menyusui yang harus diatasi segera mulai dari kurangnya pengetahuan para ibu, keluarga tentang bahwa ASI ibu yang terbaik untuk anak dan juga turut serta peran keluarga. Kemudian ada faktor sosial budaya atau juga masih dengan mitos-mitos yang belum benar sumber informasinya”.
“Maka itu dukungan keluarga dan lingkungan sangat penting dalam peran ibu serta ASI yang dihasilkan. Dukungan juga penting hadir dari sang suami yang merupakan keluarga terdekat serta termasuk lingkungan kerja. Maka itu peran lingkungan kerja juga harus memperhatikan dan mendorong terciptanya zona nyaman bagi ibu-ibu menyusui maupun dalam memproduksi ASI”, ujar dr.Lovely Daisy MKM.
Seminar dengan membahas berbagai isu penting seputar menyusui eksklusif. Di antaranya adalah peran keluarga dan masyarakat dalam mendukung keberhasilan menyusui, serta bagaimana akses terhadap fasilitas kesehatan yang terjangkau dapat mendukung ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Selain itu, acara ini juga akan mengangkat tantangan yang dihadapi oleh penggiat ASI di lapangan, termasuk kendala yang sering kali muncul dalam proses menyusui.
Yudi Latif dalam diskusinya mengatakan,”Pola pemberian ASI yang benar dapat menentukan perilaku kesehatan yang baik sehingga secara keseluruhan bagi kita bisa meningkatkan kualitas manusia dan kesehatan masyarakat”.
Selanjutnya Nia Umar juga mendorong peran ASI karena ASI merupkan blueprint anak untuk masa depan. Prioritaskan menyusui untuk membangun sistem lingkungan berkelanjutan, sehingga pondasi akan kesehatan sudah terbangun dari awal”.
Disisi lain dr. Asti Praborini mengatakan, “Memberikan ASI secara langsung dapat menimbulkan hormon cinta dari Ibu kepada anak. Selain itu ASI mendorong tumbuh kembang anak secara sehat dan kuat”.
Acara ini juga akan memperkenalkan budaya lokal Banten, khususnya budaya Baduy, yang memiliki praktik menyusui yang sangat erat dengan tradisi mereka. Hal ini diharapkan dapat menjadi contoh positif dalam mengembangkan budaya menyusui di Indonesia. Seminar ini turut mendukung berbagai kebijakan pemerintah yang telah diterapkan, seperti Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif, serta UU Nomor 4 Tahun 2024 tentang Kesejahteraan Ibu dan Anak, yang menekankan pentingnya hak ibu dan anak dalam proses menyusui.
Tentang Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa adalah lembaga filantropi islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya, welasasih (filantropis) dan wirausaha sosial. Sudah berjalan lebih tiga dekade (32 tahun), Dompet Dhuafa berkontribusi menghadirkan layanan bagi pemberdayaan dan pengembangan umat melalui lima pilar program yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial kebencanaan, dakwah dan budaya, serta CSR. Dompet Dhuafa juga menerapkan tata kelola sesuai prinsip GCG (transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran) dan memastikan organisasi berjalan sesuai regulasi, kepatuhan syariah dan ketentuan-ketentuan lainnya. (adv)