Nasional

Warga Sipil Jadi Korban Ledakan Amunisi, Dedi Mulyadi: Posisinya Bekerja Bukan Mulung

INDOPOSCO.ID – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, warga sipil yang menjadi korban dalam tragedi ledakan pemusnahan amunisi tak layak pakai di Garut, Jawa Barat berstatus sebagai pekerja non formal. Mereka membantu pihak militer membuka selongsong bekas.

Total ada 13 korban meninggal dunia dalam peristiwa tersebut. Sembilan orang merupakan warga sipil. Sementara empat lainnya merupakan prajurit TNI AD dari Gudang Pusat Amunisi (Gupusmu) III Jakarta.

Menurut penuturan salah seorang pria yang menjadi saksi kejadian ledakan pemusnahan amunisi tidak layak itu, jadwal kerja mereka tidak menentu karena hanya mengikuti permintaan dari satuan TNI AD datang ke lokasi itu.

“Ikut kerja di situ. Kadang 10 sampai 15 hari (kerjanya),” kata Dedi Mulyadi saat berbincang dengan seorang saksi itu dalam akun Instagram pribadinya @dedimulyadi71, Selasa (13/5/2025).

Ia menyebut, keberadaan saksi tersebut dan para korban lainnya tidak mengumpulkan kembali selongsong peluru hasil pemusnahan amunisi. Mereka mendapat upah beragam, namun tak lebih dari Rp200 ribu per hari.

“Posisi bapak (saksi itu) bukan mulung, bukan berburu besi bekas, bukan berburu selongsong. Posisi di situ adalah bekerja, kuli. Dengan upah Rp150 ribu sampai Rp200 ribu,” ujar Dedi.

Kejadian tersebut merupakan peristiwa yang tidak pernah terduga. Karenanya ia menyampaikan duka cita mendalam atas banyaknya korban jiwa dalam ledakan pemusnahan amunisi di Garut.

“Terjadi kecelakaan saat bekerja. Saya sampaikan bela sungkawa,” ucap mantan Bupati Purwakarta itu.

Ledakan dahsyat itu terjadi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada, Senin (12/5/2025) kemarin. TNI membantu proses pemakaman dan pemulangan para korban kepada keluarganya. (dan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button