Nasional

Bekali Mahasiswa dengan Sertifikasi Kompetensi AI, UBM: Lulusan Mudah Terserap DUDI

INDOPOSCO.ID – Wakil Rektor Universitas Bunda Mulia (UBM) Chandra Wibowo Widhianto menuturkan, program studi (Prodi) Artificial Intellegence (AI) di Kampus UBM menjadi pertama Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia.

“Kami buka (Prodi AI) akhir 2024 lalu. Dan kami Prodi ini fokus di bidang AI, bukan peminatan,” ujar Chandra kepada indoposco.id, Sabtu (1/3/2025).

Untuk mendukung pembelajaran di Prodi AI, kampus UBM melakukan kerja sama dengan Certnexus (CNX) dari Amerika. Selain Prodi AI, kerja sama tersebut juga terkait data sains dan lainnya.

“Untuk pengajar Prodi AI kami dari luar negeri, jadi ada transfer ilmu di sana. Dan kami juga telah miliki dosen S2 lulusan AI dan data sains,” katanya.

Di tempat yang sama, Head of Course and Training, UBM Ningky Sasanti Munir mengatakan, lulusan mahasiswa Prodi AI UBM dibekali sertifikasi kompetensi. Sehingga lulusan mudah terserap dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

“Kerja sama kami dengan CNX salah satunya membekali lulusan dengan sertifikasi kompetensi,” kata Ningky.

“Kita ambil contoh untuk data sains, kebutuhan kita banyak, tapi sangat sedikit lulusan yang kompeten,” imbuhnya.

Ia menyebut, program sertifikasi kompetensi menyasar mahasiswa dan masyarakat umum serta praktisi. Dengan biaya yang sangat terjangkau dan waktu training yang cepat.

“Proses hanya belajar, training dan uji. Pendaftar yang sudah terdaftar bisa langsung training dan hari itu juga bisa langsung kami uji,” katanya.

“Bila dinyatakan lulus, sertifikasi kompetensi bisa langsung diterima hari itu juga. Jadi waktunya singkat dan cepat kan,” imbuhnya.

Bagi mahasiswa, menurut dia, sertifikasi kompetensi tersebut menjadi pendamping ijazah atau Sertifikasi Kompetensi Pendamping Ijazah (SKPI). “Jadi melengkapi akademik dengan praktik secara langsung,” ucapnya.

Hal yang sama diungkapkan Dekan Fakultas Teknik dan Desain, UBM Fransiskus Adikara. Ia menuturkan, ada gap (jarak) lulusan komputer dan informasi saat mengaplikasikan AI.

“Lulusan komputer atau data sains masih harus kursus saat mengaplikasikan AI. Jadi kami ingin lulusan kami sudah dibekali sertifikasi kompetensi,” katanya.

“Sementara kebutuhan untuk lulusan data sains banyak, tapi suplai kita rendah,” imbuhnya. (nas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button