Impor Sapi dan Kerbau di Tengah Wabah PMK, Begini Respons Pakar, Ahli dan DPR

INDOPOSCO.ID – Indonesia tengah dilanda wabah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak. Sudah ribuan sapi mati bahkan di beberapa daerah ditetapkan status darurat wabah PMK.
Ironisnya, ada rencana impor daging dari India yang dinyatakan belum bebas PMK. Hal ini menimbulkan reaksi dari para ahli, pakar hingga ketua komisi IV DPR RI.
“Wabah PMK akan sangat berpengaruh terhadap penurunan gangguan kesehatan, produktivitas, bahkan kematian ternak,” kata Guru Besar Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Prof Rudy Priyatno dalam keterangan, Kamis (6/2/2025).
Menurut dia, kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh wabah ini sangat besar dan peternak rakyat yang terdampak langsung.
Sebelumnya, Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto meminta pemerintah lebih cermat dalam memenuhi kebutuhan daging nasional di tengah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang masih berlangsung di Indonesia.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini juga menekankan pentingnya seleksi ketat terhadap negara asal impor daging agar tidak memperburuk situasi PMK di Indonesia.
“Kita sedang memerangi PMK di dalam negeri, tetapi di sisi lain kita mengimpor dari negara yang belum bebas PMK. Hal ini harus menjadi perhatian agar tidak memperburuk kondisi yang ada,” tegasnya.
Hal yang sama diungkapkan Wakil Ketua Komisi IV DPR Ahmad Yohan. Dia meminta pemerintah untuk memperketat impor hewan dan daging. Terlebih lagi, impor dari negara belum bebas PMK. “Masa rakyat kita mau dikasih makan barang-barang penyakit,” katanya.
Sementara itu, Guru Besar IPB Prof Dwi Andreas mengatakan, kalau Indonesia ingin terbebas dari penyakit mulut dan kuku, solusinya ialah tidak mengimpor daging dari negara-negara yang belum bebas PMK.
“Indonesia harus menghentikan impor dari negara-negara yang belum bebas dari PMK, jika ingin terbebas dari virus yang menyebar melalui udara tersebut,” katanya.
Senada dengan Prof Dwi, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. drh. R. Wasito menuturkan, sumber protein hewani yang terinfeksi virus dapat berdampak buruk bagi perkembangan anak-anak. (nas)