Krisis Lingkungan dalam Kurikulum Pendidikan, UNESCO: Diberikan Sejak Dini

INDOPOSCO.ID – Manager of the Go Public Fund Education Campaign, Education Internasional HQ, Angelo Gavrielatos mengatakan, dampak perubahan iklim saat ini sudah sangat mendesak. Di berbagai belahan dunia, banyak terjadi bencana.
“Kita menyaksikan hampir setiap hari dampak bencana alam yang lebih ekstrem dan lebih sering,” kata Angelo Gavrielatos di sela-sela diskusi internasional terkait perubahan iklim di Jakarta, Senin (2/12/2024).
Hal ini, menurut dia, UNESCO telah merekomendasikan dua hal. Di antaranya dampak krisis lingkungan mendesak tenaga pendidik untuk mengintegrasikan ke dalam kurikulum.
“Ini menjadi masalah yang harus diberikan kepada anak sejak usia dini,” katanya.
Dikatakan dia, guru harus mengembangkan isu-isu terkait perubahan iklim ke dalam pembelajaran. Lalu, strategi adaptasi lembaga pendidikan harus dilakukan berkelanjutan.
Hal ini, menurut dia, agar lembaga pendidikan mampu terhindar dari dampak negatif perubahan iklim, seperti bencana alam hingga keadaan darurat lainnya.
“Ini bisa menjadi kunci mengatasi perubahan iklim terutama pada lembaga pendidikan,” ungkapnya.
“Kami berharap melalui diskusi internasional ini bisa mengintegrasikan krisis lingkungan ke dalam pendidikan,” imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PRGI) Prof Unifah Rosyidi menginginkan siswa dekat dengan alam. Salah satunya dengan melatih siswa banyak menanam pohon.
“Ini bagian pembelajaran bagaimana siswa mengenal apa itu perubahan iklim,” ujar Prof Unifah Rosyidi.
Ia menuturkan, pelatihan perilaku siswa untuk menjaga lingkungan merupakan bagian untuk mengurangi dampak perubahan iklim ekstrim saat ini. “Itu dari sisi perilaku, untuk gurunya mengajarkan secara terintegrasi dari mata pelajaran,” katanya. (nas)