Daya Tahan Membaca Masyarakat Indonesia di Bawah Eropa, Kemenag: Kita Tingkatkan

INDOPOSCO.ID – Literasi sangat merefleksikan kualitas peradaban sebuah bangsa. Pernyataan tersebut diungkapkan Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas Islam), Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin ditemui indopos.co.id di sela-sela acara Kepustakaan Islam Award (KIA) di Jakarta, Sabtu (23/11/2024) malam.
Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, menurut dia, peningkatan literasi menjadi salah satu syarat penting yang harus dipenuhi. “Jika negara kita ingin maju, kita harus melihat tingkat literasi masyarakatnya,” katanya.
“Literasi ini menjadi cermin dari peradaban suatu bangsa,” imbuhnya.
Dia berharap, seluruh stakeholder dapat membudayakan membaca, bukan hanya sekadar membaca pesan WhatsApp (WA), tetapi juga buku-buku yang dapat memperkaya wawasan.
Menurutnya, meskipun banyak orang Indonesia rajin membaca, namun daya tahan membaca masyarakat Indonesia masih kalah dibandingkan dengan masyarakat Eropa. “Data UNESCO, literasi Indonesia berada di peringkat 100 dari 208 negara,” bebernya.
Dikatakan Kamaruddin, literasi keagamaan Islam bukan sekadar tentang teks keagamaan, tetapi juga mencakup isu pembangunan, pengetahuan, dan pemecahan masalah kontemporer. Ia juga mengingatkan bahwa peradaban Islam yang gemilang di masa lalu lahir dari tradisi literasi yang kuat.
“Menghidupkan kembali semangat literasi di kalangan umat Islam sangat penting, untuk membangun generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga mampu menggerakkan kemajuan peradaban,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Plt Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Ahmad Zayadi menambahkan, untuk mendukung perkembangan literasi, Kemenag mengembangkan platform digital. Tujuannya untuk memfasilitasi pengelolaan literasi dan perpustakaan masjid secara profesional.
“KIA 2024 memberi penghargaan kepada penggiat literasi dalam 4 kategori, yaitu Penulis ASN, Penulis Masyarakat, Pegiat Literasi, dan Perpustakaan Masjid,” katanya. (nas)