Merajut Moderasi Beragama Lewat Kurikulum Berbasis Cinta

INDOPOSCO.ID – Kementerian Agama (Kemenag) tengah mendorong paradigma baru dalam dunia pendidikan Islam, yakni kurikulum berbasis cinta. Gagasan ini menekankan bahwa pendidikan tidak semata-mata soal penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang menumbuhkan kasih sayang, kepedulian, dan spiritualitas yang mendalam.
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Sahiron, menegaskan bahwa akar kurikulum ini adalah mahabbah lillah, yaitu kecintaan kepada Allah.
“Mahabbah lillah akan melahirkan kecintaan kepada sesama manusia (mahabbah linnas) dan kecintaan kepada alam semesta (mahabbah lil ‘alamin),” ujar Sahiron dalam keterangannya, Jumat (19/9/2025).
Dalam pandangannya, pendidikan di perguruan tinggi Islam seharusnya tidak berhenti pada melahirkan lulusan yang cerdas secara intelektual, tetapi juga membentuk pribadi yang berakhlak mulia dan peduli lingkungan.
“Moderasi beragama dan kurikulum berbasis cinta bertujuan menjadikan manusia sebagai insan kamil, yang berakhlak baik kepada Allah, sesama manusia, dan alam semesta,” jelasnya.
Sahiron menambahkan, lembaga pendidikan memiliki dua misi besar yang tak bisa ditawar. “(Tugas utamanya) Yakni mentransfer ilmu pengetahuan dari dosen kepada mahasiswa dengan beragam metode, serta mengembangkan ilmu pengetahuan agar terus relevan dengan tantangan zaman,” tambah Guru Besar Ilmu Tafsir UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu.
Dengan fondasi cinta sebagai roh pendidikan, Kemenag berharap kampus-kampus Islam mampu melahirkan generasi yang tidak hanya unggul di ruang akademik, tetapi juga menjadi teladan dalam kemanusiaan dan penjagaan bumi. (her)