Program Pemerkayaan Kosakata Bahasa Indonesia di KBBI, Kemendikbudristek: Libatkan Masyarakat

INDOPOSCO.ID – Program pemerkayaan kosakata Bahasa Indonesia dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) termasuk ke dalam program prioritas Badan Bahasa di bidang literasi.
Pernyataan tersebut diungkapkan Kepala Pengembangan dan Pelindungan (Pusbanglin) Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Imam Budi Utomo dalam keterangan, Rabu (25/9/2024).
Menurut dia, pengembangan KBBI tersebut merupakan upaya untuk memastikan bahwa Bahasa Indonesia tetap menjadi media komunikasi, pendidikan, dan ekspresi budaya yang kuat.
Kekayaan Bahasa Indonesia, masih ujar dia, akan tetap terpelihara dan terus berkembang dengan menggabungkan kata-kata dan ungkapan baru yang muncul dari berbagai ranah kehidupan, termasuk teknologi, sains, dan budaya populer. Penambahan kosakata ini dapat berasal dari bahasa asing dan bahasa daerah.
Sejalan dengan program pemerkayaan tersebut, Kepala Pusbanglin mengajak
“Masyarakat untuk turut berkontribusi dalam pengusulan kosakata bahasa Indonesia di aplikasi KBBI Daring,” ungkapnya.
Ia menyebut, ada beberapa kriteria keberterimaan kosakata di KBBI, meliputi kosakata tersebut memiliki makna unik atau konsepnya belum ada di dalam bahasa Indonesia, eufonik atau enak didengar, sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, berkonotasi positif, dan kerap dipakai dalam komunikasi sehari-hari.
“Tidak semua kosakata bisa masuk dalam KBBI. Ada berbagai persyaratan, misalnya persyaratan konsepnya belum ada di dalam KBBI,” tuturnya.
Menurut Imam, Diseminasi Kamus Besar Bahasa Indonesia ini dapat menjadi wahana pembelajaran Bahasa Indonesia meskipun KBBI bukan kamus baku. Saat ini ada banyak sekali kosakata cakapan yang digunakan oleh generasi muda.
“Dengan merujuk KBBI, mereka akan dapat mengetahui penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai waktu dan tempatnya,” ujarnya.
“Kamus menjadi sumber daya pendidikan yang sangat berharga bagi siswa, pendidik, dan peneliti karena menyediakan referensi untuk memahami bahasa Indonesia yang terus berkembang,” imbuhnya. (nas)