Nasional

Kurikulum Merdeka Berkesinambungan dari PAUD hingga PT Layak Dilanjutkan

INDOPOSCO.ID – Kebijakan penerapan Kurikulum Merdeka diklaim terus mendapatkan respons positif dari masyarakat, khususnya orang tua siswa maupun pelajar. Sebab, pembelajarannya berkelanjutan dari tingkat pendidikan anak usia dini hingga perguruan tinggi (PT).

Pelaksanaan Kurikulum Merdeka terbatas mulai dilaksanakan pada tahun 2021 di Sekolah Penggerak di 111 kabupaten/kota se-Indonesia. Setahun kemudian, dimulai implementasi Kurikulum Merdeka untuk Jalur Mandiri.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim menjelaskan, kurikulum tersebut memudahkan guru melakukan pembelajaran terdiferensiasi, mengasah bakat dan minat, serta menumbuhkan karakter murid secara lebih menyeluruh.

“Dengan Kurikulum Merdeka juga untuk mengejar ketertinggalan pendidikan Indonesia dari negara-negara lain di dunia. Kurikulum merdeka merupakan transformasi pembelajaran yang penting untuk menghadapi situasi dunia yang terus berubah sesuai dengan perkembangan zaman,” kata Nadiem dalam keterangannya diterima, Kamis (25/7/2024).

Salah satu orang tua siswa, Nadhira Nuraini Afifa menilai, menganggap, Kurikulum Merdeka telah memberikan fondasi belajar kokoh sejak masa PAUD, salah satunya keleluasaan bermain.

Sehingga anak terbangun rasa cinta belajar, budi pekerti, sosial, kematangan kognitif dan emosi, serta perkembangan motoriknya. Bahkan ketika masuk ke SD, para orang tua tak perlu khawatir bila anaknya masih lemah dalam membaca.

“Saat mulai masuk SD, anak-anak belajar sesuai minat dan bakatnya karena setiap siswa punya karakteristik serta kelebihan masing-masing. Mulai SD sampai lulus SMA literasi dan numerasi diperkuat sebagai dasar membangun nalar pemikiran yang kritis,” ucap Nadhira.

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Arie Yudhi Setiawan berpendapat, perubahan positif kurikulum tersebut terlihat pada ditiadakannya penjurusan di SMA sehingga siswa bisa fokus pada bakat minatnya tanpa banyak hafalan yang dapat membuat lupa.

“Di setiap jenjang pendidikan, siswa akan menyelesaikan berbagai proyek penguatan profil Pelajar Pancasila. Saling berkolaborasi membuat proyek yang ditentukan oleh guru. Mirip kurikulum internasional tapi ada nilai-nilai Pancasilanya sebab ada proyek profil Pelajar Pancasila,” imbuh Arie. (dan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button