Bawa Rombongan MIKTA Temui Jokowi, Puan: Tak Ada Huru Hara Dinamika Politik

INDOPOSCO.ID – Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani menegaskan bahwa hubungannya dengan Presiden Jokowi baik-baik saja. Hal tersebut diutarakan Puan menjawab pertanyaan wartawan terkait dinamika politik adanya isu kekuatan istana dalam mendukung pasangan Prabowo – Gibran.
“Pertemuan tadi pagi saya bersama rombongan MIKTA (delegasi parlemen negara middle power-kekuatan menengah) dengan Pak Jokowi, nyaman tidak ada huru hara seperti yang ditanyakan,” kata Puan sambil tersenyum di sela acara pembukaan acara MIKTA Speaker’s Consultation ke-9 yang digelar di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Senin (20/11/2023).
Tak puas dengan jawaban Puan, wartawan pun bertanya perihal duduk bersebelahan dengan presiden Jokowi di Istana Negara, apakah tidak ada pembicaraan sedikit terkait Gibran.
“Saya Ketua DPR yang memimpin rombongan berada di samping Pak Jokowi. Sedangkan delegasi MIKTA berada di samping kiri kanan. Dan tak ada pembicaraan itu,” ucapnya.
“Dan andai ada, nanti pasti saya kabarkan, ” kilahnya menambahkan.
Sebelumnya, isu ketegangan antara PDIP dengan pihak Jokowi diduga adanya intervensi yang dilakukan oleh pihak Istana untuk menekan pihak lawan, khususnya pasangan Ganjar-Mahfud, yaitu dengan menurunkan pencopotan baliho pasangan nomor urut 3 itu di sejumlah daerah.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pun menyebut indikasi tekanan yang diterima PDIP dan Ganjar-Mahfud ini juga dimungkinkan dialami pasangan AMIN (Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar). Sehingga Hasto menjelaskan bahwa pihaknya sudah berkomunikasi dengan partai koalisi Perubahan.
“Oh, ya cukup banyak. Kan juga ada kan itu sama, kita menyepakati dengan AMIN juga, penggunaan suatu instrumen hukum, penggunaan instrumen kekuasaan. Dalam konteks ini kami juga membangun komunikasi dengan AMIN karena merasakan hal yang sama sehingga inilah yang kemudian kami luruskan supaya demokrasi berada pada koridornya, demokrasi berada pada rakyat yang mengambil keputusan bukan pada elite dan itu harus dibangun suatu narasi bagi masa depan,” kata Hasto kepada wartawan di Hotel Sari Pasific, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (18/11/2023).
Hasto menyinggung intervensi yang terjadi di Mahkamah Konstitusi (MK). “Ya tekanan ada, apalagi ini juga berkaitan ya. Kalau kita lihat MK saja bisa diintervensi, padahal lembaga yudikatif. Apalagi yang lain,” kata Hasto.
Hasto lalu mencontohkan tekanan yang muncul terhadap dirinya, kader PDIP Adian Napitupulu, hingga Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya. Dia mengatakan tekanan itu tak akan melonggarkan semangat juang Ganjar-Mahfud.
“Bahkan kita lihat kan sebelumnya Yunarto Wijaya, kemudian ada Saudara Ulin, kemudian Adian, saya. Jadi berbagai signal-signal itu sudah ada, tetapi bagi kami ketika politik itu digerakkan pada keyakinan untuk masa depan bangsa dan negara, dan berakar kuat pada sejarah bagaimana kekuasaan itu untuk rakyat, bagaimana reformasi itu memang untuk menggelorakan semangat antikolusi, nepotisme, dan korupsi. Ya ini menumbuhkan jati diri yang makin Kokoh. Sehingga tekanan-tekanan tidak akan melonggarkan suatu semangat juang, apalagi dengan spirit dari Mas Guntur Soekarnoputra dan kemudian kami bergerak,” ujarnya.
Hasto mengaku prihatin terhadap tekanan dari luar negeri yang menyebutkan kemunduran demokrasi Indonesia. Menurutnya, politik jujur dan adil tak bisa dibendung dengan berbagai intimidasi.
“Kita mendapatkan tekanan yang begitu kuat dari luar negeri karena Indonesia yang sebelumnya dipuji dengan track record demokrasi yang baik, tapi kemudian mundur ke belakang. Bahkan terjadi the darkness of Indonesian democracy. Ini yang kami sangat prihatin,” kata Hasto.
“Maka masih ada waktu untuk melakukan koreksi itu agar berbagai upaya-upaya, tekanan tidak terjadi dan ketika tekanan itu makin masif, yang terjadi adalah suatu counter action berupa gerakan rakyat. Dan gerakan rakyat ini dengan memasang baliho di rumah-rumah, tempat ini silakan dipasang baliho Pak Ganjar-Prof Mahfud. Ini menunjukkan esensi bagaikan apa yang disampaikan Pak Ganjar, air kebenaran, air politik jurdil ini tidak bisa dibendung dengan berbagai intimidasi,” ujarnya. (dil)