Nasional

Catat, Ini Syarat Utama Jadi Warisan Budaya Dunia

INDOPOSCO.ID – Sebuah budaya bisa diakui sebagai Warisan Dunia oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) yakni, memiliki Outstanding Universal Value (OUV) atau Nilai Universal Luar Biasa.

Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Itje Chodidjah, mengatakan, Outstanding Universal Value menjadi hal penting bagi sebuah properti bisa ditetapkan ke dalam Warisan Dunia.

Selain itu, memenuhi satu atau lebih dari Kriteria Nilai Universal Luar Biasa berdasarkan operational guide lines yang diterbitkan pada 2005.

“Pertama, mewakili mahakarya atau masterpiece jenius kreatif dari manusia. Itu syarat pertama harus dipenuhi ketika kita mengajukan properti untuk diajukan sebagai Warisan Dunia,” kata Itje dalam acara daring, Senin (31/1/2022).

Baca Juga: 2020 SM Global Audition Kwangya Kembali Digelar

Kedua, menunjukkan pertukaran penting nilai-nilai kemanusiaan. Misalnya memberikan kesaksian yang unik atau luar biasa untuk tradisi budaya atau peradaban.

“Menjadi contoh luar biasa dari segi bangunan, arsitektur, atau ensembel teknologi atau lansekap,” tutur Itje.

Secara keseluruhan ada 10 Kriteria Nilai Universal Luar Biasa Outstanding Universal Value yang bisa dipelajari dari laman resmi KNIU atau UNESCO.

“Jadi ketika sudah ada lebih dari dua kriteria itu terpenuhi, maka sebuah properti bisa diajukan menjadi Warisan Dunia. Itu yang disebut memiliki OUV,” tuturnya.

Sekretaris Ditjen Kebudayaan, Fitra Arda mengatakan, salah satu upaya pelindungan dan pelestarian budaya Indonesia adalah melalui penetapan Warisan Budaya.

Saat ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menetapkan 1.635 warisan budaya. “Ini sangat berkaitan dengan agenda tenaga ahli yang ada di kabupaten, kota, provinsi, dan tingkat nasional,” imbuh Fitra.

Indonesia telah berhasil mencatatkan 12 Warisan Budaya Takbenda Dunia UNESCO, yaitu Wayang (2008), Keris (2008), Batik (2009), Pendidikan dan Pelatihan Membatik (2009), Angklung (2010), Tari Saman (2011), Noken (2012), Tiga Genre Tari Bali (2015), Kapal Pinisi (2017), Tradisi Pencak Silat (2019), Pantun (2020), dan Gamelan (2021). (dan)

Back to top button