Nasional

Komunikasi Bisa Selesaikan Masalah KKB di Papua

INDOPOSCO.ID – Kasus kekerasan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua berdasarkan catatan Polda Papua selama tahun 2021 terjadi 92 kasus. Aksi itu terjadi di Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Puncak, dan Kabupaten Nduga.

Untuk menyelesaikan kasus KKB ini diperlukan komunikasi untuk menemukan titik kompromi dengan tetap berbasis pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Kalau berbicara dari segi kemiliteran saya tidak berani berkomentar. Karena bukan bidang saya. Tetapi dari segi komunikasi, saya berani berkomentar. Kasus KKB bisa diselesaikan dengan mengedepankan komunikasi untuk mencapai titik kompromi dengan tetap berbasiskan NKRI. Kasus Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Aceh bisa diselesaikan dengan pendekatan komunikasi. Namun, tentu apa yang diterapkan di Aceh tidak bisa secara serta merta diterapkan di Papua, karena kondisi dan konteks berbeda,” kata pakar komunikasi (komunikolog) dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Dr. Emrus Sihombing, kepada Indoposco.id, Jumat (31/12/2021).

Baca Juga : Tertembak, Pimpinan KKB Temianus Magayang Dirawat di RS Bhayangkara Jayapura

Menurut Emrus dengan mengedepankan komunikasi untuk mencapai kompromi tentu akan saling tukar ide dan gagasan.

“Karena bagaimanapun, orang-orang di Papua khususnya anggota KKB itu adalah saudara kita, tak terpisahkan dari NKRI. Komunikasi itu berbasis kepada NKRI dan persaudaraan sebangsa dan setanah air. Kita juta adalah sepenanggungan. Tidak berbeda satu dengan yang lain,” kata Emrus.

Emrus mengungkapkan, dalam berkomunikasi dengan KKM, ada basis yang tidak boleh bergeser yakni NKRI harga hidup.

Baca Juga : Ini Alasan KKB Membakar Gedung SMAN 1 Oksibil

“Saya tidak menyebutnya NKRI harga mati, tetapi NKRI harga hidup. Maknanya kita hidup bersama di bawah payung NKRI,” katanya.

Untuk diketahui, sebelumnya Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menyatakan ada 92 aksi kekerasan yang dilakukan KKB di Papua dalam kurun 2021. Sementara itu, ada 27 anggota KKB yang akhirnya kembali ke NKRI dan seluruhnya dari Kepulauan Yapen.

Mathius menyebutkan, dari 92 aksi teror KKB, terdapat korban jiwa maupun luka baik dari TNI, Polri, hingga masyarakat. Dia merinci anggota TNI yang gugur sebanyak 11 orang dan 19 orang luka, kemudian anggota Polri yang gugur sebanyak 4 orang dan luka-luka sebanyak 3 orang.

Selanjutnya, masyarakat yang tewas sebanyak 19 orang dan luka 11 orang. Sedangkan korban dari KKB sebanyak 12 orang.

Mathius menjelaskan Polda Papua telah melakukan 13 operasi kepolisian selama 2021. “Polda Papua telah melaksanakan 13 Operasi Kepolisian terpusat maupun kewilayahan di antaranya Operasi Amole I dan II 2021, Operasi Bina Kusuma 2021, Operasi Keselamatan Matoa, Operasi Nemangkawi, Operasi Deraku Cartenz, Operasi Patuh Cartenz, Operasi Hawa Cartenz, Operasi Aman Nusa I dan II, Operasi Ketupat, Operasi Zebra Cartenz dan Operasi Lilin Cartenz 2021,” ujarnya.

Mathius menyampaikan pihaknya terus bersinergi dengan para pemangku kebijakan di Papua dan tokoh untuk menciptakan kedamaian di Bumi Cenderawasih. Mathius menambahkan situasi Papua yang kondusif akan berdampak positif pada pembangunan yang bertujuan menyejahterakan warga.

“Untuk mewujudkan keamanan, Polda Papua juga terus meningkatkan sinergitas dan keterpaduan dengan stakeholders dan para tokoh, guna menciptakan sitkamtibmas (situasi keamanan dan ketertiban masyarakat) yang kondusif di wilayah hukum Polda Papua. Sehingga proses pembangunan bisa berlangsung dengan optimal dalam rangka meningkatkan kesejahteraan warga Papua,” ujarnya. (dam)

Back to top button