Nasional

Pemerintah Diminta Siapkan Skenario Evakuasi dan Relokasi Kawasan Pesisir Rentan

INDOPOSCO.ID – Dampak Perubahan Iklim semakin menampakkan resikonya yang dahsyat dengan pola anomali iklim, Perubahan cuaca ekstrem dan bencana ikim lainnya di banyak kawasan planet bumi dalam sepuluh tahun terakhir. Salah satu yang paling terasa adalah terjadi bencana banjir rob di beberapa kawasan pesisir Indonesia, seperti Jakarta dan Semarang juga beberapa kota lainnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKMG) mengeluarkan peringatan dini potensi banjir rob di 23 daerah pada 18-22 Desember 2021. Banjir rob tersebut sedikit banyak diakibatkan oleh Daratan es di Kawasan kutub Utara atau Benua Antartika kembali mengalami Longsoran dengan volume yang signifikan akibat mengalami pencairan.

Lapisan es utama Antartika kemungkinan besar akan pecah jauh lebih cepat dari perkiraan ilmuwan selama ini. Ini jadi temuan studi baru yang dirilis Science Advances pada Jumat (11/6/2021). Laporan penelitian yang dikutip NBC News menyebut, lapisan gletser di Pulau Pinus bisa runtuh lebih cepat karena perubahan iklim.

Baca Juga : Menkeu Serukan Pendanaan Berkelanjutan Atasi Perubahan Iklim

Menyikapi hak tersebut, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan Baktiar Najamudin mendorong pemerintah, baik pusat maupun daerah untuk aktif menyiapkan langkah-langkah mitigasi dan strategi protektif terhadap kawasan kota pesisir Indonesia yang memiliki jumlah populasi tinggi.

Perubahan Iklim tidak bisa kita bendung hentikan, permukaan air laut secara pasti terus meningkat. kita harus memiliki cara untuk bisa adaptif dan protektif dari dampak ektrem perubahan Iklim,” ungkap Sultan melalui keterangan resminya, Senin (20/12/2021).

Menurutnya, penting bagi pemerintah untuk menyiapkan langkah-langkah strategis dalam memproteksi Kawasan Pesisir, dengan pendekatan evakuasi dan relokasi masyarakat sekitar Kawasan rentan secara bertahap.

“Pemerintah melalui Bappenas dan kementerian terkait lainnya sudah saatnya mengembangkan skenario evakuasi dan relokasi masyarakat pesisir rentan ke kawasan pemukiman baru yang lebih ramah dan aman”, tegasnya.

Kita bisa merelokasi Ibukota negara, ujar mantan Wakil Gubernur Bengkulu itu, sudah seharusnya kita memikirkan nasib jutaan masyarakat pesisir di masa depan. Mereka berhak hidup secara baik dan nyaman di kawasan pemukiman yang aman dari bencana.

“Oleh karena itu, kami selalu mendorong pemerintah dan lembaga legislatif untuk segera menyiapkan RUU perubahan Iklim. Sehingga rencana strategis relokasi penduduk pesisir memiliki dasar hukum yang kuat,” tutupnya.

Dalam studi yang dipublikasikan Jurnal Nature Climate Change pada pertengahan 2012 silam, Rahmstorf bersama peneliti dari Universitas Wageningen Belanda memasukan faktor-faktor tambahan dari Arktik. Studi menunjukkan, dikatakan Rahmdorf, berapa besar kemungkinan dampak peningkatan suhu yang relatif kecil pada peningkatan permukaan air laut.

Para ilmuwan memperhitungkan, bahkan jika pemanasan global dapat ditekan sampai 2 derajat Celcius – yang dicanangkan masyarakat internasional – permukaan laut global pada tahun 2300 rata-rata meningkat 1,5 sampai 4 meter dibandingkan sekarang.

Perkembangan yang demikian akan membawa dampak yang menghancurkan bagi daerah pesisir dunia dan kota-kota besar yang terletak di sekitarnya.(arm)

Back to top button