Pengamat Ini Sebut Gestur Moeldoko dalam Jumpa Media Tak Rileks

INDOPOSCO.ID – Jenderal Purn. Moeldoko tampak reaktif dalam merespon tudingan beberapa pihak terhadap dirinya yang dituduh akan mengambil Partai Demokrat secara paksa melalui KLB. Dilihat dari gestur Moeldoko saat temu media, terlihat tidak rileks. Wajahnya tampak sangat serius, sehingga mengesankan tidak siap dalam memberi pernyataan pers.
Pernyataan diungkapkan Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga melalui gawai, Rabu (3/2/2021).
Ia mengatakan, Moeldoko juga terlihat tidak menatap kamera seperti lazimnya seseorang menyampaikan keterangan pers melalui media layar kaca. Ia lebih banyak menunduk, tanpa menatap ke arah kamera.
“Pada umumnya, orang seperti ini sedang menyembunyikan sesuatu. Tentu Moeldoko yang paling tahu apa sesungguhnya yang dipikirkannya saat temu media,” katanya.
Dalam temu media itu, menurut Jamiluddin, Moeldoko berulang menyebut dirinya jenderal dan menuding AHY jangan baper. Padahal AHY tidak pernah menyebut nama Moeldoko dalam kasus dugaan akan adanya kudeta terhadap Ketua Umum Partai Demokrat.
“Kalau dilihat pangkat yang pernah disandang, AHY yang terakhir berpangkat mayor tentu jauh dibanding Moeldoko yang jenderal bintang 4. Begitu juga bila dilihat dari senioritas,” ungkapnya.
Meski demikian, ujar Jamiluddin, dalam politik bukan berarti pangkat yang lebih tinggi dan senioritas akan selalu lebih baik dan terhormat. Seperti yang dikemukakan SBY, kalau tidak bisa menjadi the good jangan menjadi the ugly.
“Jadi, dari temu media itu memberi kesan Moeldoko tampak tidak siap menjawab sejumlah tudingan terhadap dirinya yang dilontarkan loyalis Partai Demokrat. Ada yang ditutupinya sehingga tampil tidak rileks dan berat menatap kamera,” terangnya.
Sebelumnya, dalam acara virtual Kepala Kantor Staf Presiden Jenderal purnawirawan TNI Moeldoko mengingatkan politisi partai Demokrat untuk tidak mengaitkan kekisruhan partainya kepada Presiden Jokowi.
“Jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini. Karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali, nggak tahu apa-apa dalam hal ini, dalam masalah ini, gitu ya. Jadi itu urusan saya, Moeldoko ini bukan selaku KSP, urusan Moeldoko, “demikian peringatan Moeldoko.
Terkait isu dugaan melengserkan putra SBY dari komando Partai Demokrat Moeldoko mengatakan, rumahnya terbuka untuk siapa saja. “Jadi ceritanya begini kawan-kawan sekalian, beberapa kali memang banyak tamu yang berdatangan ya, dan saya orang yang terbuka, saya mantan Panglima TNI tapi saya tidak memberi batas dengan siapa pun, apalagi di rumah ini terbuka 24 jam, siapa pun,” tuturnya.
“Secara bergelombang mereka datang berbondong-bondong ya kita terima. Konteksnya apa saya ya nggak ngerti. Tapi dari obrolan itu saya awali dari pertanian, karena saya suka pertanian. Berikutnya terkait situasi yang dia hadapi, ya gue dengerin aja, gitu. dengerin aja. Saya sih sebenernya prihatin melihat situasi itu, karena saya juga bagian yang mencintai Demokrat, gitu, “imbuhnya. (nas)