Wilayah Paling Parah Diterjang Banjir, Pemerintah Minta Waktu Tangani Bencana di Bekasi

INDOPOSCO.ID – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menyatakan, bahwa penanganan banjir di wilayah Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi membutuhkan waktu dan tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Mengingat wilayah itu paling parah dilanda banjir yang terjadi di Jabodetabek baru-baru ini.
“Jadi tentu saja penangan ini butuh waktu, dan tidak bisa sekejap kembali seperti semula,” kata Suharyanto dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (7/3/2025).
Ia memastikan, secara perlahan penanganan bencana yang dilakukan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat membuat wilayah Bekasi kembali kondusif pascabanjir.
“Tapi kita yakin, nanti semua bisa melihat dari jam ke jam, dari hari ke hari pasti kondisinya akan lebih baik,” ujar Suharyanto.
Banjir telah berangsur surut dan warga mulai membersihkan rumah dari sisa lumpur dan puing sampah. Aktifitas masyarakat belum sepenuhnya normal. Diketahui tinggi muka air di wilayah Bekasi mencapai 3 meter.
Berdasar data BPBD Kabupaten Bekasi pada, Rabu (5/3/2025) sebanyak 18 desa di 10 kecamatan terdampak banjir. Di antaranya Kecamatan Bojongmangu, Cikarang Utara, CIkarang Timur, Cikarang Pusat, Cibitung, Cibarusah, Serang Baru, Setu, Tambun Utara dan Tambun Selatan
Jumlah korban terdampak di sejumlah kecamatan itu sebanyak 13.704 KK atau 51.320 jiwa. Pemerintah Kabupaten Bekasi telah menetapkan status siaga bencana hidrometeorologi basah (banjir, longsor, curah hujan ekstrem, abrasi, angin kencang dan puting beliung) terhitung 21 Oktober 2024 hingga 31 Mei 2025.
Sementara di Kota Bekasi, banjir menggenangi 25 kelurahan di 12 kecamatan. Masyarakat terdampak sebanyak 18.738 KK (61.233 jiwa). Bahkan mengakibatkan 47 KK atau 360 jiwa dari Kecamatan Bekasi Utara sempat mengungsi sementara waktu ke musola Jumiatur Khair. (dan)