Tokoh Luar Jawa serta Dekat dengan NU dan Muhammadiyah, Yusril Berpotensi Dongkrak Suara Prabowo

INDOPOSCO.ID – Pengamat politik Lembaga Riset Publik (LRP), Muhammad Al-Fatih mengatakan, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra merupakan figur paling mumpuni untuk mendampingi bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto.
Al-Fatih menunjukkan banyaknya kemiripan Yusril dengan Sutan Sjahrir, Perdana Menteri pertama RI yang juga berasal dari tanah Sumatera.
“Keduanya sama-sama cerdas dan intelektual. Sjahrir adalah Ketua Partai Sosialis Indonesia (PSI), sedang Yusril Ketua Umum PBB. Kapasitas dan kemampuan pribadi kedua tokoh ini jauh lebih besar dibandingkan partai yang dipimpinnya,” ucapnya, dalam keterangannya, Kamis (5/10/2023).
Al-Fatih menunjuk sosoknya yang mewakili daerah-daerah luar Jawa menjadi kekuatan Yusril yang lain. Apalagi dalam kondisi terpinggirkannya kaum Melayu dalam kasus Rempang yang salah urus, mencuatnya Yusril adalah pengakuan terhadap kekuatan puak Melayu.
“Ia orang Melayu campuran Minangkabau yang lahir dan dibesarkan di Belitung. Ini penting sebagai simbol perekat persatuan dan kesatuan bangsa kita yang majemuk,” terangnya.
Apalagi dengan fakta secara kultural sosok Prabowo adalah seorang Jawa, kombinasi Prabowo-Yusril bisa diibaratkan Dwi-Tunggal Soekarno-Hatta: Jawa dan luar Jawa.
Dalam pandangan pengajar Pasca-Sarjana Ilmu Politik Universitas Nasional (Unas), Syafrizal Rambe menegaskan, berdasarkan catatan sejarah menunjukkan Yusril sangat piawai menata negara, membangun sistem kuat, dan menata birokrasi yang saat ini cenderung harus mengalami perbaikan serius. Lebih-lebih lagi, sosok Yusril juga punya serenceng kelebihan, yakni ia mewakili dan mampu menjadi ikon wakil Sumatera dan kalangan muslim modernis.
“Jadi, kalau tidak mau kita terjebak seolah meniadakan peran luar Jawa dalam pendirian dan Pembangunan negeri ini, Prof Yusril adalah figur yang paling kuat mewakili kekosongan representasi itu,” kata dia.
Syafrizal cenderung melihat saat ini seolah ada penguatan dalam wacana ‘Jawa Sentris’, yang menurutnya sebenarnya merupakan hal sensitif dalam pembangunan nasionalisme bangsa.
Sebelumnya, saat bersilaturahmi ke pimpinan Pondok Pesantren Langitan di Babat, Jawa Timur, Sekretaris Jenderal PBB Afriansyah Noor mengatakan, selain berpengalaman di pemerintahan, Yusril Ihza Mahendra, juga dikenal sangat dekat dengan dua organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan terbesar di Indonesia seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Yusril misalnya, pada tahun 1999 memberikan kesempatan kepada Abdurrahman Wahid yang merupakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) saat itu menjadi Presiden RI ke-4. Sikap Yusril tersebut banyak diapresiasi para kiai di Jawa Timur seperti KH Ubaidillah Faqih.
Dengan Muhammadiyah, Afriansyah mengatakan, mantan Menteri Sekretaris Negara dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tersebut pernah menjadi dosen di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Yusril juga pernah menjadi pengurus Muhammadiyah dan memiliki hubungan baik dengan tokoh-tokoh Muhammadiyah.
Hubungan Yusril dengan mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Ahmad Syafi’i Ma’arif dikenal sangat dekat. Bahkan, Syafi’i Ma’arif yang akrab disapa Buya Syafi’i merupakan salah satu penguji sidang doktoral Yusril yang membahas mengenai Partai Masyumi.(ibs)